ES KRIM PELANGI
Es Krim Pelangi
(Tantangan hari ke-2)
“Es...! Es kriim!” teriak Faqih suatu ketika saat memanggil penjual es krim yang lewat di depan rumahnya.
“Es krim, beli!” sekali lagi Faqih berteriak memanggil penjual es krim itu karena belum berhenti juga.
Sebenarnya, Bang Didi, si penjual es krim tersebut mendengar ketika Faqih memanggilnya, Namun, dia bingung sebab orang yang memanggil tidak kelihatan. Rupanya Faqih memanggilnya dari dalam rumah. Pada hal Bunda Faqih selalu mengingatkan, jika ingin membeli sesuatu dari pedagang keliling jangan berteriak dari dalam rumah. Namun, hal tersebut masih tetap dilakukan juga.
Faqih memang gemar sekali makan es krim. Apalagi es krim Bang Didi. Selain rasanya yang lembut dan enak, penampilannya juga menarik, warna-warni seperti pelangi. Sehingga anak-anak banyak yang menyukainya. Makanya, ketika Bang Didi lewat, meskipun Faqih berada di dalam rumah tetap saja dipanggilnya. Seolah-olah ia lupa akan pesan Bundanya. Dia tidak memikirkan apakah Bunda punya uang atau tidak, yang penting ia bisa merasakan es krim pelangi yang lezat tersebut.
Faqih memang berbeda dengan kedua kakaknya, Farah dan Farhan. Demikian kata Bunda Faqih suatu ketika. Farah dan Farhan adalah anak-anak yang selalu menurut nasehat orang tuanya. Mereka sudah memahami keadaan orang tuanya yang hidup sederhana. Sedangkan Faqih, bocah yang baru duduk di TK tersebut, agak sulit memberi pengertian padanya. Kemauannya selalu minta dituruti. Dengan kakak-kakaknya pun sulit untuk berbagi. Apa karena dia anak paling kecil. Cerita Bunda Faqih.
Siang itu cuaca tidak begitu panas. Beberapa saat yang lalu baru saja turun hujan. Di tanah masih ada sisa genangan air. Daun-daun kelihatan menghijau subur. Di langit tampak sekumpulan awan putih bergerak perlahan ke utara. Angin betiup sepoi-sepoi. Udara terasa sejuk ditambah lagi banyaknya pepohonan yang rindang. Di sebuah lapangan yang tidak jauh dari rumah Faqih, tampak anak-anak asyik bermain. Mereka ada yang bermain bola, bermain kejar-kejaran, dan berbagai permainan berkelompok lainnya. Tak ketinggalan juga Faqih.
Tiba-tiba seorang anak berteriak sambil menunjuk,“hei...ada pelangi!”
Sejenak anak-anak menghentikan permainannya. Semua berpaling ke arah yang ditunjuk anak tersebut. Ternyata benar, di langit sebelah barat daya terlihat lengkungan warna pelangi yang begitu indah. Anak-anak pun asyik melihat dan membicarakannya. Mereka kelihatan gembira.
Sedang asyiknya mereka menikmati warna pelangi, lewat lah Bang Didi, si penjual es krim. Anak-anak pun berlarian untuk membelinya. Ada yang langsung membeli. Ada juga yang pulang untuk minta uang pada orang tuanya. Demikian juga dengan Faqih, sang penggemar es krim tersebut. Ia pun berlari pulang.
“Bunda...beli es krim!” teriak Faqih dari luar. Ia takut Bang Didi segera pergi.
Bunda Faqih yang baru selesai menyeterika terkejut mendengar teriakan anaknya tersebut. Terlihat Faqih terengah-engah sambil berkata kembali, “Bunda, minta uang untuk beli es krim,” lanjutnya lagi.
“Sebentar ya, sayang. Bunda rapikan dulu pakaian ini,” kata Bunda.
“Cepat lah Bunda. Nanti es krimnya habis,” kata Faqih terus memaksa Bunda agar segera memberi uang. Bunda yang tahu bagaimana sifat anaknya tersebut, segera mengambil uang dan memberikannya pada Faqih.
“Ini uangnya. Segera pulang, ya. Hari hampir sore. Kamu harus segera mandi,” kata Bunda sambil memberikan uang pada Faqih.
“ Lagi, Bunda. Satu lagi,” kata Faqih sambil merengek.
“Itukan sudah cukup. Besok bisa beli lagi,” lanjut Bunda.
“Ga mau. Faqih mau lagi uangnya,” katanya agak menangis.
Melihat anaknya demikian dan tidak ingin semakin keras tangisannya, dengan berat hati Bunda pun memberikan tambahan pada anaknya. Faqih pun menerimanya dengan senang hati.
“Terima kasih, Bunda!” katanya samil berlari menuju lapangan. Beruntung Bang Didi masih di sana. Faqih pun segera membeli es krim dua bungkus.
Bunda yang sudah selesai merapikan pekerjaanya, berjalan keluar melihat anaknya dari kejauhan. Dilihatnya Faqih menuju salah satu sudut lapangan. Di sana ada seorang anak duduk sendirian menyaksikan anak-anak yang sedang asyik makan es krim. Diperhatikannya anaknya. Ternyata es krim yang satu lagi tersebut diberikan kepada anak itu. Terharu Bunda melihatnya. Dia tidak menyagka kalau anaknya begitu peduli kepada orang yang tak punya. Bunda tersenyum. Indah sekali. Seindah pelangi sore itu.Tak terasa sebulir air bening menetes di pipinya karena bahagia.
#TantanganGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar