Hari ini bukan akhir tapi merupakan titik permulaan menuju ke Pengalaman Lapangan Persekolahan (PLP) 2 yang lebih memerlukan semangat dan usaha keras untuk memperoleh pengalaman yang diinginkan sebagai calon guru di masa depan. Demikian hal itu disampaikan oleh Kepala MTsN 4 Kota Surabaya, Choirur Roziqin, S. Ag., M.Pd, dalam sambutannya pada acara Penutupan PLP 1 yang diadakan pada hari Jum'at tanggal 12 Maret 2021 di Ruang 9E gedung MTsN 4 Kota Surabaya. Hadir pada acara tersebut Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Hisbullah, para Wakil Kepala Madrasah dan seluruh mahasiswa yang ikut serta dalam PLP 1 dengan agenda utama Presentasi Laporan Hasil Observasi di MTsN 4 Kota Surabaya.

Lebih lanjut Kepala Madrasah menyampaikan bahwa PLP 1 Ini merupakan proses dinamika yang harus dilalui. Dan dalam menghadapi dinamika tersebut mindset para peserta harus berubah. Perubahan yang sangat cepat mengharuskan mahasiswa memiliki kemampuan mengakses informasi yang handal. Jangan hanya menunggu tapi harus bisa menginisiasi. Fakultas Tarbiyah merupakan sebuah lembaga yang mempersiapkan para mahasiswa di dalamnya menjadi guru. Maka jiwa guru harus melekat dalam diri setiap mahasiswanya. Guru adalah individu yang luar biasa. Sayangnya survey tidak memihak kepada guru dalam masalah kinerja. Dinyatakan guru semakin bertambah usia semakin tidak produktif. Oleh karenanya PLP merupakan program yang diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat para guru yang sudah senior untuk giat beraktivitas dalam pembimbingan para calon guru ini. Spirit belajar dan mengembangkan diri harus selalu ada pada para guru baik junior maupun senior. Meneladani ulama Indonesia yang sangat alim, KH Bahauddin Nursalim, meskipun sudah sangat alim namun semangat belajar kitab kitab senantiasa kuat dan semakin bertambah seiring usia. Spirit itulah yang harus dikembangkan untuk kemajuan bangsa dan negara.

UINSA tidak hanya memprioritaskan ilmu dunia tapi ada morality dan religiusitas di dalamnya. Maka para mahasiswa diharapkan memiliki semangat dan spirit yang kuat serta niat yang lurus. Sebagaimana diibaratkan dalam bahasa jawa cengkir, Kenceng Ing Pikir, senantiasa lurus dalam berpikir. Dengan spirit dan niat yang lurus pekerjaan seberat apapun akan terasa ringan. Semangat/spirit jangan sampai padam karena jika para guru dan calon guru telah kehilangan semangatnya maka jangan bermimpi memiliki siswa yang bersemangat pula.

Sementara itu, Dr Hisbullah selaku Dosen Pembimbing Lapangan menyampaikan rasa termakasih kepada Kepala Madrasah dan para guru pamong karena telah membantu mahasiswa hingga selesainya masa observasi PLP 1 ini. Para Mahasiswa PLP harus bisa menganalisa hasil observasi untuk bisa digunakan pada Program PLP 2 yang akan datang. Mereka juga diharapkan mampu memposisikan diri sebagai calon calon guru. Di akhir sambutannya, Dr Hisbullah mengutip pesan yang disampaikan oleh para pendiri Pondok Gontor, bahwa dalam sebuah kegiatan pembelajaran jika materi itu penting, maka metode atau cara menyampaikan materi itu lebih penting. Namun diatas semua itu semangat merupakan hal yang paling penting dari keduanya. Pesan tersebut agar senantiasa diresapi dan menjadi starting point dalam menyiapkan diri sebagai guru di masa depan.