Satya Lencana (hari ke-2)
Hari menjelang senja, saat bapak Kepala Madrasah kirim pesan melalui WA ke saya, so upset karena video lomba kami tentang Persiapan Pembelajaran tatap muka, Paduan Suara Mars Kemenag dan Guru kreatif yang kami upload di channel you Tube Madrasah kami masih belum sesuai harapan kami. It is ok, hidup kan memang seperti itu. Kita tak bisa memaksakan orang suka dengan apa yang kita buat atau mengerti dengan apa yang kita lakukan. Maka meski kecewa, kami tetap bersemangat dan saling menyemangati. Di ujung pesan, beliau menuliskan, "O ya, saya lupa. Ada pesan dari bu Rahma, besok ke Kemenag Kota ya, ambil piagam penghargaan, Satya Lencana Karya Satya. "
Wait a minute, is that true? Apa saya tidak salah baca? Ternyata tidak. Memang bunyi pesannya hari Senin saya diminta ke Kemenag Kota. Dibawahnya disertakan foto lampiran Surat yang bertuliskan nama saya.
Paginya saya ke Kemenag Kota Surabaya setelah sebelumnya WA ke Bu Rahma dan saya disarankan untuk menemui bu Yus di bagian Urusan Kepegawaian. Sekitar pukul 10.00 saya tiba. Bergegas saya menuju ke ruangan UP menemui bu Yus. Antara percaya dan tak percaya saya menerima sebuah map berwarna merah hati dengan lambang burung Garuda di pojok kiri atas. Di tengahnya ada gambar bintang yang diapit padi dan kapas. Dibawahnya bertuliskan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PIAGAM, GELAR TANDA JASA DAN TANDA KEHORMATAN REPUBLIK INDONESIA. Jlebbb... dada saya rasanya sesak. Saya tidak tahu apa yang saya rasakan. Saya terharu.
Berjalan keluar ruangan, saya ingin menangis. Saya merasa sayalah yang seharusnya berterimakasih. Jasa apakah yang sudah saya berikan kepada negara ini? Saya hanya sekedar menjalankan pekerjaan, kewajiban yang harus saya emban. Tidak lebih. Dan saya.... dibayar. Saya malu... Seharusnya saya yang berterimakasih kepada negeri ini karena sudah lebih dari 20 tahun saya diberi kesempatan dan kepercayaan untuk mengabdi. Selama itu, banyak kebahagian yang telah saya rasakan, bertemu dengan anak anak yang manis, rekan rekan kerja yang baik, pimpinan yang mengayomi dan kesempatan untuk lebih dekat kepada Illahi Rabbi karena lingkungan yang agamis di tempat kami. Dan masih banyak lagi. Jadi seharusnya saya tahu diri, sayalah yang seharusnya berterimakasih kepada negara ini. Maafkan saya bila masih banyak kekurangan yang ada pada diri, tapi di dalam hati tersemat janji untuk tetap selalu semangat mengabdi pada negeri.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar