Catatan Mudik (5): Tetangga yang Baik
Dan dimulailah perjalanan mudik 2019 pada hari Senin tanggal 1 Juni 2019 pukul 11.00 WIB. Setelah memastikan kran air di kamar mandi dan dapur mati, lampu kamar mati, lampu teras depan dan belakang menyala, melepas semua T yang tertancap di stop kontak, memastikan kompor dalam keaadaan tidak menyala, kami betiga, suami, anak dan saya mengawali perjalanan dengan doa berkendara.
Perjalanan dari Surabaya ke Rembang memakan waktu sekitar 5 jam, bila laju kendaraan sedang. Desa kelahiran saya dimana ibu tinggal bersama adik adik sebenarnya agak jauh dari pusat kota Rembang. Berada di bawah bukit yang bernama Gunung Bugel, disitulah lokasi desa saya, sekitar 3 kilometer ke arah selatan kota Lasem. Iya Lasem, kota tua yang unik, yang tersohor dengan batik tulisnya itu.
Setelah mengunci pagar rumah, saya berpamitan dengan bu Tita, bude Mur, dan tetangga depan rumah lainnya. " Wah, sedang buat kue ya, maaf tidak bisa bantu. Pamit Mudik dulu, nggih, titip titip rumah, " kata saya dan merekapun tertawa. Tahu, kalau saya nol sama sekali dalam urusan membuat kue. Ya tidak mungkinlah bisa bantu, merepotkan malah iya. Hehe. "Nggih, monggo, gantian loh ya, nanti kalau sudah pulang, kita mudik, njenengan yang jaga. "
"Siapp," jawab saya. Alhamdulilah, semua tetangga saya baik baik. Kami bahkan memiliki grup WA khusus ibu ibu di blok kami untuk menjalin silaturahmi. Namanya Srikandi IC. Saya sangat bersyukur dengan karunia Allah SWT ini. Hidup dikelilingi oleh orang orang yang baik kepada kita. Sebagaimana hadits Rasullullah dari Abdullah ibnu ‘Amru ibnul ’Ash dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
خَيْرُ اْلأَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ، وَخَيْر الْجِيْرَانِ عِنْدَ اللهِ [تَعَالَى] خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ
“Teman terbaik di sisi Allah adalah mereka yang terbaik dalam berinteraksi dengan temannya. Dan tetangga terbaik di sisi Allah adalah mereka yang terbaik dalam berinteraksi dengan tetangganya.” (Shahih) Lihat Ash Shahihah (103): [At Tirmidzi: 25-Kitab Al Birr wash Shilah, 28-Bab Maa Jaa-a fi Haqqil Jaar]
Dari Nafi’ ibnu ’Abdil Harits berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مِنْ سعَاَدَةِ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ: الْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيْءُ
“Di antara kesenangan bagi seorang muslim adalah tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih dan kendaraan yang tenang.” (Shahih Lighairihi, yakni shahih dilihat dari jalur lainnya) Lihat Ash Shahihah (282)
Begitulah, tetangga yang baik adalah karunia Allah yang sangat patut disyukuri, dan tentu saja jangan hanya menginginkan tetangga kita baik kepada kita. Tapi, kitalah yang harus memulai untuk berbuat baik kepada tetangga kita. Semoga kita semua bisa istiqomah menjaga hubungan baik dengan tetangga kita, aamin.
Sumber https://rumaysho.com/1610-tetangga-yang-baik-dan-tetangga-yang-jelek-2.html
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar