Dyah Argarini

Guru Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Kota Surabaya. Suka menulis dan membaca apa saja. Mendukung literasi dengan daya dan upaya untuk kemajuan an...

Selengkapnya
Navigasi Web
Membahagiakan Motor

Membahagiakan Motor

Pagi ini ke Bengkel Ahass dekat rumah. Biasa, rutinitas perawatan sepeda motor. Ada yang perlu diperbaiki. Kemarin Mas Alfi, anak saya, bilang kepada saya kalau lampu depan sepeda motornya mati, jok yang tidak dapat tertutup rapat, saatnya service dan ganti oli. Saya sebenarnya tidak terlalu paham dengan persepeda motoran, tapi ya itu, karena keadaan, jadilah saya yang harus membawanya ke bengkel. Kebetulan, pagi ini tidak ada jam mengajar di Madrasah, jadi saya pamit mohon ijin sebentar untuk keluar lingkungan kerja. Semoga Tuhan memaafkan saya.

Sampai di bengkel sekitar pukul 09.00 WIB. Alhamdulillah, sepi. Hanya ada 2 orang yang sedang menunggu servis. Wah, maaf. Tidak seharusnya saya bersyukur atas sepinya bengkel orang. Tak ada satupun pengusaha bengkel yang berharap bengkelnya sepi kan. Tak seharusnya pula mas mas mekanik yang ada di bengkel itu menganggur tidak bekerja. Jadi rasanya salah kalau kita bersyukur atas sepinya lapak seseorang. Di satu sisi jika ramai dan saya harus antri, saya jadi mikir juga. Harus menunggu, sekian lama, dan pekerjaan saya yang lain jadi terbengkalai. Hmm, dilematis. Tapi itulah hidup. Kadang apa yang menyenangkan bagi seseorang belum tentu juga menyenangkan bagi orang lain. Musibah bagi seseorang, bisa jadi sumber rejeki bagi orang lainnya. Jadi, biasa sajalah jika sedang banyak rejekinya, dan santai sajalah kalau sedang ada masalah yang menimpa. Banyaklah berdoa, semoga tertimpa masalah semoga Allah cepat memberikan solusinya.

Mendaftar dulu di front office, menyampaikan beberapa keluhan lantas duduk nonton tivi atau membuka HP melihat Youtube dengan wifi yang sudah disediakan sambil menunggu mas montir memperbaiki sepeda. Tiba tiba ia memanggil, "Bu, maaf, " katanya sambil memberikan kode kepada saya agar mendekat. Memang kalau di bengkel, saat mekanik bekerja, kita tidak boleh mendekat ke mereka. Apalagi sampai ikut ikutan 'canthuk lawung' memeriksa. Sepertinya kita tidak percaya kepada mereka. Tidak enak kan bekerja sambil ditunggui dan dilihati apalagi 'ngriwuki'. Sayapun mendekat, "Iya, mas. Bagaimana?" tanya saya. "Ini Bu, joknya sudah baik, " katanya sambil memperlihatkan jok sepeda yang sudah berfungsi normal kembali. Senangnya hati saya, "Wah, alhamdulillah. Sip Mas." jawab saya sambil tersenyum gembira. "Tapi, sepertinya lampu depan dopnya putus Bu, jadi harus ganti baru." lanjutnya. "Oh, ndak papa. Ganti baru saja. "

Iapun melanjutkan bekerja. Sayapun kembali dusuk di tempat saya semula. Dari jauh saya memandangnya bekerja. Tangannya yang terampil membongkar bagian depan sepeda motor dan dengan tangkas melepas penutup kap lampunya. Digantinya bola lampu lama dengan yang baru. Lampu itupun kembali normal menyala. Ia tersenyum sendiri seperti puas dengan hasil kerjanya. Pekerjaan berikutnya ia mulai membenahi kembali kap yang tadi dibuka. Lanjut dengan mengganti oli dan mengecek semua bagian sepeda. Sesudah itu, mengisi nitrogen roda sepeda, lanjut uji coba.

Sekembalinya dari uji coba ternyata lampunya mati lagi. Kenapa ya? Mas mekanikpun berpikir keras tentang penyebabnya. Ternyata ada satu alat, namanya "Kiprok" yang terhubung ke lampu yang harus diganti karena tidak berfungsi dengan benar, karena jika gasnya terlalu kencang alat tersebut merubah arusnya dan mengakibatkan bola lampu terputus. "Bu, ini perlu diganti, tapi harganya sekitar empat ratus lima puluh ribuan." Waduh, mahal amat. Ya sudahlah mau bagaimana lagi. Memang saatnya untuk ganti. Sayapun meng-iya-kan. Sayangnya stok barangnya tidak ada. Tapi mas Mekaniknya bilang, "Asal tidak diblayer gasnya, tidak apa apa Bu, lampunya tidak akan putus. Jadi gasnya yang stabil saja nggih." Hmm, begitu. Baiklah, mungkin lain kali saja mengganti kiproknya. Sayapun bergegas menuju ke kasir untuk membayar. "Berapa semuanya, Mbak?" Tanya saya. "Dua ratus tiga puluh enam ribu rupiah, Buu. ". Alhamdulillah, rejeki untuk Mas mekanik, pak boss pengusaha bengkel dan Mbak Kasir cantik yang sedari tadi menata kertas kertas yang ada di meja kasirnya. Dan saya pulang dengan hati dan motor yang bahagia.

Pekerjaan, apapun itu, jika dikerjakan dengan hati riang ikhlas, tentulah membawa berkah untuk semuanya baik pemberi maupun penerima jasa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post