Naik Kereta Lagi
Dear pembaca, bertemu lagi dalam tulisan. Mumpung ada waktu. Dan ada "mau". Maaf, sudah lama tak menulis, rasanya jadi seperti bagaimanaa gitu. Baiklah. Kali ini saya sedang dalam perjalanan dengan kereta Mutiara Selatan dari Malang menuju Surabaya. Kereta ini tujuan akhir sebenarnya adalah Bandung. Namun karena saya tinggalnya di Surabaya, tidak mungkinlah saya ikut kereta menuju Bandung. Nanti saya akan turun di Stasiun Gubeng Surabaya. Kereta ini berangkat tepat waktu, pembaca, pukul 16.30. Tidak kurang, tidak lebih. Nanti akan tiba di stasiun Gubeng insya Allah tepat pukul 18.30. Jadi perjalanannya memakan waktu 2 jam.
Sengaja saya pulang kembali ke Surabaya, naik kereta. Kangen masa lalu, pembacaa. Yah, idhep idhep napak tilas. Kok napak tilas?? Iyya. Selama dua tahun yakni dari tahun 2006 sampai 2008 setiap Jumat sore dan minggu pagi bolak balik Malang-Surabaya dan Surabaya-Malang, naik kereta api. Saya kuliah di Malang, sementara keluarga di Surabaya. Itulah yang menyebabkan saya jadi pelanggan tetap PT KAI.
Di tahun itu, kereta api masih belum sebaik sekarang. Bayangkan, saya pernah berdiri dari Malang sampai Surabaya selama hampir 2 jam karena keretanya penuh sesak dengan penumpang. Belum lagi bapak ibu pedagang asongan dan pengamen yang hilir mudik menawarkan dagangannya. Penumpang yang merokok sembarangan, tidak perduli ruangannya yang sudah panas dan pengap karena saking banyaknya penumpang yang berjejalan. Di lantai gerbong sampah yang berserakan, belum lagi jadwal keberangkatn dan tiba yang sering molor dari waktu yang sudah ditetapkan. Begitulah, serunya naik kereta ekonomi 11 tahun yang lalu. Meskipun demikian keadaannya tapi saya waktu itu tetap suka naik kereta. Maklum, perut suka tidak bisa diajak kompromi bila naik kendaraan lainnya.
Sekarang, kereta api relatif lebih baik pelayanannya. Meskipun ekonomi, penumpang bisa duduk dengan nyaman.Tak ada lagi penumpang yang berebut tempat duduk karena sudah ditentukan berdasarkan tiketnya. Petugasnya sangat disiplin dan ramah. Lantainya bersih karena adanya petugas kebersihan.Gerbongnya, meskipun ekonomi, ber AC juga. Wah, pokoknya nyaman deh naik kereta di jaman sekarang. Apalagi yang eksekutif, petugasnya cantik cantik dan ramah ramah. Mudah mudahan PT KAI bisa terus meningkatkan pelayanannya terhadap penumpang.
Hmm, namun demikian ada satu yang saya tak suka bila naik kereta, atau kendaraan umum lainnya. Paling sedih bila duduk bersebelahan dengan, maaf, yang bukan muhrimnya. Seperti kali ini. Yang duduk di sebelah saya adalah bapak bapak yang sebaya dengan saya. Bukan karena sombong bila saya tak mengajak bicara,, tapi rasanya aneh saja duduk selama perjalan dengan orang asing dan tak tahu harus bicara apa. Mungkin kemampuan komunikasi saya kurang. Tidak bisa berbasa basi. Jadi saya putuskan untuk pegang HP dan mulai menulis. Saya berbincang bincang saja dengan bapak ibu pembaca gurusiana. Akhirnya, karena mungkin melihat teman duduknya diam saja, bapak itu pindah ke tempat duduk kosong di bagian belakang, mekipun tak sesuai dengan tiket yang ia pegang. Hahaha. Maaf ya pak, lain kali mungkin saya harus belajar lebih ramah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita yang asyik banget. Mengalir lunyu
Terimakasih, sdh mampir baca, pak Leck
Kereta..banyak kisah dan kenangan. Mari..nyepur! Salam sukses,bun
Naik kereta memang menyenangkan, salam sukses juga kagem pak Sutanto
Saya suka banget naik kereta Bu... Perjalanan lebih cepat dan nyaman. Itu Stasiunnya bagus sekali
Inggih bu, naik kereta memang selalu menyenangkan. Itu stasiun Malang kota baru, bu. Stasiunnya kecil namun bersih indah dan menyenangkan
Bu dyah...aq rindu naik kereta dgn bu dyahhh
Me too, ayo kapan kapan berkereta riaa, tapi jangan salah stasiun lagi kayak dulu yaa hahaha
Haha... Pengalaman yg mengasyikkan Bu Dyah. Kalo sy justru paranoid dgn orang2 yg blm dikenal. Jd lebih baik tidur atau "pura2 merem". Selamat menikmati perjalanan Bu... Sukses selalu, semoga perjalanannya barokah...
Terimakasih, bu Tari,, ini sudah sampai Surabaya, keretanya tepat waktu, alhamdulilah