Bertemu Gus Dur (Hari ke-12)
Saya tidak menduga dengan apa yang saya alami. Saat itu saya sedang berada di suatu tempat yang saya sendiri tidak tahu entah apa namanya. Orang 'sana' bilangnya 'in the middle of no where', suatu tempat yang belum pernah kita ke sana. Suasananya tidak sepi, tidak juga ramai. Agak samar samar antara malam dan siang, antara gelap dan terang.
Tiba tiba saya mendengar ada suara orang yang bercakap cakap. Saya mencoba mencari dari arah mana suara itu berasal. Saya melihat, tidak jauh dari tempat saya, ada beberapa orang yang sedang duduk melingkar, asyik berbincang. Sepertinya saya pernah melihat mereka. Saya kemudian mendekat, ingin tahu siapa mereka dan apa yang sedang mereka perbincangkan. Dan ketika saya sangat dekat dan dengan seksama melihat, Masya Allah... seperti tidak percaya, saya melihat Gus Dur bersama dengan beberapa bapak bapak sedang berkumpul dan berbincang dengan akrabnya.
Gus Dur, iya, Gus Dur, KH Abdurrahman Wahid. Sepertinya beliau sedang santai menikmati kebersamaan dengan sahabat sahabatnya. Oh ya Allah ternyata beliau melihat saya. Dengan wajah sumringah, beliau berkata kepada saya," Ayo dekat sini...." Beliau mengajak saya duduk di sampingnya. Jadilah saya perempuan sendiri dalam majlis itu. Rasanya bangga dan senaang sekali berada disamping beliau. Bayangkan, seorang Kyai besar, seorang alim ulama, cerdas dan berwawasan luas, seorang guru bangsa, tokoh nasional sekaligus orang yang pernah menduduki kursi Kepresidenan di negara Indonesia tercinta ini, bersedia menerima dan mengajak saya untuk berada dekat disampingnya. Saya kira, andapun akan merasa tersanjung bila anda mengalami seperti saya. Dan tibalah saatnya saya diberi kesempatan untuk bertanya. Saya ingat, saat itu ... saya memegang lutut beliau kemudian saya bertanya... "How can you speak English so fluently..?"
Saya tidak terlalu ingat beliau menjawab apa, karena saya keburu terbangun dari tidur saya. Oalah, ternyata saya bermimpi. Tapi meskipun hanya mimpi, saya bahagia sekali, bisa bertemu dengan Gus Dur, seorang bapak bangsa yang bijaksana dan mengayomi. Hanya saja, yang saya sesali, kenapa pertanyaan saya "How can you speak English so fluently?, " Kenapa bukan pertanyaan yang menyangkut bangsa dan negara ini. Biar kelihatan sedikit berbobot dan bermutu, bukan pertanyaan yang remeh temeh dan ringan sekali. Saya jadi tertawa sendiri. Profesi guru bahasa Inggrispun masih terbawa dalam mimpi malam tadi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wkwk... Bahasa inggris nya sudah mendarah daging.. Keren bunda...
Saya juga tidak tahu, bu Asri, mengapa saya bertanyanya seperti itu hahaha
Ah... Tidur dulu. Siapa tau bisa ketemu Bu Dyah Argarini.
Nah kalau ini, meskipun tak tidur kita bisa ketemu, insya Allah :)