Saat tahun ajaran baru, kulihat seorang gadis kecil berdiri di depanku. Kutanya tentang nama dan alamatnya. Ternyata dia calon muridku di kelas 2 nanti, calon murid yang setahun ke depan akan belajar bersamaku. Parasnya cantik, matanya teduh menyejukkan, senyumnya yang manis menyita sedikit perhatianku. Dialah gadis berumur 8 tahun.

Beberapa minggu kemudian kami dipertemukan kembali dalam belajar kelompok di tempat umum, di salah satu mushola di wilayah Kediri, karena memang sekolah tempat mengabdiku berbatasan dengan kabupaten Kediri. Semakin lama aku semakin tertarik dengan gadis kecil ini, ia sering melamun selama belajar kelompok berlangsung. Kudekati ia, kutanya apa yang terjadi, mengapa ia sering melamun. Ternyata ada beberapa hal yang mengganggunya, yang tak bisa saya tulis disini.

Semakin lama bersama dengan gadis itu, saya tak mau lagi berpikir kenapa ia sering melamun. Saya berniat untuk membuatnya ceria bersama teman-teman yang lain. Saya harus bisa membuatnya lebih semangat belajar. Tanpa kusadari, saat ada pelajaran SBdP dimana kreatifitas dan keterampilan banyak diasah disini. Subhanallah, ternyata gadis kecil yang mampu menyita perhatian saya itu memiliki bakat yang luar biasa. Goresan pensil ditangannya luar biasa. Setelah kutanya, ternyata bakat menggambar memang ia sukai sejak kecil. “Mudah-mudahan menjadi pribadi yang membanggakan semua orang ya nak, terutama orangtuamu. Tetaplah semangat berkarya”. Sedikit kalimat motivasiku untuknya.

Tidak semua anak harus pintar dalam pengetahuan akademik, mereka memiliki bakat sendiri-sendiri. Jangan pernah memaksa anak kita untuk jadi seperti apa yang kita minta. Biarkan mereka berkreasi...

Salam literasi...