IBU
Ibu
Teringat aku indahnya malam malam
Saat hujan
Dan kau nyalakan lampu kecil buatanmu sendiri
Dari tutup botol, kapas dan minyak kelapa
Aku tidak tahu
Entah dari mana engkau bisa
Dan aku mengaguminya
Ibu
Teringat aku
Saat kita duduk di halaman depan rumah simbah
Yang luas
Menggelar tikar
Di bawah sinar rembulan purnama yang terang
Dan aku berlari bermain dengan teman
Tertawa riang
Dan engkau melihatku
Dengan mata yang berbinar
Ibu
Teringat aku
Saat engkau mencuci
Kau sediaakan aku sebuah dingklik
Dan koran bekas
Dan engkau tertawa
waktu aku mebacanya dengan lantang
Kau pinta aku terus membacanya
Sampai selesai cuciannya
Dan kau puji aku
Bagus baguus, pintaar, anak baik
Meski koran yang ku baca itu terbalik
Ibu
Tak lekang dari ingatan
Seringkali engkau memintaku
Mengantar nasi dan sayuran
Untuk nenek renta yang tinggal sendirian
Di gubuk kecil
Sekitar dua ratus meter dari rumah kita
Dan kau bilang
Kasihan...
Ibu saat itu engkau telah mengajarkanku
Bahwa jadi perempuan itu
Harus cekatan, cinta keluarga, cerdas dan
pandai bersyukur dalam semua keadaan
Ibu,
Aku menyanyangimu
Dulu kini dan mendatang
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah, tulisan Ibu Dyah Argarini kembali hiasi gurusiana. Puisi yang luar biasa, sangat tajam dan menusuk kalbu. Ibu, ajarkan banyak hal dalam nuansa hangatnya pedesaan. Lampu minyak, dingklik, bermain di bawah purnama, dan pujian atas salahku membaca. Subhanallah, naluriah hebat seorang ibu dalam didik anak-anaknya. Pantaslah menjelma sang putri cantik nan cerdas, Bu Dyah Argarini.
Hanya bercerita tentang masa kecil bu,,terimakasih setia membaca tulisan saya yang tak seberapa ini,, salam hangat, happy weekend bersama keluarga tercinta.
Bu Dyah...terharu sangat aku. Masa kecil dulu ngalami juga masa itu. Berkumpul bersama di bawah terang purnama. Beralaskan tikar ibu-ibu berbagi cerita, sedangkan kanak2 bermain berlarian. Dan listrik menghilangkan indahnya malam purnama.
Listrik membuat bulan menjadi tak bercahaya nggih bu, namun ia tak mampu menggantikan keindahannya. Masa kecil kita dulu memang sempurna bahagianya, salam kagem keluarga nggih bu, selamat menikmati liburan
Bunda Dyah, jadi baper kebawa akan cerita masa kecil, amboi asyik dan indahnya bersama ibu tercinta . Selamat hari ibu, semoga sukses dan barakallah.
Inggih, mengenang masa kecil bersama ibu tercinta,, Bagaimana masa kecil bu Rita bersama ibunda? Pasti juga indah dan bahagia bersama bunda. Aamiin ya Rabb, maturnuwun doanya bu. Sukses juga untuk bu Rita. Selamat berakhir pekaan
Bangga rasanya punya anak seperti Bu Dyah
Hahaha,, yang saya tulis yang baik saja, bu, belum bandelnya saya. Tapi senantiasa doa kita panjatkan, semoga kita semua dikaruniai putra/putri yang membanggakan. Salam hangat untuk bu Anik dan keluarga di Jombang.