#Tantangangurusiana#hari ke-12
Diantara Dua Dunia (Part7)
Bu Heni pun mulai membacakan hasil seleksi. Dari hasil seleksi tersebut didapati bahwa Lintang mendapatkan nilai 87 Sedangkan Nayla mendapatkan nilai 91. Dan aku sendiri mendapatkan nilai 93. Sontak aku pun kaget. Rasanya tak percaya. Aku mendapatkan nilai tertinggi. Padahal aku tadi mengerjakannya dengan terburu-buru. “Apa benar begitu? Jangan-jangan Bu Heni salah?”, kataku dalam hati.
Beribu pertanyaan mulai muncul dipikiranku. Dan membuatku semakin resah. “Anissa...Anissa...” kata Bu Heni memanggilku. “I...iya bu” jawabku terbatah-batah karena kaget. “Kamu sudah paham dengan penjelasan Ibu tadi kan?”, tanya Bu Heni lagi. Aku pun menjadi binggung. Dari tadi aku asyik dengan pikiranku sendiri. Dan tak mendengarkan penjelasan Bu Heni. Sehingga aku tak tahu apa yang beliau dimaksud.
Kebingungan terlihat jelas diwajahku. Dan ternyata Nayla yang duduk dibelahku, mengetahui hal itu. Sembari tersenyum dia pun menyentuh tanganku. Sontak aku pun melihat ke arahnya. “Aku tahu kok”, katanya pelan. Mendengar perkataannya, diriku menjadi sedikit tenang. aku kemudian menjawab pertanyaan Bu Heni. “Ya Bu, paham”, jawabku. “Baiklah kalau begitu, kalian boleh kembali ke kelas. Dan Anissa, jangan lupa besok sudah mulai ikut pembinaan bersama Bu Lina dan Bu Nurul ya?” kata Bu Heni mengingatkanku. Aku pun menjawabnya dengan tegas. “Ya Bu”, kataku.
Kami bertiga kemudian pergi meninggalkan Perpustakaan dan kembali ke ruang kelas. Dalam perjalanan Lintang dan Nayla menberiku selamat. Sembari mengulurkan tangan Nayla berkata, “Anissa selamat ya. Kamu terpilih”. Aku pun menjabat uluran tangan Nayla. “Iya, terimakasih”, jawabku. Lintang yang sudah tersenyum padaku sedari tadi juga mengulurkan tanganya. Dia juga bermaksud ingin memberiku selamat. “Selamat ya Nissa”, katanya kepadaku. “Terima kasih Lintang”, jawabku sembari membalas senyumnya. “Oh ya, mengenai penjelasan Bu Heni tadi. Besok kamu sudah mulai pembinaan di ruang Praktikum. Pembinaan dimulai pukul 08.00 WIB. Jangan sampai telat ya?”, kata nayla menjelaskan. “Iya, kamu tahu sendiri kan, Bu Lina dan Bu Nurul orangnya bagaimana?” tambah Lintang. Aku mengerti maksud mereka. Bu Lina dan Bu Nurul memang terkenal sangat disiplin di sekolah kami. Beliau selalu on time pada setiap kegiatan. Pada kegiatan pembinan besok aku tidak boleh telat. “Iya, terimakasih sudah mengingatkanku”, kataku pada mereka. Kemudian kami melanjutkan perjalanan kami.
Sesampai di kelas, Putri nampak sudah menungguku. Dengan wajah penasaran dia menghampiri aku dan bertanya kepadaku. "Bagimana hasilnya? Kamu lolos kan?” tanyanya kepadaku. Aku hanya membiarkannya dan duduk ditempatku. “Ayolah Anissa, ceritakan kepadaku. Jangan membuatku penasaran?” tanyanya lebih lanjut. Melihat ekspresinya aku menjadi tidak tega. Kemudian aku pun menceritakan hasil dari seleksi tadi. Setelah mendengar ceritaku, Putri sangat gembira. Sontak dia memelukku sembari mengucapkan selamat kepadaku. Tak disangka Uwais sudah sedari tadi memperhatikanku. Ketika tak sengaja mataku melihat kearahnya. Aku mendapati dirinya sedang tersenyum kepadaku. “Senyum yang sangat manis”, kataku dalam hati. Dan tak terasa bibirku bergerak, membalas senyuman nya. Sontak aku pun kaget. “Aduh apa yang aku lakukan” kataku dalam hati. Menyadari perbuatanku aku menjadi salah tingkah. Uwais pun semakin tersenyum lebar kepadaku. Aduh...., malunya aku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar