Kampungku sayang kampungku hilang...
Aku lahir di kampung perbatasan Kabupaten Bandung barat dan Cimahi. Cilimus kampung yang indah diantara gunung aki dan gunung kunci. Sejak kecil kulihat lembah dan gunung yang hijau, juga hamparan sawah. Tak kusangka kampungku hilang tertutup tanah longsoran TPA Leuwigajah. Kutahu TPA lewigajah dulu adalah taman kecil dengan kolam dan patung gajah. Jika kita berdiri di atas Taman gajah pemandangan indah pegunungan dan sawah .
Nenekku bilang ketika aku berjalan-jalan pulamg dari adiknya nenek terasiring tembok dibangun di lembah gunung. Janjinya pemerintah akan menanam teh. Ternyata dibohongin oleh pembeli tanah. Hanya kebun dan sawah kakek yang tidak dijual ke pemerintah. Akhitnya sawah kebun kakek tertutup longsoran. Nenek berkeinginan jika meninggal tidak ingin dikubur di gunung sebelah gunung pembuangan sampah. Kata nenek takut tertutup longsoran sampah. Ternyata semua jadi kenyataan , kakek tidak memenuhi keinginan kakek, yang pada akhitnya kuburan keluarga hilang bersamaan kampung kami
TPA Leuwigajah menampung sampah dari Bandung dan sekitarnya. Amat disayangkan pemandangan yang indah harus tertutup. Hilang bersama korban longsor ratusan orang termasuk saudara kami 22 orang tiada. Dari sepupu, paman, bibi, dan cucu. Laporanku kepada Preside Soeharto ternyata tidak direxpon. MeslKipun suratku ditanggapi Gubernur Jawa Barat dan Amdal. Upaya mereka hanya meneliti kualitas air dan lain-lain. Meskipun ayahku meminta kepada Pak Dada Rosadavuntuk mengevakuasi kampung kami.Tapi semua tidak berhasi. Masyarakat terbagi dua yang menentang pindah , mereka jika pindah, maka pindah juga mata pencaharian mereka. Mereaka belum siap untuk pindh dievakusi.sebagian siap dipindahkan.sebagian menolak.
Kampungku indah berubah menjadi kampung sepi penuh mistis. Rumah kosong dan kuburan masal yang bolong dipindahkan. Khawatir jika tidak dipindahkan akan terkena longsor lagi. Jangan ada lagi korban manusia karena sampah. Uang ganti rugi tidak akan mengganti nyawa yang hilang. Kenangan, mata pencaharian petani telang hilang. Sisa penduduk yang masih hidup haris mencari lahan baru unyuk jadi tempat tinggal. Trauma yang trrsisa yang menyesakkan dada tidak mudah jadi penyembuh kami yang kehilangam.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar