Dwi YudiYanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Husnudhon Terhadap Ujian Allah

Lama sudah saya tidak menulis artikel di gurusiana. Keinginan untuk terus menulis itu ada namun otak terasa buntu dan tangan ini begitu malas untuk menggerakkan tulisan. Semua karena saya sedang galau dengan ujian yang bertubi-tubi di keluarga kami.

Hari ini saya tergerak untuk merangkai kata, mencoba mencurahkan rasa dengan berharap bisa melonggarkan sesaknya dada. Allah sungguh menyayangi diri saya. Terakhir saya menulis mengabarkan sebuah kabar anak saya akan khitan. Namun dua minggu sebelum hari H saya jatuh sakit. Penyakit lambung saya kambuh di tambah deare hebat membuat tubuh ini lemas tak berdaya. Badan yang panas membuat suami enggan membawa saya ke dr, takut di curigai corona.

Setelah demam reda, saya ke dr dan Alhamdulillah sembuh.Namun beberapa hari kemudian di saat saya sedang mempersiapkan acara khitan, ibu mertua yang tinggal di rumah saya jatuh sakit. Deare dan muntah. Beliau sudah renta kasihan tubuhnya lemas. Akhirnya oleh keluarga suami, di bawalah ibu mertua untuk tinggal di rumah kakak ipar karena saya sedang persiapan hajatan khitan. Sejak itulah saya terakhir melihat ibu mertua, karena satu hari kemudian ibu mertua meninggal di rumah sakit. Itupun saya yang menunggui di ruang ICU karena anak perempuan ibu mertua tidak ada yang berani menunggui. Ibu mertua meninggal di pelupuk mata. Saya sedih kehilangannya, karena saya merasa bersalah tidak mermbiarkan ibu sakit di rumah saya saja.

Syukuran hajatan pun sudah di ambang pintu, namun berita duka datang lagi. Adik bungsu mengalami kecelakaan kerja. Ia jatuh dari tangga saat sedang memasang instalasi listrik di rumah pelanggan. Hati ini begitu cemas karena belum lama adik saya sembuh dari patah tulang di lengannya kini harus kembali mengalami luka di kakinya. Untung kakinya tidak patah tulang tetapi jalannya tertatih-tatih karena ada pergeseran tulang di jari kakinya. Akhirnya acara hajatan pun berlangsung tanpa adik satu-satu saya. Hati saya galau karena Ibu nampak tak bersemangat tanpa kehadiran adik.

Usai sudah acara khitan. Rasa syukur ini pun terpanjatkan karena anak lelaki saya sudah berkhitan dan kembali sehat. Namun seminggu kemudian terjadi musibah lagi. Ibu saya terjatuh dari boncengan motor yang sedang saya kendarai. Ibu teeluka kedua lutut dan jari tangannya. Sungguh kasihan melihat ibu yang sudah tua harus merasakan sakit teramat sangat. Esoknya saya panggil tukang urut,karena badan ibu sakit semua. Keesokan harinya ternyata ibu demam dan tidak bisa berjalan ,luka lututnya menghitam. Saya cemas, dan saat saya hendak keluar dari kamar Ibu tiba-tiba Ayah saya ngompol di tempat tidur. Dan ternyata badan Ayah panas. Akhirnya saya panggil dr ke rumah untuk memeriksa Ayah dan Ibu. Kata dr, Ayah harus obname karena jari dan wajah ayah nampak bengkak, dan dr itu gak berani memberi obat takut kesalahan.

Ayah memang ketahuan bengkak sejak saya jatuh sakit, namun Ayah gak mau priksa dr. Akhirnya oleh tetangga kita di bantu ngurus Ayah ke rumah sakit, dan perawatan Ibu saya pasrahkan ke saudara dekat dahulu, sampai kakak saya pulang dari Jakarta setelah saya kabari beberapa menit dari analisis dr. Pikiran ini mulai gak nyaman,karena adik saya sati-satunya yang biasa cekatan sedang sakit. Beberapa hari Ayah di rawat di rumah sakit,tiba-tiba Ayah saya meninggal dunia. Innalillahi wainna illaihi roji'un. Ujian apalagi yang sedang Allah tunjukkan kepada keluarga kami? Hanya berusaha ikhlas dan sabar untuk semua yang terjadi. Meski sedih teramat dalam, saya harus kuat demi Ibu dan keluarga.

Kini enam bulan sudah masa itu berlalu. Allah sudah menguatkan kami untuk kembali menata hidup. Banyak khikmah yang kami peroleh. Hidup ini adalah ujian, apapun yang terjadi kita harus yakin dengan takdir Allah. Mencoba menyemangati diri adalah salah satu cara untuk bangkit kembali meraih bahagia. Ini adalah sekelumit cerita yang merenggut waktu bersama kalian sahabat gurusiana. Kangen ini saya goreskan dalam ruang gurusiana semoga kita masih bisa berbagi cerita dan bahagia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post