Dwi Kartini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

5 Menit saja ...

Biasanya saat ingin menulis di gurusiana. Saya lebih serius. Duduk di depan laptop. Menuangkan ide ide dalam tulisan. Tetapi kali ini berbeda. Saya menulis seusai sholat subuh - dan langsung menulis dari smartphone.

Sebetulnya ada perasaan gelisah, makanya ingin mengeluarkannya di gurusiana.

Begini ceritanya, (coba mengikuti gaya tulisan Pak Pemred - walaupun pasti jauhhhh. Hihihi). Sudah beberapa hari ini temanku murung sekali. Aku suka menggodanya, "Sudah lupain dia". Dia tidak bergeming. Dia hanya meneteskan air mata. loch kok jadi begini, saya jadi tidak enak hati, cepat cepat minta maaf dan menawarkan bantuan.

Dia akhirnya mau bercerita. Bercerita tentang masalah di rumah tangganya. Saya kurang suka mendengarnya, tapi karena berniat ingin membantu. Saya dengarkan dia dengan penuh minat.

Dia mengatakan akan berpisah dengan suaminya, sontak saya kaget. Bagaimana mungkin, dia terlihat mempunyai keluarga yang bahagia. Suami yang sempurna dan anak anak yang lucu, keadaan ekonomi yang mapan.

Ia mengaku sudah lama hubungan keluarganya tidak sehat, mereka dalam satu rumah namun hanya berpura pura bahagia di depan anak anak mereka dan keluarga besarnya. Mereka tidak menjalankan peran sebagai suami istri, hanya di depan keluarga besar dan anak anaknya, mereka terlihat mesra dan tampil sebagai orang tua yang hebat.

Ia menceritakan lagi,bahwa dirinya terkena kanker payudara stadium 3. Ia harus bolak balik ke dokter. Ia tidak pernah mengeluhkan apapun. Dia berjuang sendirian. tidak ada orang lain yang tahu. Mendengar itu semua saya meneteskan air mata, tetapi cepat cepat disapu. Sebelum melanjutkan ceritanya, ia menghela nafas panjang. Pandangannya kosong. Terlihat banyak ketakutan yang ia rasakan. Saat itu saya betul betul tidak tahu apa yang harus dilakukan. hanya bisa memeluknya mencoba meringankan bebannya. Ia menangis terisak.

Perempuan tangguh itu temanku. Aku hanya mulai menyesali, aku temannya tetapi tidak betul betul memperhatikannya. Padahal ia begitu butuh seorang teman. Aku terlalu sibuk memikirkan diri sendiri, pekerjaan yang tidak habis habisnya atau masalahku sendiri. Padahal obrolan kecil akan membuat dia bahagia. Waktu 5 menit tidaklah banyak...disitu aku hanya Menghuleng dan ingin mewekkkk.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

5 menit yang sangat efektif. tulisannya keren. walaupun endingnya terkesan memaksa. Bisa dilanjut lagi tuh. Dahsyat deh pokoknya

11 Jul
Balas

5 Menit yang memberi manfaat ya bu Dwi.

11 Jul
Balas

5 Menit itu sebentar, ga banyakkk kan yachh. Tapi kdg begitu pelit berbagi... (Renungan) Saya juga ingin seperti Pak Yuda yang selalu meluangkan waktu untuk komen. Krennnn Pak Yuda...

11 Jul

Iya... Setelah dibaca ulang eee masih ada kata saya dan aku. Hadechhhh. Baik Suhu, saya akan belajar lagi. Sekarang waktunya gegeroh ( cuci piring, masak dll) .

11 Jul
Balas

5 menit yang luar biasa ya bu..

11 Jul
Balas

Big hug relieves. Menyentuh banget, Bu.

11 Jul
Balas

Dengan 5 menit, membuat dia semangattttt. Membuat dia hidup. Sungguh menyenangkan...

11 Jul

Aku juga dong Bu Dwi. Curhat lima menit aja. Bolehkah? Haha.

11 Jul
Balas

Aku salah jurusan, mestinya jadi Psikolog

11 Jul

Mulai dari Langkah kecil.Sebagai awal untuk melesat. Salam.

11 Jul
Balas

Salam Pak Wiyono.Pak Wiyono tuch saking Wonosari toch?

11 Jul

oye.. monggo pinarak, ...

11 Jul

Owalahhh, Sik sedulur Podo Podo podo wong Wonosari. Hihihi. Salam gaplek dong yaaa.

11 Jul

Sip. Salam ...Kembali. "GunKid Ini musim Rasul lho". Sekarang po di Bandung bu.

11 Jul

Saya lahir dan besar di Bandung. Dulu waktu belum nikah, saya sering ke sana. Tempat dan orang orang yang selalu membuat saya bahagia. Bisa tidur dalam pelukan siMbah sambil mendengarkan dongeng. Itu sesuatu bgt...tambah kangennnn. Kok jadi Baperr. #Tutupmuka

11 Jul

Tapi Bukan Bandung Playen ,to ? Selamat menjalani hidup di Kota Kembang. Ehm.. Gunkid memang unik dan membawa kenangan tersendiri. Yha monggo sempatkan tengok sanak kerabat. Salam sukses slalu.

11 Jul



search

New Post