Dwi Apura Meity

Guru Bahasa Inggris SMP di Bengkulu. Aktif juga menulis blog di www.dwiapurameity.com dan www.katapura.com. Tergabung dalam Komunitas Blogger Bengkulu, Relawan ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Paku untuk Guru

"Eh, itu yang di sudut belakang. Coba diulang apa yang saya jelaskan tadi?"

Murid laki-laki bernama Agus itu gelagapan. Tidak tahu karena tidak menyimak penjelasan gurunya.

"Nah, kan tidak tahu? Ayo diperhatikan gurunya kalau sedang berbicara." Tukas Miss Nany, guru baru di sekolah menengah pertama itu

Agus terdiam. Malu. Apalagi dilihatnya berpasang-pasang mata menatap padanya.

Pulang sekolah Agus buru-buru menyambar tasnya keluar kelas. Kemudian pergi ke parkiran mobil. Diambilnya sebuah paku dari dalam kantung baju yang ia temukan di kantin saat istirahat tadi, lalu ditancapkannya ke salah satu ban mobil yang terparkir.

Tak lama kemudian Miss Nany guru Bahasa Inggrisnya menuju parkiran mobil. Dilihatnya ban mobil yang sedikit kempes dan ada paku yang menancap! Ia tampak kebingungan. Kemudian beberapa anak mengerumuninya. Ia mengangguk-angguk. Kemudian pergi mengendarai mobilnya seperti biasa.

Agus tampak kesal melihatnya. Bagaimana mungkin mobil itu tetap bisa jalan meskipun bannya sudah ditusuk paku? Tapi sudahlah, toh rasa malunya saat di kelas tadi akhirnya terbalaskan.

Keesokan harinya Miss Nany masuk kelas seperti biasa. Mengajar dengan jauh lebih ramah. Terlebih pada Agus. Miss Nany tampak lebih memperhatikannya. Membalas beberapa candaan sesekali. Tanpa marah ataupun menyelidiki siapa yang berani menancapkan paku di ban mobilnya.

***

"Miss, aku minta maaf ya. Dulu yang mengempiskan ban mobil Miss, aku." Ucap Agus tulus.

Miss Nany tersenyum. "Saya sudah tau, kok. Ada yang memberi tahu saya."

"Miss tidak marah?"

Miss Nany menggelengkan kepalanya. "Lagipula kamu tahu itu perbuatan yang salah dan kamu berani meminta maaf mengakuinya. Itu sudah cukup buat Miss."

"Habisnya aku kesal karena Miss menegur aku saat di kelas. Aku malu."

"Iya, Miss juga minta maaf ya?" Miss Nany menepuk pundak Agus.

Agus mengangguk, tersenyum.

"Belajar yang baik nanti di SMA. Miss yakin kamu bisa jadi orang baik yang jujur saat bekerja nanti. Semangat ya!"

Agus mencium tangan gurunya itu dengan takzim.

"Terima kasih, Miss."

Agus berlalu menyalami satu persatu guru di sekolahnya.

Ya, hari ini perpisahan sekolah. Hari dimana Agus belajar kalau mengakui kesalahan tidak selalu berdampak buruk. Ia juga tahu, keburukan tidak harus dibalas dengan keburukan pula.

Ditatapnya satu persatu wajah guru-gurunya. Ia berjanji nanti sesekali akan kembali ke sekolah sebagai orang yang sukses sesuai dengan doa semua gurunya.

***

Miss Nany tersenyum memandang Agus. Ada harapan baik untuk anak didiknya itu. Masih terngiang ucapan teman-teman Agus saat pertama kali ia menemukan ban mobilnya tertusuk paku.

"Iya, Miss. Agus orangnya memang seperti itu. Setiap ditegur guru, ban kendaraan gurunya pasti dikempesin. Habis itu besoknya dia dijemur di lapangan."

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Miss Nany, emang keren...

13 Mar
Balas

Sekeren yang komen

17 Mar

Eh, mobil Miss Nany warna merah bukan?

13 Mar
Balas

Dulu abu-abu

17 Mar



search

New Post