Dwi Arsih

'Berusaha menggapai kebahagiaan dunia dan akherat' Allahu Akbar.........

Selengkapnya
Navigasi Web
Haruskah Selalu dengan Reward?

Haruskah Selalu dengan Reward?

Reward yang saya maksud disini adalah penghargaan atau hadiah. Si Kecil selalu bersemangat melakukan sesuatu jika akan diberi reward. Faforit Si Kecil pada umumnya adalah es krim.

Tak beda dengan Si Kecilku Husna, dulu dia baru mau makan asal nanti dibelikan es krim. Dengan agak terpaksa aku turuti saja, dari pada tidak makan. Itu terjadi sampai berapa lama, entahlah, tak bisa terhitung. Sampai suatu saat berhenti setelah dia demam, batuk, pilek dalam waktu beberapa hari.

Haruskah dia sadar setelah sakit? Ha...ha....aku tidak tahu itu.

Sebagai Ibu yg bekerja 5 hari full, berangkat sebelum pukul 7 dan ketemu lagi dengan Si Kecil sekitar pukul 16, bahkan kadang harus berangkat sebelum pukul 6 jika ada jadwal mengajar jam tambahan, tentu tidak mudah. Sedikit waktuku untuk Si Kecil. Sering muncul perasaan bersalah, tak jarang aku pergi dalam keadaan dia merengek, menangis belum siap ditinggal. Belum lagi kalo dia sedang sakit, tentu saja tidak bisa tenang sepanjang hari itu. Seolah pengen memutar waktu, segera sore, segera finger sore dan meluncur pulang....segera bertemu dengan Si Kecil......

Reward.....reward....dan reward....adalah cara mudahku meminta dia melakukan sesuatu....Reward mendapat sepeda mini, saat dia selesai menghapal Surat An Naba, mendapat jam tangan setelah dia hapal Surat An Naziat.

Beberapa pekan lalu dia sakit, tidak main2, dia diare....beberapa kali dia BAB malam itu, cair, berlendir, bahkan ada darahnya. Aku panik luar biasa malam itu. Walaupun dia bungsu, anak keempat, tapi tetap saja aku dan suami panik kalau Si Kecil diare, apalagi separah itu. Sementara obat di rumah hanya ada parasetamol penurun panas, tidak ada obat diare. Pukul 1 Malam kami ke klinik dokter Pipih, sekitar 1 km dari rumah. Alhamdulillah sekarang sudah sehat.

Masalahnya apa penyebab dia diare. Kupikir-pikir, bisa jadi ini gara-gara reward yang kami berikan. Reward setelah dia hapal Surat Abasa adalah durian. Durian ukuran sedang, dia makan sendiri. Tiga kakaknya study di Jogja , Si Kecil seperti anak tunggal. Iya begitulah, sejak itu kami jadi mikir-mikir dulu, pantaskah reward yang kita diberikan?

Sebagai orang tua, kita boleh memberikan reward untuk memotivasi anak, namun hendaknya yang bermanfaat, yang mendidik, dan tentu saja yang tidak membuat dia jadi sakit....he....he...

Demikian Bapak, Ibu, sebagai orang tua, semoga kita mampu mendidik dan mengantarkan anak-anak kita menuju cita-citanya,. Cita-cita tertinggi meraih kebahagiaan di dunia dan di akherat.

Aamiin.....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah sangat informatif dan inspiratif. Sebagai orangtua memang berupaya berbagai macam cara supaya anak melakukan hal positif. Rewed sangat positif sebagai pemotivasi, akan tetapi memang harus diwaspadi efeknya. Jika. Efeknya berdampak pada kesehatan anak, harus distop dan diganti dengam rewed yang lain, tentunya yang lebih bermanfaat. Salam kenal dan salam literasi. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah

07 Mar
Balas

Aamiin

07 Mar



search

New Post