Kurangi Sampah Sekolah Kita ; Melihat Progress Program PSBS SDN Jeungjing 1
Di antara program andalan Pemerintah Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, adalah PSBS (Program Pengolahan Sampah Berbasis Sekolah) melalui gerakan, “Kurangi Sampah Sekolah Kita (Kurasaki)”. SDN Jeungjing 1 Kecamatan Cisoka, adalah salah satu lembaga pendidikan dasar yang terpilih sebagai tempat rintisan dan pengembangan PSBS.
Pemilihan SDN Jeungjing 1, bukan tanpa alasan. Sekolah yang sejak program tersebut digelindingkan dipimpin oleh H. Zuhri, S.Pd. Pola kepemimpinannya yang tegas dan disiplin, menjadi dasar utama dalam setiap membangun sekolah. Diharapkan dengan gaya kepemimpinan ini, program PSBS bisa tercapai dengan baik.
Adapun tujuan PPBS menurut Imam Sutopo sebagaimana disampaikan pada awal sosialisasi adalah sbb: Pertama, jangka pendek, Pengurangan timbulan sampah yang dihasilkan oleh sekolah, dengan beberapa intervensi kepada warga sekolah dan pedagang jajanan sekolah seperti siswa wajib menggunakan wadah makan dan minum saat jajan, dan dilarang membawa bungkus makanan atau minuman yang dapat menimbulkan sampah ke dalam area sekolah sedangkan untuk pedagang dilarang melayani siswa yang tidak membawa wadah makan dan minum. Kedua, dalam jangka panjang 1) terjadinya perubahan perilaku di komunitas sekolah (siswa, guru, pedagang, komite, orang tua) dalam mengelola sampah. 2) adanya pengurangan timbulan sampah dari sekolah ke TPA. 3) peningkatan kualitas kesehatan lingkungan sekolah.
Dari hasil pemantauan langsung dibandingkan dengan sebelum PSBS, terjadi perubahan cukup berarti. Secara fisik lingkungan sekolah, sudah tertata rapih. Tanaman mulai tampak menghijau, lantai kelas sudah bersih dari kotoran dan tanah. Karena alas kaki siswa sudah dibuka, termasuk ruangan guru dan kepala sekolah. Begitu juga halaman sekolah tampak bersih dari sampah, karena siswa, guru dan komunitas sekolah sudah mengurangi timbulnya sampah.
Menurut H. Zuhri perubahan ini tidaklah mudah terbentuk, perlu proses, kesadaran dan dukungan dari semua komponen termasuk dari orang tua siswa dan masyarakat setempat. Termasuk dari para pedagang. “Kami sudah melakukan berbagai pendekatan, dengan himbauan berkali-kali dan bahkan teguran”, tandas Zuhri.
Dari hasil pembicaraan guru-guru yang terwakili oleh Babay dan Deden, ada beberapa tantangan yang dihadapi satu diantara yang hingga kini belum ada solusi terbaik, adalah pengambilan sampah dari sekolah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dua pedagan yang berada di luar lingkungan sekolah susah dikendalikan dan harus terus menerus diingatkan.
Adapun progres yang dilaporkan oleh pihak sekolah, dalam hal ini oleh salah satu penggerak program PSBS (Deden) sbb: 1) Pengurangan sampah di sekolah SDN Jeungjing 1 sebanyak ± 75% dari jumlah timbulan sampah yang biasa dihasilkan dan diangkut ke TPA 2) Lingkungan sekolah mulai terlihat bersih. 3) Kesadaran komunitas sekolah mulai terbangun.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pedagang di sekolah itu memang harus selalu diingatkan terus...