BENARKAH EMPATI HANYA ILUSI?
Jeritan di antara pedagang saling bersahutan
Tangisan pilu merintih menahan kegelisahan
Tak berdaya, tubuh lunglai seakan mati seketika
Matanya nanar hingga air mata tak terbendung juga
Luluh lantak, tinggal abu yang ada di hadapan mata
***
Ratusan toko, tempat bergantungnya asa kini musnah tak tersisa
Si jago merah menghancurkan semua yang dipunya
Terus menjalar pantang untuk dipadamkan
Semilirnya angin turut mengembangkan lajunya bara
Bergerak cepat mengular merah seakan marah
Melumat segala harta benda seakan kelaparan
***
Miris… Di tengah kesedihan yang memuncak
Juga ketidakberdayaan …
Aksi para preman malah menggila
Tanpa dikomando penjarahan merajalela
Atau masyarakat memang sudah benar-benar menderita
Hingga rasa kasihan seakan sudah mati juga sirna
Tiada nurani, untuk membela…
Tiada harga diri, tetap mencuri di tengah-tengah massa..
Tiada malu, pertolongan diukur dengan jumlah tertentu
Ukuran yang ditampilkan hanyalah uang melulu
***
Pekerti yang didengungkan ternyata sudah mati
Terkikis kesenjangan dan ketimpangan ekonomi
Aksi sosial perlahan hilang dari pandangan
Empati yang dipinta hanya ilusi tak bertuan
Bergeser kebutuhan karena serba kekurangan
Terhimpit keinginan juga kemiskinan
***
Wahai para pemimpin sejati…
Rangkullah semua pribadi di seluruh negeri
Jangan hanya lontarkan angan-angan
Berikan harapan demi kemakmuran
Dengan kebijakan yang membawa kebahagiaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar