Dyahni Mastutisari

Lulusan FKIP UNS Solo Jurusan Pendidikan Matematika. Sekarang bertugas di MTs Muhammadiyah Patikraja Kabupaten Banyumas...

Selengkapnya
Navigasi Web

Seandainya Bunda Raihana di Sini

"Mas, nasi dibungkus, 4 ya?" ucapku pada penjual nasi Padang yang mangkal tak jauh dari tempatku mengajar.

Sore itu sengaja kami bertandang ke rumah ibu. Perut yang keroncongan sudah tak bisa ditahan. Sesampainya di rumah ibu, ternyata oh ternyata magic com kosong. Walhasil bersama suami aku pun segera meluncur menuju warung nasi Padang.

"Pakai apa?" tanya si penjual. Masih tanpa senyuman di bibir. Ini orang sadis amat ya, batinku.

"Rendang dua, telur dua," ucapku kemudian.

"Telur habis," katanya datar. Suami pun mendekat melihat pilihan menu yang lain. Ikan kembung menjadi pilihannya.

Setelah semua pesanan selesai dibungkus. Aku pun mendekat bertanya berapa total yang harus dibayar. Tak begitu jelas dengan ucapannya, aku bertanya kembali. Dengan muka masam sedikit marah dia menjawab dengan ketus,

"Nanti dihitung dulu." Duuh ini penjual kok galak amat ya.

Dalam perjalanan pulang, bercerita kepada suami tentang ketidakramahan si penjual nasi Padang tadi. Dan ternyata suami pun sependapat. Sampai aku pun berucap, "Tidak mau lagi deh beli nasi Padang di situ!"

Ah, jika kebetulan aku harus berkomunikasi dengan orang dari Sumatera. Entah itu penjual nasi Padang ataupun mas-mas di tempat fotocopy yang kebanyakan berasal dari Medan, ingatanku melayang pada bunda Raihana Rasyid. Bunda yang menyatakan dirinya Pujakesuma, putra Jawa keturunan Sumatera. Bunda yang ramah dan rajin mendoakan kebaikan gurusianer yang lain.

Ah, seandainya bunda Raihana ada di sini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Memang Bunda Raihana bunda yang lembut hatinya, paling perhatian, sabar dan penyayang. Siapapun merasa dekat dengan bunda Rai karena ucapan tulus dari hati akan sampai ke hati. Bunda Rai selalu mendoakan setiap gurusianer. semoga keberkahan dan Rahmat serta ridho Allah menaungi kita semua.aamiin

15 Nov
Balas

Aamiin yaa robbal'alamin. Terima kasih Bunda untuk kunjungannya. Barakallah

15 Nov

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh..., Bundaaa...ketinggalan kereta...niii. Waah..., kalau anak Medan biasanya kayak durian. Kasar di luar tapi manis dan lembut di dalam...hihihi. Jazakillah khoir, Bunda. Saya jadi terinspirasi menuliskan " kasar, dan manis sekaligus lembutnya" anak Medan. Percaya deh....Bud, gimana durian Ucok, begitulah anak Medan. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah, Bunda. Sun sayang buat cucu sholehah, Hasna....mmmmmuuuuaaaacccchhhhh. ❤❤❤ ..

16 Nov
Balas

Wa'alaikumussalam warahmatullah wa barakatuh...hi..hi..ketinggalan kereta ya Bun? Durian Ucok njih Bun...wah jadi tahu yang sebenarnya ...jazakillah khoir ilmunya Bunda....Terima kasih Uthi sayaaaaaang

17 Nov

Wah, Bunda Rai jadi peredam yah dengan kerahamannya. Sumatera rasa Jawa, hehehe. Sukses selalu dan barakallahu fiiik

15 Nov
Balas

He....he...benar sekali Bunda Pipi ...sukses juga untuk Bunda. Barakallah

15 Nov

Mungkin dia lagi PMS Lik alias lagi dapet ...hi..hi...

15 Nov
Balas

Mas...budhe...beraarti cowok...cowok masa PMS

15 Nov

Wah, untung penjual nasi padang, bukan penjual nasi minang ya Buk, karena Padang dan Minang itu berbeda hehe.

15 Nov
Balas

He...he...begitu ya Mas? Terima kasih untuk kunjungannya..barakallah

15 Nov



search

New Post