Pada Rembulan (4)
Hai Bulan,
Apa kabar?
Tadi aku masih melihatmu terselimuti kabut dalam pedar cahaya fajar
Jingga tak mampu menutupi indahnya wajahmu yang redup temeram seperti sinar lampu ditengah hutan yang kelam
Aku terkesima dalam diam
Mengapa timur menghantarmu bersama pagi, embun dan matahari yang bersembunyi dibalik gedung tinggi
Menuju ke barat engkau lalu
Melewati waktu sampai ke barat meski tak terlihat
Bulan
Takdir terus berjalan
Setiamu menetapi janji yang telah digariskan
Menutup semua celah ingkar
Membuka pintu langit
mengindahkan kehidupan
Bulan, telah kau dapatkan hatiku dan sedikit senyuman
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap puisinya
Terimakasih, bu Risma
Wow,puisi indah. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Maturnuwun, bu, sukses selalu juga untuk bu Siti Ropiah