
Seutas Tali (Tagur Hari ke 22)
Diambilnya seutas tali.
Kemudian diam.
Sekali lagi ia memandang
Pikirannya menerawang
Kejadian siang tadi sungguh membuatnya hilang keseimbangan
Dunia tiba tiba terbalik
Gunungpun melayang layang
Ia terkesima dengan yang dilihatnya
Kekasih pujaan hatinya bersama sahabatnya
Tampak mesra di mabuk cinta
Tidak ingatkah ia
Bahwa laki laki itu suami Sahabatnya?
Mengapa ia tega?
Dan laki laki itu seperti tak bersalah
Menghardiknya
Ia marah, ia gusar
Tapi mawar sudah selesai mekar
Tanda waktu telah berbunyi
Saatnya untuk kembali.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ah pengkhianatan yg tak termaafkan, keren bu dyah...