Dyah Eko

Saya DYAH mengajar di SD Negeri Dabasah 1 Menulis oleh sebagian orang sangat membosankan Tapi ketika kamu sudah terjun dalam dunia ini, kamu akan merasak...

Selengkapnya
Navigasi Web
LUKA

LUKA

Saya percaya setiap orang pernah mengalami kekecewaan dalam kehidupannya. Kecewa yang disebabkan oleh pasangan, anak, atasan, bawahan, tetangga, dan bisa juga kekecewaan yang muncul akibat suatu peristiwa, kejadian seperti bencana alam, perceraian, kecelakaan dan lain sebagainya. Kalau kekecewaan itu bisa dilupakan dan diatasi dengan segera itu tidak akan menjadi masalah besar, namun bila kekecewaan itu dipendam dalam hati dan tidak pernah diselesaikan itu akan menimbulkan masalah baru dalam hidup.

Pada awalnya kekecewaan yang dipendam dalam hati hanya menimbulkan luka kecil. Sebuah luka kecil yang tidak berarti apa-apa tetapi akan menjadi besar bila ada faktor pemicu (stimulus) yang terus -menerus menekan luka tersebut. Luka itu akan menjadi infeksi dan akhirnya memberi dampak buruk dalam kehidupannya.

Banyak orang yang tidak sadar akan luka tersebut atau mungkin mereka juga sadar bahwa mereka memiliki luka dalam hati mereka, namun mereka tidak mencari pertolongan untuk menuntaskan/menyembuhkan luka tersebut. Setelah luka itu menjadi besar dan sudah mencapai stadium tinggi barulah orang terluka ini mencari pertolongan.

LUKA seringkali hadir untuk melembutkan hati. Luka seringkali memilih kita sebagai perantara kekuatan untuk manusia lain. Karena luka pun percaya, kita yang mendapat luka adalah orang-orang kuat yang terpilih untuk merasakannya. Luka percaya, kita adalah orang baik yang akan bercerita tentang luka yang tak selamanya berarti jahat.

Ketika luka hadir, ia tidak disambut, tapi ketika ia sudah pergi .. efek kebaikannya sungguh luar biasa.

Ketika ia pergi, biasanya kita akan berbicara, "inilah pembelajaran hidup," dan seringkali lupa bahwa semua itu karena luka yang berhasil kita damaikan. Kita lupa, kita lah yang berkontribusi besar dalam proses penyembuhan luka itu. Kita lupa berterima kasih pada diri sendiri yang sudah lama berjuang. Mungkin, hidup kita selama ini adalah kumpulan luka yang berhasil kita obati.

Kita yang hebat dan kuat, sementara luka dan hidup saling berdampingan untuk membantu, mereka hanya membantu, mengadakan diri untuk kamu, untuk kita, untuk aku, agar lebih berempati, karena tak mungkin, luka yang sama akan kita terima semuanya. Kita butuh cerita tentang luka.

Mungkin, saat ini kesedihan atas luka adalah rasa yang luar biasa ingin kita lepaskan. Tapi bersyukurlah ada yang namanya personifikasi, hingga aku bisa membayangkan, dan mungkin kamu juga ... luka itu tersenyum ketika kita berhasil menaklukan semua rasa negatif karena kehadirannya.

Si luka tersenyum, sebuah kontradiksi yang bisa jadi sulit dipahami. Tapi begitulah, salah satu cara untuk memahami luka. Salah satu jalan untuk melihat luka bukan lagi menjadi hal yang selalu dihindari.

Setiap luka memiliki akar penyebab dan dari akar penyebab akan muncul yang namanya buah reaksi. Bila akar penyebab luka sudah sangat dalam maka bisa dipastikan buah reaksi yang muncul adalah tindakan-tindakan yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Di bawah ini adalah beberapa dampak dari luka yang disimpan dalam hati dan tidak pernah terselesaikan dengan baik:

· Dampak secara emosional Orang yang terluka akan memiliki gambar diri yang rusak. Mereka tidak akan bisa menerima diri sendiri dengan baik. Ini sering terjadi pada anak-anak yang mengalami luka dengan orangtuanya.

· Dampak secara Fisik Biasanya setiap orang yang menyimpan luka terlalu lama akan mengalami penyakit-penyakit psikosomatis yang dapat mengakibatkan gangguan baik untuk diri sendiri dalam bekerja, berelasi; dengan keluarga, kehilangan fungsi dalam keluarga, tidak ‘hadir’dalam keluarga; masalah-masalah disfungsi seksual.

· Dampak secara Klinis Bagi beberapa orang yang lain dampak kekecewaan akan membawa mereka kepada pola makan yang tidak lazim. Untuk menghapus kekecewaannya mereka akan mencari pelarian dengan makan sebanyak-banyaknya sehingga menimbulkan obesitas atau kehilangan nafsu makan sama sekali.

· Dampak secara rohani Sulit membangun hubungan/relasi dengan pencipta apalagi bila kekecewaan itu muncul akibat bencana alam yang menyebabkan orang yang dikasihinya meninggal. mereka merasa Tuhan tidak adil, tidak mengerti dan lain sebagainya

Sebelum terlambat bagi kita, marilah kita memeriksa diri masing-masing. Apakah ada luka yang belum terselesaikan? Apakah ada kekecewaan yang belum terungkapkan? Bila ada segeralah cari bantuan supaya kita segera pulih dan tidak hidup di bawah kekuasaan rasa kecewa. Ingatlah selalu bahwa dalam setiap reaksi pasti ada akar penyebabnya. Kalau selama ini kita bereaksi atas setiap kejadian dengan sisi negatif berarti ada akar dalam diri yang belum terselesaikan. Jadi segeralah selesaikan…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren tulisannya bu Dyah

10 Jul
Balas

trimakasih

12 Jul
Balas



search

New Post