DYAH PERDANA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Potret Siswaku

Di masa pandemi ini dunia Pendidikan mengalami perubahan yang signifikan. Mulai dari kebijakan, kurikulum dan pembelajaran.

Dalam pembelajaran tatanan baru atau lebih keren dengan new normal, kegiatan belajar mengajar melalui daring. Guru dituntut untuk meringkas materi yang akan disampaikan dengan media Whatsapps, Google Class, Video You tube, Zoom, Webex Meet, Google Meet dan media-media daring yang lain.

Di Sekolah saya menerapkan sistem pembelajaran daring karena Kabupaten tempat saya tinggal masih berzona merah. Saya memilih menggunakan media Whatsapps, Google Class, dan terkadang saja menggunakan sumber belajar Video You tube. Media Wa dan GC menurut saya lebih hemat paket data. Sebagai guru saya tidak ingin membebani siswa dengan biaya paket data, Ya meskipun sudah ada bantuan dari alokasi dana bos. Saya yakin bahwa bantuan itu masih belum mencukupi untuk kebutuhan paket data dalam 1 bulan pembelajaran.

Dalam setiap minggu saya mengajar di 4 kelas yang berbeda. Jumlah jam yang hanya ¼ dari jumlah jam tatap muka dalam keadaan normal. Tepatnya saya mengajar mata pelajaran Instalasi Tenaga Listrik di kelas XII TITL 2. Seperti biasa tiap Rabu pagi pukul 08.00 WIB saya menyapa siswa di group Wa, menanyakan kabar, mengajak mereka berdoa, dan apersepsi materi. Meskipun hanya lewat pesan tertulis atau pesan suara. Kemudian saya share materi. Untuk kehadiran cukup saya melihat info pesan siapa saja yang sudah merespon pesan saya. Bahkan saya memberikan kelonggaran waktu sampai hari Jum’at disetiap minggunya untuk akses materi.

Saya menyampaikan pada siswa untuk mempelajari materi,mengerjakan tugas dalam materi tersebut dan mengumpulkan tugas melalui GC di akhir minggu. Namun setelah hampir 2 bulan berjalan, saya mengamati hanya 60 % siswa saja yang aktif mengerjakan setiap tugas yang saya berikan. Selebihnya tak tau kemana saja ?

Suatu sore sepulang sekolah saya mampir disebuah toko dekat sekolah. Di toko itu saya bertemu dengan salah satu siswa , berambut gondrong layaknya bukan anak sekolah. Dia termasuk 40 % siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran.

Terjadilah percakapan singkat, “ Bagaimana Kabarmu? “ tanya saya. “ Baik bu” jawabnya singkat dengan wajah yang bingung atau mungkin terkejut bertemu saya. “ Apa kegiatanmu?”. “ setiap pagi saya membantu Ibu jualan nasi, sesudahnya saya kerja di warung kopi sampai malam “ jawabnya. “ Pantas saja le ( panggilan anak laki-laki orang Jawa) kamu tidak pernah aktif dalam pembelajaran “ jawab saya. “ Le, memang kewajibanmu membantu orang tua, bolehlah kamu bekerja tapi sekolah juga penting, jadi tugas-tugas dari sekolah juga harus kamu kerjakan, semangat ya” . “ iya Bu” Jawabnya singkat. Kemudian saya lebih dulu pergi meninggalkan toko itu.

Memang itulah faktanya, potret siswaku yang dilahirkan dalam keluarga yang secara ekonomi kurang beruntung. Nasib serupa pun terjadi di beberapa siswa yang lain, harus nyambi kerja untuk membantu ekonomi keluarga mereka.

Saya sebagai guru tidak bisa menyalahkan keadaan mereka. Siapa sih yang ingin hidup dalam kekurangan?

Sudah sewajarnya anak membantu orang tua, tetapi untuk seusia mereka mestinya mereka belajar dulu dengan giat, tanpa dibebani pekerjaan untuk mencari uang.

Saya hanya bisa memberi motivasi dan berdo’a, semoga mereka diberi kekuatan dan kemudahan dalam menjalani kehidupan yang semakin menantang. Semoga pandemi ini segera berakhir, ekonomi rakyat kembali membaik. Sekolah kembali normal seperti biasa. Sehingga saya sebagai guru bisa bertatap muka dengan siswa, kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar. SEMOGA !

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post