Dyahni Mastutisari

Lulusan FKIP UNS Solo Jurusan Pendidikan Matematika. Sekarang bertugas di MTs Muhammadiyah Patikraja Kabupaten Banyumas...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENANGGAPI PERMINTAAN TOLONG MR MAHFUD ALY

Menanggapi Permintaan Lontong Mr Aly (Mahfud Aly)

Oleh Dyahni Mastutisari

Dengan penuh rasa hormat, jujur saya tak bisa memenuhi permintaan lontong eh tolong Mr Aly he..he. Saya tak punya dendam dengan kimia. Tapi swear saya tak memahami pelajaran yang dipenuhi dengan simbol huruf dan angka itu. Yang saya ingat jika O2 berarti oksigen, CO2 berarti karbondioksida, dah itu aja. Yang lainnya embuh..lupa.

Maka jika Mr Aly bertanya sistem periodik, blas tidak ingat sama sekali apalagi jembatan keledainya. Bisa-bisa saya nangis hu..hu..untuk bisa mengingatnya. Jadi please jangan minta lontong eh tolong ke saya ya Pak. Kalau begitu saya cerita aja dukanya belajar kimia. Kok dukanya? Emang nggak ada sukanya? Ada..tapi sedikiiiiit.

Kimia pelajaran yang baru dipelajari di SMA. Kelas 1 SMA blas tidak paham sekali. Naik kelas 2 merasa bego hingga akhirnya berusaha keras untuk belajar. Meski setiap kali belajar sampai mau guling-guling karena tidak paham-paham. Ulangan harian dapat 65 senangnya tidak ketulungan. Si ibu guru sepertinya tidak tahu betapa saya iri ketika beliau suka sekali bertandang ke meja sebelah yang jelas-jelas sudah pinter kimia. Mbok yao mampir ke meja saya, Bu.

Kelas 3 mulai bersahabat dengan kimia meski tidak bisa jua. Tapi minimal gurunya lumayan lah memperhatikan saya. Beberapa kali ditunjuk dan berkunjung ke meja saya. Si Ibu guru juga lumayan ramah tidak segarang guru kimia di kelas 2. Jadinya saya sedikit tenang ketika belajar kimia.

Pernah suatu saat ada tugas kimia. Dasar otak ini tak mampu, tugas pun dikumpulkan terlambat. Mendapat mandat supaya mengumpulkan sendiri ke ruang guru. Dengan ditemani seorang kawan datang ke ruang guru. Menemui guru piket,

"Pak, mau mengumpulkan tugas di meja Bu Cuncun."

"Bu Cuncun?" guru piket bertanya dahinya berkerut.

"Iya Pak, Bu Cuncun, saya mau mengumpulkan tugas kimia."

"Tidak ada guru kimia bernama Bu Cuncun," jawab guru piket datar.

Aku kebingungan mendapat jawaban guru piket. Menoleh pada teman di sebelah,

"Huss bukan Bu Cuncun tapi Bu ****(saya lupa namanya)"

Ohwalah gara-gara tak suka pelajaran kimia sayapun tak tahu nama asli gurunya. Bu Cuncun adalah nama panggilan yang diciptakan anak-anak sendiri karena maaf dahi beliau sedikit maju ke depan. Maaf Bu Cuncun atas kekhilafan muridmu ini.

Dah segini saja cerita saya. Salam perdamaian untuk guru kimia seindonesia raya.

Banyumas, 8 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

muridku banget Bund...ha...ha...ha...

25 Jun
Balas



search

New Post