Maafkanlah Diriku
Matanya menatapku penuh kebencian. Aku mengerti bahkan sangat mengerti kenapa dia begitu padaku. Kutatap lagi matanya, masih sama. Benci, itu yang kutangkap dari bola matanya yang begitu bening. Bahkan gemeletuk giginya menandakan betapa geram dia padaku. Aku tak peduli.
Kembali aku mengusirnya. Ini sudah pengusiran yang keberapa, aku lupa. Perlakuan yang membuatnya tidak menyukaiku. Sungguh sekali lagi aku tak peduli. Kehadirannya sangat menggangguku. Apalagi suaranya, uaaahhh, sudah cukup membuat bulu romaku berdiri.
Kuakui dia sangat lucu, bola matanya indah, kulitnya meski tak begitu glowing tapi lumayan bersih. Tapi dari semua keindahan yang dimilikinya itu tetap tak bisa membuatku jatuh hati atau minimal menyukainya. Maafkanlah aku yang telah membuatmu membenciku. Mohon mengertilah selamanya diri ini tak bisa menyukaimu PUSH.
Patikraja, 26 Oktober 2023
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya. Salam literasi
Terima kasih Bapak.. Salam literasi juga