Catatan Mudik (4): Kejutan
Kali ini tentang saya sendiri. Flashback pada beberapa hari sebelum mudik. Jika para tetangga sudah sibuk menyiapkan kue nastar, putri salju, kastengel, mawaran dan kue kue lebaran lainnya, atau shopping ke mall menyiapkan baju lebaran untuk keluarga tercinta, saya malah punya aktivitas yang berbeda. Sibuk sendiri dengan pekerjaan rutin tahunan, mulai dari menyiapkan Daftar Kumpulan Nilai untuk persiapan sidang kelulusan, notulensi rapat kelulusan dan membuat power point untuk presentasi pencapaian nilai UNBK siswa kelas 9, laporan verifikasi kelulusan, menyiapkan form Surat Keterangan Lulus dan menginput nilai UNBK, membuat edaran tentang tanggal tanggal penting pada wali murid, dan lain lain. Hal hal rutin setiap akhir tahun menjelang kelulusan siswa kelas 9. Jadi saya tak sempat berpikir tentang pernak pernik lebaran. Saya pikir saya bisa menyiapkannya yah sehari atau dua hari menjelang lebaran atau pilih praktis saja nanti belanja belanja di kota kelahiran sekalian membantu perputaran ekonomi kota asal. Lagipula, masalah baju untuk diri sendiri, saya tak terlalu mempermasalahkan.
Namun kali ini ada yang tak biasa. Siang itu hari Senin tanggal 27 Mei sekitar pukul 11.00 WIB saya sedang menyiapkan verifikasi kelulusan untuk besok. Ada berkas berkas administrasi yang perlu disiapkan. Meski nilai UNBK masih belum ada di tangan tapi setidaknya hal hal kecil semisal absensi, undangan agenda acara, power point sudah bisa 'dicicil' agar besok tidak 'gupuh'. Jadi hanya tinggal melengkapi yang kurang saja. Dari pagi hendak mengerjakan ada saja tamu yang datang, kebanyakan walimurid yang hendak meminta Surat Keterangan Lulus sebagai syarat pengambilan PIN untuk Penerimaan Peserta Didik Baru SMA dan SMK untuk putra putrinya. Sedikit curhat ya dear pembaca. Nah ini juga yang membuat saya agak "bad mood". Kami diminta oleh para pemegang kebijakan, di POS UN bila saya tak keliru, pengumuman kelulusannya terjadwal tgl 29 Mei 2019. Tapi ternyata pengambilan PIN PPDB mulai tanggal 27 Mei dengan mensyaratkan Surat Keterangan Lulus dari sekolah. Yah, namanya orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya, pasti menginginkan sesegera mungkin mengambil PINnya. Jadilah pagi itu ortu berbondong bondong ke madrasah dengan nada yang agak "tinggi" meminta Surat Keterangan Lulus dari kami. Aduh, bagaimana ya bapak ibu ini. Nilai UNBK belum kami terima, tanggal 28 Mei baru akan disidangkan dan 29 Mei tanggal pengumumannya. Lha kok sudah minta Surat Keterangan lulus. Suudzunnya, kami dikira lambat melayani. Yah, serba salah. Akhirnya setelah menerima penjelasan dari kami, bapak ibu orang tua walimuridpun bisa memahami. Bahwa kami diinstruksikan untuk mengumumkan kelulusan baru pada tanggal 29 Mei, dan sidang kelulusannya baru akan dilaksanakan besok tanggal 28 Mei, jadi insya Allah SKL akan kami berikan pada tanggal 29 Mei, dan kami usahakan di pagi hari agar bisa cepat digunakan untuk pengambilan PIN di SMAN/SMKN yang terdekat.
Itu pulalah yang membuat saya enggan melihat WA, dan mengangkat telpon. Selalu pertanyaan dari walimurid seputar SKL dengan kalimat yang sedikit "galak" dan sedikit menghakimi. Tapi saya memakluminya. Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk putra putrinya. Bukan tidak mau menjawab, tapi pekerjaan administrasi untuk persiapan sidang kelulusan besok jadi tak selesai selesai. Mestinya, bila pengumuman kelulusannya diminta tanggal 29 Mei pengambilan PINnya itu mbok ya dibuka mulai tanggal 30 Mei, begitu. Jadi sekolah tidak menjadi sasaran kepanikan ortu.
Saat kira kira pkl 11.00 WIB ada bunyi WA masuk, saya tidak segera membukanya. Saya tetap meneruskan pekerjaan saya agar cepat selesai. Saya pikir saya bisa jawab nanti setelah pekerjaan selesai semua. Agak "evil" sih. Tapi, mau bagaimana lagi, dijawabpun tidak akan menyelesaikan masalah. Jadi saya tunda sampai selesai pekerjaan, baru saya jawab. Beberapa menit kemudian hape berdering, sekali dua kali kemudian sunyi. Saya tetap melanjutkan pekerjaan. Baru setelah adzan dhuhur berkumandang, saya berhenti untuk istirahat sejenak melaksanakan sholat Dhuhur. Sebelum berwudlu saya mengambil hp yang ada di atas meja dan mencari tahu siapa yang misscall tadi. Oh, pak Suami. Ada apa ya? Tidak biasanya menelpon di jam kerja. Saya telpon balik, pasti ada sesuatu yang penting.
"Assalamualaikum, Yah, tadi misscall ya. Ada apa? "
"Waalaikumsalam, dibuka saja WAnya."
Oke. Saya lihat pesan WAnya. Ada kiriman gambar gambar busana muslimah dan dibawahnya ia tulis pesan, " mau pilih yang mana? "
Oalah, mau dibelikan baju lebaran to. Hahaha. Pak Suami ini, bikin kaget saja. Alhamdulilah, jadi pengobat lelah penyejuk hati di sela kesibukan kerja.
Dari beberapa gambar saya pilih gaun muslim warna hijau tosca. Kebetulan belum punya warna itu. Saya kirim balik gambarnya. Dan.. saat tiba di rumah pukul 8 malam, saya menemukan sebuah gaun muslim warna hijau tosca terlipat rapi dalam plastik di atas tempat tidur. Terimakasih ya Yah. Barokallah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hmmm... Benar2 suami siaga Bu Dyah. Barokallohu... Semoga selalu semangat memberikan yg terbaik utk anak2 bangsa
Aamiin aamiin ya Rabbal alamiin, terimakasih doanya bu Tari, doa yang sama untuk bu Tari sekeluarga