Dyah Eko

Saya DYAH mengajar di SD Negeri Dabasah 1 Menulis oleh sebagian orang sangat membosankan Tapi ketika kamu sudah terjun dalam dunia ini, kamu akan merasak...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bekali Anak dengan Akhlaq

Bekali Anak dengan Akhlaq

Kualitas seorang manusia sebagai hamba Allah SWT di atas permukaan bumi ini tidak dapat diukur hanya dari keunggulan ilmu pengetahuan semata dan keahlian belaka, namun juga diukur dari kualitas akhlaknya.

Dengan kata lain, ketinggian ilmu tanpa dibarengi dengan akhlak mulia akan menjadi sesuatu yang sia-sia bahkan ilmu tanpa akhlak dapat membawa kepada kehancuran.

Bahkan Rasulullah SAW pun diutus tak lain hanya untuk menyempurnakan etika dan akhlak manusia yang lebih baik. Dan sesungguhnya seluruh disiplin ilmu manapun, baik ilmu pengetahuan untuk kemudahan hidup di dunia lebih-lebih ilmu agama untuk kepentingan hidup di akhirat kelak, selalu menempatkan moral, etika dan adab, sebagai implementasi dari akhlakul karimah. MAKA ................ Setiap rumah tangga haruslah memiliki keinginan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Sehingga setiap anggota keluarga harus memiliki peran dan menjalankan amanah tersebut.

Sang suami sebagai kepala rumah tangga haruslah memberikan teladan yang baik dalam mengemban tanggung jawabnya karena Allah ‘Azza wa Jalla akan mempertanyakannya di hari Akhir kelak. DENGAN DEMIKIAN ................... Anak adalah sebuah titipan terindah dari Allah SWT kepada hamba-Nya. Sebagai titipan, orang tua berperan penting dalam menjaga dan mendidiknya sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan at-Tirmidzi dari Jabir bin Samurah, Rasulullah SAW bersabda, ‘Mengajarkan adab pada anak itu sungguh lebih baik bagi seseorang daripada bersedekah satu sha’ (makanan)’.” (HR Tirmidzi)

Membentuk akhlak seorang anak sangatlah dianjurkan sesuai dengan syariat agama. Berikut kiat-kiat terbaik untuk memperkuat fitrah dan adab anak, seperti yang dirangkum dari buku Mendidik Anak Laki-Laki karya Dr Khalid asy-Syantut.

Pertama, berikan teladan yang baik dari orang tua. Sebab, orang tua akan menjadi contoh utama yang anak-anak temui setiap hari. Setelah itu, barulah guru dan teman sepermainan yang akan menjadi contoh lainnya.

Perlu diingat, orang tua dan pihak pengajar akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah SWT terkait mendidik anak. Maka dari itu, usahakan untuk selalu mengajarkan hal-hal baik yang tidak menyimpang dari agama Allah.

“Setiap anak terlahir sesuai fitrah, kemudian orang tuanya membuatnya menjadi orang Yahudi, Nasrani, dan Majusi,” kata yang disebutkan Suyuthi dalam al-Jami’ ash-Shaghir.

Kedua, mengajak anak mumayyiz beraktivitas bersama orang tuanya. Mumayyiz menurut Imam Syafi’I adalah seorang anak yang usianya telah mencapai tujuh tahun dan bisa membedakan baik buruk dalam dirinya.

Pada masa ini, seorang anak sudah bukan lagi anak kecil. Artinya, mengajaknya beraktivitas bersama orang tua akan membantu memenuhi kebutuhan sesuai yang diketahuinya. Di sinilah perasaan dan tanggung jawab diuji dalam dirinya

Ketiga, memberikan penilaian terhadap apa yang anak lakukan. Tujuannya untuk menyadarkan anak mengenai perasaan. Misalnya, jika dia bertengkar dengan saudaranya, orang tua wajib memberi tahu bahwa hal tersebut merupakan tindakan yang keliru.

Dari sanalah anak bisa memahami mana yang baik dan yang buruk untuk dia lakukan. Demikian pula ketika mereka melakukan sesuatu yang baik dan posiitf, orang tua bisa memberikannya penghargaan dan pujian agar mereka bangga terhadap dirinya ketika melakukan kebaikan.

Keempat, tanamkan nilai-nilai kebaikan di tengah keluarga. Seperti yang kita pahami, keluarga merupakan fondasi nomor satu untuk membentuk akhlak

Oleh sebab itu, orang tua harus memberikan pemahaman kepada sang anak untuk berlaku jujur, amanat, menepati janji, lemah lembut, dan santun.

Dalam hal ini, orang tua bisa memberikan teladan yang baik untuk mereka. Selain itu, arahkan mereka untuk membaca buku kisah-kisah teladan Nabi maupun kehidupan sahabat. Tentunya dengan begitu diharapkan mereka bisa memetik pelajaran dari buku yang dibacanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Karena madrasah pertama adalah keluarga

16 Jun
Balas

betul

12 Jul



search

New Post