Pentigraf - 4

Oleh : Dwi Rahayu

‌Belum sebulan kita saling bicara, entah awalnya apa sehingga kita bisa saling berdialog, belum sebulan bicara tapi pertengkaran kecil dan mengemaskan selalu terjadi, bukan karena benci kita bertengkar tapi karena sudah saling memahami maka ini terjadi. 2 tahun kita sekelas, usilmu aku sudah faham sampai pada akhirnya puncak marahku sampai pada tindakan blokir, WhatsAppnya ku blokir karena kesal dengan apa yang dia sampaikan. Mulai tenang hari-hariku tanpa usilnya, sampai suatu hari aku kaget melihat foto profil WhatsAppku terpampang difacebook, dengan caption yang aku gak habis pikir, dia bisa menulis itu.

‌Tidak menunggu lama langsung satu persatu persatu bermuculan dikolom komentar, temannya menanyakan '"siapa dia apa dia meninggal"_ malah ada yang mendoakan "semoga amal ibadahnya di terima disisi Allah"_ aku terpancing dan ikut berkomentar. Ah.. menyesalnya aku ternyata itu hanya pancingannya supaya aku muncul. Dia mengirim emoticon tertawa terbahak-bahak. Aku hanya bisa menghela nafas dan bergumam "hemm bener ini masih kamu yang dulu" dan ternyata tidak cukup di kolom Facebook dimessenger pun ternyata penuh teriakannya "mbulllll buka blokir_ mbullll buka nggak_ buka mbullll_ seperti itu berkali-kali isi chatnya.

‌Aku memahami Berharganya persahabatan ini, kamu selalu tampak bahagia tapi rupanya kamu sedang sembunyikan rasa sakit dan sedih, kadang kamu diam tapi sebenarnya kamu punya sejuta kata yang tidak mampu diluahkan, kamu selalu mensupportku untuk selalu semangat tapi sebenarnya kamu sendiri dalam kelemahan, tak pernah berhenti menghiburku tapi ternyata ada kesedihan yang sangat mendalam disudut hatimu. Betapa berharganya orang seperti kamu teman yang selalu menghargai sebuah hubungan yang disebut persahabatan.

#Terus berkarya

#mengukir kisah berbagi inspirasi

#sahabat sejati layak diperjuangkan

‌