Penerapan Model Problem Based Learning
Latar Belakang
Penulisan best practice ini berdasarkan pengalaman yang dialami penulis saat melaksanakan kegiatan pembelajaran di SDN Sowanlor Jepara. Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini adalah
Model pembelajaran ceramah (memberi contoh soal kemudian latihan soal Siswa tidak termotivasi dan tidak ingat rumus) dan Media pembelajaran belum ada (media konkret)Ketiga poin di atas merupakan latar belakang masalah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar dan kesulitan siswa dalam materi volume balok di SDN 1 Sowanlor, Kedung Jepara dengan penjelasan sebagai berikut:
Mata pelajaran matematika sering kali dianggap sebagai pelajaran yang membingungkan bahkan sulit. Anggapan itu ada dari pengalaman siswa terdahulu. Guru memberikan materi matematika dengan memberi contoh soal di papan tulis kemudian memberikan latihan soal.
Rumus dari materi langsung dituliskan di papan tulis dan siswa tidak mengerti maksud rumus yang dituliskan. Inilah yang menjadikan siswa kebingungan memahami konsep. Kurangnya pemahaman konsep volume balok mengakibatkan rumus matematika sering lupa dan bingung dihadapkan permasalahan. Siswa yang tidak paham hanya diam (ada juga yang mengobrol dengan temannya) dan tidak berani bertanya lebih lanjut. Ditambah lagi belum memanfaatkan media yang mampu mengkonkritkan materi dan menarik perhatian siswa.
Alternatif solusi yang diberikan penulis adalah Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Penerapanmen model Problem Based Learning diharapkan dapat melatih siswa untuk berfikir kreatif, kritis dan logis.
Penerapan model Problem Based Learning bukan hanya sekedar memberikan latihan soal setelah contoh-contoh soal disajikan, tetapi siswa dihadapkan dengan permasalahan yang memungkinkan rasa keingintahuan untuk melakukan penyelidikan sehingga dapat menemukan sendiri jawabannya, dan mengemukakan hasilnya pada orang lain.
Praktik ini penting untuk dibagikan dikarenakan banyak guru yang mengalami permasalahan yang sama seperti penulis, sehingga praktik ini bisa memberikan pengaruh positif pada rekan guru yang lain, dapat menjadi salah satu referensi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas. Dan praktik ini dapat memberikan motivasi, agar kedepannya dapat dilakukan secara berkelanjutan dalam upaya untuk meningkatan kualitas diri sebagai guru profesional serta memperbaiki kegiatan pembelajaran.
Peran dan tanggung jawab dalam praktik ini adalah sebagai seorang guru kita berkewajiban menciptakan pembelajaran yang efektif, menarik dan menyenangkan bagi siswa. Guru harus bisa menerapkan model, metode dan media yang tepat yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Dengan penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat, maka tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai yang diharapkan. Melihat tujuan pembelajaran yang dicapai, model pembelajaran Problem Based Learning tepat digunakan dalam pembelajaran matematika materi volume balok. Siswa diberikan permasalahan untuk dipecahkan dan guru membimbing-memonitoring siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Tantangan yang saya hadapi dalam mencapai tujuan adalah pertama, merancang rencana pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Kedua, persiapan perangkat media pembelajaran yang berbasis IT, dengan berbagai kemungkinan kendala teknis yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Dalam menyiapkan media pembelajaran berbasis IT agar TPACK tampak saat pembelajaran. Ketiga, penggunaan dan pemanfaatan secara maksimal media benda konkret kubus satuan saat pembelajaran berlangsung sehingga minat dan motivasi siswa muncul untuk memecahkan masalah. Keempat, pengimplementasian model pembelajaran Problem Based Learning yang dilaksanakan dengan lima sintaksnya.
Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah kepala sekolah, guru kelas sebagai fasilitator, siswa, rekan guru, orang tua dan pemangku kebijakan di sekolah.
Langkah yang saya gunakan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah pertama menyiapkan perangkat pembelajaran dengan baik sehingga proses pembelajaran berjalan dengan maksimal dan tujuan pembelajaran tercapai. Langkah kedua adalah menyiapkan media konkret kubus satuan dan media pembelajaran berbasis IT (video).
Pengimplementasian model Problem Based Learning menggunakan lima fase. Fase pertama yaitu orientasi siswa pada masalah. Saya membentuk kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 4-5 yang heterogen. Selanjutnya diberikan LKPD yang berisi masalah untuk untuk dibaca terlebih dahulu sebelum dipecahkan secara kolaboratif.
Fase kedua yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada fase ini saya memberikan media konkret kubus satuan untuk memudahkan siswa dalam memecahkan masalah yang ada. Dan mengkondisikan siswa untuk diskusi dan belajar bersama kelompoknya.
Fase ketiga adalah membimbing penyelidikan. Saya berkeliling ke setiap kelompok untuk membimbing dan memberikan motivasi ketika ada yang mengalami kesulitan. Memancing siswa dan meluruskan kebingungan dan kesalahpahaman siswa. Meminta siswa mengecek kembali hasil pemecahan masalah.
Fase keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada fase keempat siswa mengembangkang dari pemecahan masalah yang telah dipecahkan tadi dan mengingatkan untuk mengingat rumus volume balok. Siswa juga mempresentasikan secara bergantian dari hasil analisis dan diskusi kelompok.
Fase kelima adalah menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Setelah siswa melakukan presentasi, saya memberikan penguatan dan umpan balik. Penguatan saya berikan video mengenai volume balok. Penguatan berupa videon ini saya berikan untuk meyakinkan dan memberikan satu pemahaman mengenai rumus volume balok dan cara mencarinya. Dalam pelaksanaan langkah pembelajaran tersebut saya melibatkan berbagai pihak yaitu kepala sekolah, rekan sejawat, dan siswa.
Dampak penggunaan model Problem Based Learning materi volume balok adalah pertama siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Dengan berkelompok dalam pembelajaran, siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Kedua media konkret kubus satuan membuat siswa tertarik untuk melakukan kegiatan dan bisa memecahkan masalah yang telah disediakan. Siswa antusias menggunakan kubus satuan untuk mencoba berbagai cara agar bisa menemukan pemecahan masalah. Tentunya ini menjadi nilai tambah tersendiri ketika bisa mewujudkan pembelajaran yang sesuai tujuan dengan maksimal. Ketiga, penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning membuat siswa lebih tertantang mengikuti pembelajaran dan belajar berfikir kritis menganalisis permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.
Berdasarkan hasil refleksi dan hasil observasi, penerapan model pembelajaran Problem Based Learning sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran dengan materi volume balok. Hasil belajar peserta didik, penilaian sikap, dan penilaian keterampilan peserta didik meningkat dan hasilnya rata-rata di atas KKM.
Dalam proses pembelajaran berlangsung, penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning mendapatkan respon positif dari siswa, teman sejawat, kepala sekolah diantaranya sebagai berikut:
1. Dari siswa adalah siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran. Merasa senang dan tertantang untuk memecahkan masalah. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning menunjukkan antusias dikarenakan sebelumnya guru hanya menjelaskan contoh soal beserta rumus jadi matematika kemudian mengerjakan soal, guru tidak menggunakan media benda konkret dalam materi matematika khususnya volume balok.
2. Dari rekan sejawat dan kepala sekolah adalah secara keseluruhan sudah dapat menarik perhatian dan antusias siswa, mengkondisikan kelas sangat baik, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan hasil belajar peserta didik meningkat.
Faktor keberhasilan ditentukan oleh maksimalnya menerapan model pembelajaran Problem Based Learning, media benda konkret kubus satuan yang dimanfaatkan dengan sangat baik, dan penguasaan guru terhadap materi.
Pembelajaran yang bisa diambil dari proses kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan adalah penerapan model Problem Based Learning perlu memunculkan permasalahan yang relevan dan sesuai keadaan. Media yang digunakan harus mendukung dan dimanfaatkan dengan maksimal sehingga tujuan pembelajaran tercapai sesuai yang direncanakan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya keren
Luaaarr biasa bu guru. Lanjutkan, mari kita ciptakan pembelajaran di kelas dengan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan inovatif
Semangat untuk semua guru Indonesia..!