Bukan Sekadar Gulungan Tisu Saja, Fakta Unik Tentang Tisu Toilettisu gulung yang Belum Ka
Tisu toilet. Mungkin terdengar sepele bagi sebagian dari kita. Wajar sih, masih ada sekitar 70-75% warga dunia yang tidak bergantung pada gulungan tisu untuk ‘menyelesaikan urusan ke belakangnya’. Tapi semakin bertambahnya penduduk Indonesia yang beralih ke toilet duduk, makin penting juga sebuah gulungan tisu toilet bagi kehidupan sehari-hari kita.
Barang yang satu ini sebenarnya termasuk inovasi baru lho, alias baru terkenal di abad kemarin. Tapi popularitasnya langsung meroket sampai banyak orang yang mengaku tak bisa hidup tanpa tisu toilet. Terutama mereka dari negara-negara maju dengan konsep toilet kering. Dibandingkan makanan, 49% dari responden di sana mengaku lebih memilih membawa tisu toilet jika terdampar di pulau tak berpenghuni.
SAAT menggunakan toilet umum yang berbentuk toilet duduk, sebagian besar orang sangat berhati-hati dan menjaga kebersihan. Mereka melakukan apa saja demi tidak tertular bakteri yang menempel di permukaan toilet.
Mulai dari mengelap dengan tisu yang sudah diberi semprotan antiseptik hingga melapisi permukaan toilet duduk dengan tisu gulung. Cara seperti ini tentu Anda anggap lebih higienis dibandingkan langsung mendudukinya, bukan?
Meski langsung menduduki toilet umum tidak dianjurkan, tapi melapisi toilet dengan tisu gulung pun justru lebih mengerikan bakterinya. Tisu yang dianggap sebagai perisai pelindung dari bakteri ternyata malah menjadi cara yang kurang tepat dalam menghindari bakteri.
Di sisi lain, tisu gulung/toilet yang dianggap bersih oleh masyarakat, malah lebih mudah menyerap, sehingga menjadikannya tempat ideal bagi bakteri untuk menempel. Jadi, Anda bisa simpulkan sendiri, alasan melapisi toilet duduk dengan tisu bukanlah tindakan yang tepat. Selain karena tekstur permukaan tisu gulung yang kasar, letak keberadaannya yang ada di sebelah toilet pun jadi alasan. Tisu gulung/toilet lebih banyak dihuni bakteri karena bakteri setelah flush diputar dapat berpindah ke tisu.
Mendalami keberadaan bakteri di tisu gulung/toilet, sebuah studi menunjukkan setiap flush yang dilakukan seseorang setelah buang air besar, ternyata bakteri tinja dapat tersebar melalui udara. Selain itu, tidak menutup kemungkinan dan akan sangat mudah hinggap di gulungan tisu toilet, karena letaknya tepat di sebelah toilet.
1. Tahukah kamu kalau jenis tisu ini nggak bisa menyerap minyak dengan sempurna? Yang ada, muka atau kulitmu akan jadi sarang kuman setelahnya . Tujuan utama dari tisu untuk makan adalah tisu yang efektif untuk membersihkan sisa makanan terutama makanan- makanan berminyak. Beda dengan tisu toilet yang dirancang untuk dipakai sedikit saja karena lebih menyerap air di banding minyak.2. Tisu toilet dirancang agar hancur saat terkena air, karena bertujuan agar ketika dibuang melalui saluran air tidak menyebabkan mampet. hal ini yang tidak cocok dengan penggunaan di tempat makan. Mungkin kita pernah ketika membersihkan mulut, keringat, atau tumpahan air minum di meja menggunakan tisu toilet dan akhirnya tisu toilet menjadi hancur kan? Memakan banyak waktu dan kurang efisien kalau untuk perawatan sehari-hari
3. Tisu wajah seperti sudah memiliki porsi dalam setiap pemakaian. Kita bisa mengambil satu per satu tanpa harus khawatir terambil sekaligus banyak. Tetapi berbeda pula dengan tisu toilet yang harus kita sobek dahulu. Ribet kan? Jadi, tisu jenis ini sangat nggak fleksibel kalau kamu gunakan untuk perawatan wajah sehari-hari.
4. Permukaannya yang kasar bisa menimbulkan luka atau iritasi jangka panjang buat kulit. Yaelah, kan udah dibilang ini bukan buat kulit apalagi kulit muka Kita semua sudah tahu bahwa kuliat muka merupakan bagian kulit yang lebih sensitif dibandingkan dengan kulit di area lain. Contohnya saja seperti sabun untuk tubuh dan untuk muka memiliki kandungan yang berbeda agar tidak merusak kulit wajah.5. Sama halnya seperti tisu. Tisu toilet bisa dikatakan tidak ramah untuk area wajah terutama untuk orang-orang yang memiliki kulit sensitif dan dapat menyebabkan alergi bahkan hingga terluka, lho.Tahu nggak sih kalau tisu toilet itu terbuat dari bahan-bahan daur ulang? Yes, masih mau pakai ini buat kulit halusmu?
6. Dari beberapa sumber mengatakan bahwa terdapat tisu toilet atau toilet paper yang menggunakan bahan daur ulang. Hal ini dapat menjelaskan poin sebelumnya bahwa tisu toilet tidak ramah untuk kulit wajah.
7. Jadi sebagai saran, mungkin kita dapat membawa tisu sendiri saat mendapati tempat makan yang masih menggunakan tisu toilet, ya.
Ternyata banyak cerita menarik yang dibalik sebuah benda sesederhana tisu toilet. Dari asal-usulnya sampai beragamnya kebiasaan orang menggunakan tisu toilet di berbagai negara. Tapi yang paling penting diingat adalah kenyamanan modern sesederhana tisu toilet pun, sebenarnya bisa membahayakan keberlangsungan lingkungan sekitar. Dari banyaknya pohon yang harus ditebang untuk memenuhi penggunaan global, sampai limbah yang dihasilkan. Nyatanya tak semua tisu toilet bisa terurai dengan baik begitu jadi sampah.
Mungkin lebih baik kembali ke zaman nenek moyang kita di Indonesia yang ‘cebok’ pakai air saja ya? Tapi lagi-lagi, air pun sudah jadi barang langka di beberapa tempat. Ya hidup zaman sekarang itu memang kuncinya adalah kesadaran diri untuk tidak lebih jauh lagi menyakiti lingkungan. Pakai tisu toilet atau air ya seperlunya. Kalau bisa ikut program pelestarian seperti penanam pohon kembali, pastilah lebih bagus. Tapi semua itu ya harus dimulai dari diri sendiri dan cobala memulainya saat ini juga.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, terima kasih ilmunya
Trims infonya.keren
Luar biasa. Terima kasih artikelnya.
mantap
Wah mantap bu,terus berkarya,ditunggu tulisan selanjutnya,jangan lupa follow akun saya