=====6====10====2020=====

TERLENA BERSAMA EMBUN

*

Pagiku kembali berselimut embun

Setia memeluk pagi dengan bulir bening

Terlena oleh buai rayuan sang mentari

Meski lagi dan lagi harus berubah menjadi uap

Ketika sang mentari beranjak pergi

*

Sama halnya embun, aku pun tersungkur

Jatuh pada rayuanmu menjarah rindu

Dan kau pergi menghilang tanpa kata

Saat kau dapat yang lebih sempurna

Dalam tatapan netra telanjang

*

Malam membiaskan cahaya bulan

Di sudut kenangan aku terduduk

Sambil menggenggam rasa tak bertuan

Mencoba memburu bayang samar

Dalam ingatan yang mulai memudar

*

Kau tahu bagaimana rasaku?

Hatiku terluka begitu dalam

Saat rinduku harus menikam hatiku

Berkali-kali

Tanpa henti

*

Ah, hembus angin mulai tak bersahabat

Sama, menusuk seperti rinduku

Jauh, di dalam lubuk hatiku

Di remang lampu sorot menyisakan bias

Aku membeku dalam luka yang nyata

*

Sampai rasa yang tak pernah usai

Mengapa aku begitu mudah kau perdaya

Lalu kau injak-injak begitu kejam

Dan, pada jejak yang kesekian kalinya

Hati ini pun masih tetap mencitaimu

*

Bodoh! Memang...

Saat di depan mata kau tancapkan belati

Luka ini belum kering tega kau tabur garam

Di depan pilihanmu yang lebih sempurna

Kau lihat aku bukanlah apa-apa

*

Aku diam, tersayat dalam senyap

Saat langit malam mulai menayangkan kenangan

“Aku salah” jerit batinku

Harusnya aku tak terjatuh, hingga sejatuh-jatuhnya

Padamu yang tak membawa rasa dalam cinta

*

Aku diam, menyesak dalam duka

Saat akhirnya kusadari bahwa aku hanya harus menerima

Semua rasa yang tersimpan mulai kulepaskan

Dan, aku mencoba bahagia pada rasa yang bernama luka

Salahku, aku terlalu mencintaimu

*

===========Sukoharjo===========