Dwi Rostika Dharmawati

Dwi Rostika Dharmawati, Guru SMA Negeri 1 Tanjungpandan. Mengajar bidang Studi Biologi. Lahir di Tanjungpandan, 25 Januari 1964...

Selengkapnya
Navigasi Web
Khatam Al Quran dan Tradisi Kembang Telur

Khatam Al Quran dan Tradisi Kembang Telur

Tantangan hari ke-17

#tantanganGurusiana

Pagi ini ada tambahan tugas yaitu merebus telur ayam. Kata si bungsu cukup 5 butir, tetapi aku ingin merebus 7 butir. Jumlah dengan angka 7 ini tidak ada maknanya. Maknanya biar ada lebihnya. Telur rebus ini nantinya akan dimasukkan ke dalam sarung telur yang telah dibuat dua hari yang lalu. Lalu digantung pada sebilah lidi kabung yang sudah dihias kertas krep. Jadilah nantinya hiasan telur khatam. Kalau di Belitung disebut kembang telur khatam.

Hari ini kami, orangtua diundang ke sekolah si bungsu ku untuk menghadiri acara "bekhatam" Al Quran siswa kelas 9. Bekhatam atau berkhatam adalah prosesi selamatan bagi seseorang yang pertama kali menamatkan 30 juz Al Quran. Di sekolah anakku acara ini sudah rutin diadakan. Biasanya sebelum siswa kelas 9 melaksanakan ujian. Tetapi bukan berarti siswa semuanya baru pertama kali khatam Al Quran, melainkan khatam untuk membaca Al Quran selama di sekolah.

Aku hadir di sekolah bungsuku agak terlambat karena tadi menunggu hujan sedikit reda. Memang sejak pagi hujan di kota kami sangat lebat. Sampainya di sekolah acara sudah dimulai. Dan siswa kelas 9 bergantian melantunkan ayat-ayat suci Al Quran. Alhamdulillah bungsuku juga turut melantunkan ayat suci Al Quran. Selesai siswa bekhatam dan berdoa, orangtua dipersilahkan masuk kelas anaknya masing-masing.

Didepan pintu kelas sudah disambut dengan rangkaian kembang telur. Didalam kelasnya juga dihias rangkaian kembang telur. Setelah sambutan wali kelas, orangtua siswa dipersilahkan mencicipi makanan yang telah disiapkan oleh siswa. Hidangan berbagai macam kue, hidangan sepinggan dan ada juga tumpeng ketan dengan ayam gorengnya. Seluruh hiasan dan hidangan adalah sumbangan siswa. Berkhatam Al Quran dengan tradisi kembang telur dan nasi ketan merupakan salah satu kearifan lokal kabupaten Belitung yang harus tetap dilestarikan.

Filosofi kembang telur adalah

1. Tangkai kembang telur yang lurus melambangkan sikap jujur yang tidak akan goyah dan apabila merunduk bermakna semakin berilmu seseorang semakin rendah hatinya..

2. Telur melambangkan tekat yang bulat untuk mempelajari kitab suci Al Quran.

3. Hiasan telur warna warni melambangkan suka cita dan kegembiraan dapat membaca ayat suci Al Quran sampai 30 juz dan dapat juga melambangkan selain tekad yang bulat juga harus memiliki akhlak mulia.

4. Nasi ketan melambangkan hafalan ayat-ayat suci Al Quran akan selalu melekat.

Acara seperti ini harus tetap dilanjutkan selain mengajarkan kepada siswa untuk selalu menjalankan perintah agamanya, juga ikut melestarikan tradisi budaya adat lokal. Selain daripada itu juga menjalin tali silaturahim sesama orangtua siswa dan orangtua siswa dengan guru.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bungsu ibu di smp 1 ye bu? Keren buuu

04 Feb
Balas

Keren. Saya baru tau makna kembang telor di Belitung.

04 Feb
Balas

Ye Rica..anak ibu yg bungsu di smpn 1

04 Feb
Balas

Ye bu Marni, itu kate urang tue duluk e.

04 Feb
Balas



search

New Post