Dudi Ridwandi

Asli Kota Pekalongan, seorang tenaga kependidikan di Kota Pekalongan, yang meniti asa menjadi seorang penulis dan menjadi Dosen...

Selengkapnya
Navigasi Web

"Saya Orang Jawa, bukan Orang Islam"

Tiba-tiba saya terhenti oleh langkah kaki seorang lelaki, tua renta dan kelihatan kusut. Ternyata beliau pribumi asli daerah istri saya. Beliau seorang yang memegang budaya Jawa atau istilahnya Njawani.

Beliau singgah di kediamanku dan lama berbincang-bincang tentang seberapa besar jasa orang Jawa untuk Indonesia. Beliau berkata " Jawa sudah mempunyai peradaban yang besar sejak dahulu. Tradisi dan adat istiadat bermacam-macam, tetapi banyak yang hilang dan bergeser dengan adanya budaya Arab (Islam) masuk ke Nusantara ini.

Tak sedikit yang bilang bahwa budaya Jawa akan semakin sedikit bahkan habis oleh masuknya budaya Arab (Islam) dan budaya Barat. Sebagai orang Jawa kita harus jaga budaya dan adat istiadat ini. Dikhawatirkan generasi penerus Jawa akan habis dan besok kelak tinggal kenangan saja bahkan akan di klaim oleh negara lain ".

Terus saya bertanya " Dhe, lha njenengan kui wong Islam opo dudu ?" (Kek, kakek itu orang Islam apa bukan?). Beliau menjawab "Aku wong Jowo, dudu wong Islam". (Saya orang Jawa, bukan orang Islam). Itulah sepenggal cerita dari sedikit orang yang njawani dan merasa budayanya akan hilang. Dari kisah itu marilah kita korelasikan dengan cerita dakwah para wali yang pernah juga berjuang demi agama dan negara (kerajaan) kita.

DAKWAH PARA WALI

Menurut ulama, dakwah para wali itu sangat adil dan bijaksana. Adil dan bijaksana dalam arti bahwa walisongo tidak menggeser seluruh khazanah tradisi lokal. Tetapi ada yang dibiarkan berkembang, dan ada pula yang dimasuki nilai-nilai Islam. Pertama, Dari pihak walisongo juga menerima tradisi Jawa sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat para wali. Kesempatan inilah dimanfaatkan para wali untuk sedikit demi sedikit berdakwah kepada masyarakat Jawa.

Kedua, toleran. Kontekstualitas Islam pada gilirannya menyadarkan bahwa penafsiran Islam yang beragam bukan hal yang menyimpang ketika kerja ijtihat dilakukan dengan bertanggung jawab, dengan demikian, sikap ini akan melahirkan sikap toleran terhadap berbagai perbedaan tafsir Islam.

Lebih jauh lagi, kesadaran akan realitas konteks keIndonesiaan yang plural menuntut pula pengakuannya yang tulus bagi kesederajatan agama-agama dan segala konsekuensinya. Semangat keberagaman inilah yang menjadi pilar lahirnya Indonesia.

Ketiga, menghargai tradisi, ketika menyadari bahwa Islam pada zaman Nabi pun dibangun diatas tradisi atau kebudayaan lama Arab yang baik, hal ini menjadi bukti bahwa Islam tidak selamanya memusuhi tradisi lokal. Jadi tradisi itu tidak dimusuhi, tetapi justru menjadi sarana vitalisasi nilai-nilai Islam, karena nilai-nilai Islam perlu kerangka yang akrab dengan kehidupan pemeluknya.

JAWA DAN ISLAM MENURUT EMHA AINUN NAJIB

Pada dasarnya Jawa ketemu Islam itu akan merupakan kekuatan yang tak bisa dikalahkan. Di situ, orang Islam tak mau dijajah dan tak akan menjajah siapapun.

Jika mereka memimpin, mereka memimpin dengan pengayoman dan keadilan. Jawa dan Islam itu bagai "tumbu ketemu tutup" mereka mengerti bahwa menjadi orang Jawa atau orang itu merupakan syariat atau perintah Allah.

Sebagaimana rumput menjadi rumput adalah takdir Allah. Jawa, Indonesia, atau NKRI adalah wilayah kekhalifahan mereka. Oleh karena itu, Cak Nun berpesan agar tanah air di wilayah mereka benar-benar dijaga jangan sampai dijajah siapa-siapa.

Kita tarik kesimpulan di atas bahwa:

Masih banyak orang yang memegang erat budaya Jawa yang merasa tergeser dengan masuknya budaya Arab maupun Barat Bahwa orang yang beragama Islam dan merupakan orang Jawa, itu banyak yang melupakan jati dirinya, yaitu sebagai orang Jawa bahkan dengan budaya Jawa sendiri tidak mengakui dan mencemoohdengan dalih syirik. Jawa itu suku atau bangsa bukan agama, sedang Islam itu merupakan agama. Jadi, mungkin saja beliau (Kakek di atas)ditanya benar jawabnya yaitu dia orang Jawa bukan orang Islam. Tetapi kalau ditanya agamanya ya tentu Islam.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post