Buah Kesabaran

Hari ini aku belum melakukan rutinitasku untuk menulis. Karena beberapa kesibukan yang mendesak. Hingga waktupun menunjukkan pukul 21.00 WIB. Suami tercintaku mengingatkan aku. "Umi belum nulis lho hari ini," katanya mengingatkannku. Sontak aku pun bergegas mengambil laptop. Segera ku tulis sebuah cerpen sederhana. Tetapi tiba-tiba sistem eror, hingga aku tidak dapat mengirimnya. Binggung pun menyelimuti diriku. Tak tahu harus berbuat apa. Aku pun pasrah pada keadaan. Mungkin ini memang jalan yang Tuhan pilihkan untukku.

Ditengah kebingunganku, ku tulis sebuah puisi. Aku luapkan isi hatiku. Aku keluarkan seluruh penatku. Hingga aku tersadar, bahwa aku belum melaksanakan ibadah. Sontak aku pun berlari untuk melakukan ibadah. Tak lupa kuselipkan do'a selesai ibadah. Doaku agar Tuhan menantiasa meridhoi langkahku. Memudahkan disetiap jalanku. Dan senantiasa membimbingku. Tak terasa air mata menetes dalam doaku. Tetapi aku tetap tenang, tetap besabar. Karena Tuhan selalu punya rencana yang indah untuk hambanya. Dan akupun percaya kali ini Tuhan juga punya rencana yang indah untukku.

"Umi...umi..." terderang suara lirih dari belakang. Tak lain itu adalah suara suami tercintaku. Aku pun memusatkan pandanganku padanya. Dan dengan senyum suamiku berkata "Umi..., sistemnya sudah bisa." Aku pun segera menghampiri laptopku. Aku uploud puisi sederhana yang sudah aku buat tadi. Dan akhirnya pun berhasil. Betapa senang rasanya, bisa melanjutkan rutinitasku. Inikah rencana Tuhan untukku. Tuhan ingin mengajari aku untuk bersabar. Dan tetap berusaha di dalam setiap ketidak pastian. Terimakasih Tuhan, engkau berikan aku jalan yang indah. Terimakasih Tuhan engkau berikan aku suami yang baik. Terimakasih untuk semua yang telah engkau berikan padaku. Tuhan bimbingan aku, agar senantiasa berjalan di jalan-Mu. Aamiin.