#TANTANGANMENULISHARIKE-73GURUSIANA

Sore itu Dinda dan Saras menghadiri pernikahan teman kuliah satu angkatan dengan Dinda. Dita namanya. Rumahnya tidak begitu jauh dari kampus. Dinda dan Saras berboncengan dengan sepeda motor Saras menuju rumah Dita. Sesampainya di sana, nampak beberapa teman Dinda sudah berkunpul . Prosesi acara akad nikah sudah dilaksanakan pagi harinya. Saat ini tinggal ucapan selamat kepada pengantin dan acara ramah tamah. Untuk anak - anak kampus, momen menghadiri pernikahan teman bisa menjadi momen berkumpul dan makan enak. Jadilah pertemuan pada acara itu seperti pertemuan reuni antar- angkatan.

"Diiiin!Saraaaaas!Sini!, teriak Akhyar yang ternyata ada di antara beberapa anak yang berkumpul. Dinda dan Saras langsung menoleh ke arah suara. "Heeeey!. Ok!", balas Saras kepada Akhyar sambil mencari posisi yang pas untuk parkir motornya. Dinda dan Saraspun menghampiri teman-temannya. "Sudah pada makan kalian?", tanya Saras kepada teman-temannya. "Sudah doooong. Din, gimana kabar bapakmu?", Suryo langsung menanyakan kondisi bapaknya Dinda. "Alhamdulillah sudah lebih baik", balas Dinda sambil sesekali memijat kepalanya. "Muka mu pucet amat Din?", Akhyar yang daritadi memperhatikan Dinda, akhirnya tak bisa menahan lisannya untuk bertanya. Seketika semua teman-teman Dinda memperhatikan dengan seksama ke arah Dinda. Mencari jawaban yang ditanyakan Akhyar. Tak terkecuali Saras. "Iya Ras. kamu pusing?" tanya Saras kepada Dinda. "Dah sana makan dulu . Siapa tahu habis makan pucetnya hilang", seloroh Suryo sambil cengar-cengir. Dindapun hanya mencoba tersenyum menanggapi seloroh temen-temannya. dari kost memang kepalanya kurang bersahabat. Dinda sengaja tidak meberitahu Saras. Dirinya tidak ingin acara sore hari ini batal karena sakit kepalanya.

"Din, yuk kita salaman dulu sama pengantennya. Nanti langsung makan. Terus kita pulang. Biar kamu bisa istirahat", Saras mengajak Dinda ke pelaminan. Mereka berdua meninggalkan teman-temannya. Dnda hanya diam. Mengikuti dari belakang langkah Saras yang sudah lebih dulu di depannya. Namun tiba-tiba "Praaang! Gubraaaakkkk!", suara pring pecah dan seperti ada suara benda terjatuh di belakang Saras. "Ya Allaaah. kenapa ini " Oalaaaaah, kenapa iki genduk e", suara para tamu nampak ramai terdengar. Serentak Akhyar pun berlari ke arah Saras dan Dinda. "Ya Allaah Dindaaaaaa!", Saras histeris melihat Dinda yang sudah terjatuh dan pingsan di belakangnya. Nampak kening Dinda biru lebam. Sepertinya itu suara yang Saras dengar seperti benturan. Dita yang ada di pelaminan pun turun menuju Saras dan Dinda. "Kenapa Dinda Raaaas?!", tanya Dita kepada Saras. "Aku gak tahu Dit. Tolong Pak ! Tolong diangkat teman saya!", Saras nampak bingung. Akhyar pun dengan sigap membopong Dinda. dinda di bawa masuk ke dalam rumah Dita Dibaringkan sementara di dalam rumah. Suasana resepsi sempat ramai dengan peristiwa itu. Akhyar dan beberapa teman Dinda berusaha mencari kendaraan yang bisa dipinjam untuk mengantarkan Dinda ke rumah sakit. Sementara Saras. Air matanya nampak tumpah. Dirinya benar-benar tidak menyangka kalau saat itu Dinda sedang menahan rasa sakit yang luar biasa di kepalanya. (to be continued)