edi kusmaya

Lahir di Kota Wisata Kabupaten Pangandaran Ciamis Jawa Barat. Dari pasangan, almarhum keluarga petani Hj. Rohayati dan Rusmana. Ayahanda seorang seniman, maka d...

Selengkapnya
Navigasi Web
Memburu Poin dan Koin; dengan Karya Tulis Ilmiah Populer

Memburu Poin dan Koin; dengan Karya Tulis Ilmiah Populer

Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang jabatannya sebagai tenaga fungsional, seperti di lingkungan Dinas Pendidikan guru dan penilik misalnya – apabila menulis karya ilmiah poluler (Artikel) di bidang pendidikan, seandainya tulisannya dimuat di media massa (cetak) “tertentu”. Maka selain akan mendapatkan poin berupa nilai kredit, dalam proses kenaikan pangkat/jabatan/golongan, juga memperoleh koin (uang transport/jasa) dari media yang mempublikasikan tulisan tsbt. Walaupun blum semua media bisa memberikan sekedar uang terima kasih kepada para penulisnya.

Peluang tersebut tersurt dan tersirat dalam Permeg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, dalam Sub unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dalam poin dua nomorklaturnya sbb: Melaksanakan karya tulis ilmiah dengan bukti fisik ; ………. Artikel non penelitian (Tinjauna ilmiah/Tinjaun Ilmiah Populer)

Pemberian kredit poin, oleh media cetak antara lain, dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pengembangan profesionalisme dan karir bagi penulis termasuk pegawai yang bersangkutan.

***

Peluang tersebut, sebagai tantangan yang harus dihadapi. Paling tidak memberikan lima keuntungan sekaligus; poin, koin kepuasan batin, kepekaan sosial dan daya nalar bagi yang bersangkutan. Karena aktivitas menulis, erat kaitannya dengan proses berfikir dan kreativitas seseorang.

Sedangkan tantangannnya, untuk menembus media cetak seperti koran atau majalah, tidak mudah. Tulisan harus layak muat, dan mampu bersaing dengan naskah yang dikirim penulis lain, ke media yang kita tuju. Semakin bonafide suatu media cetak – semakin ketat seleksinya. Biasanya honornya pun, semakin relative cukup lumayan.

***

Berikut, sedikit pengalaman bagaimana agar tulisan bisa diterima dan dipublikasikan oleh media massa – khususnya koran atau majalah/tabloid. Pertama, mengukur kemampuan. Bagi pemula, kirim naskah ke media lokal. Kini media massa cetak atau elektronik di tingkat lokal (kabupaten/kota), sudah relatif banyak. Akan lebih baik lagi ke media intern, seperti majalah PGRI bagi lingkungan guru, atau Tabloin yang memang komitmen dalam pengembangan pendidikan, salah satunya Tabloin TAPeN.

Kedua, munculkan isu (topik/thema) aKtual di bidang masing-masing. Misalnya isu biaya sekolah, penerimaan siswa baru atau kualitas pendidikan dasar yang masih tetap rendah. Bisa juga analisis serta prediksi, persoalan yang akan dihadapi di masa depan – serta alternatif solusinya. Tulisan yang demikian, biasanya mempunyai peluang untuk dapat diterima dan dipublikasikan. Oleh karenanya tulisan harus mempunyai nilai jual.

Oleh karenanya kepekaan sosial kita harus terus dilatih, antara lain dengan cara banyak membaca. Karena penulis yang baik, adalah rajin membaca. Berdiskusi, pengamatan langsung di lapangan dengan mengalalisis kecenderungan, bentuk lain melatih kepekaan sosial. Begitu juga meminta pendapat nara sumber di bidang keahlian masing-masing, bisa membantu kemampuan ketajaman dalam analisis suatu persoalan. Berdiskusi dengan teman sejawat akan memberikan masukan berharga, dalam proses menanalisis tema yang sedang dikembangkan.

Bagi para guru, bisa juga menggali dari persolan keseharian dalam proses pembelajaran di kelas. Bisa juga yang berkembang soal pendidikan dilihat dari lingkungan orang tua, pihak terkait dan masyarakat secara umum, bak ruang lingkup masyarakat sekitar atau dalam kontek yang lebig luas.

Setelah dua tahap awal tersebut ditempuh, dilanjut pada teknis penulisan. Ada banyak versi bagaimana menulis Ilmiah Populer (Artikel/Essay) supaya berkualitas, untuk para guru dan penilik tentu saja di bidang pendidikan, baik isi maupun penyajiannya. Namun secara umum, kerangka dasar terbagi tiga bagian sbb :

Pendahuluan. Pada bagian ini, merumuskan pokok persoalan kajian yang akan diuraian pada bagian selanjutnya. Setelah terlebih dahulu, merumuskan tema/topik yang sudah dipilih dan akan dikembangkan. Adapun perumusan judul yang menarik, bisa disusun setelah tulisan selesai. Adapun gaya tulisan yang akan ditampilkan, merupakan ciri khas penulis. Pendahuluan dalam tulisan ilmiah poluler, tidak perlu dituis “Pendahuluan” seperti dalam penulisan makalah atau tulisan sejenisnya. Karena bagian pertama dalam artikel, adalah substansinya pendahuluan. Setelah judul, pendahuluan merupakan hal kedua yang penting. Terutama bagaimana rumusan masalah disajikan dengan menarik, fokus dan langsung pada persoalan pokok, dengan porsi tulisan yang simpel (tidak terlalu panjang) sekitar dua atau tiga alinea, cukup. Standar yang umum sekitar 1.200 karakter.

Isi. Setelah merumuskan pokok persoalan di pandahuluan, dilanjukan dengan mengelaborasi (menguraikan/deskrispsi) aspek tersebut secara lebih rinci. Sejumlah teori dan asumsi dari para pakar dikemukakan di sini. Hasil-hasil penelitian terbaru, temuan paling kini dari berbagai disiplin ilmu dapat ditampilkan. Bagaimana pula penulis memberikan analisis, alternatif pemecahan persolan berdasarkan pada kajian akademik sesuai dengan pendekatan ilmu yang digunakan.

Penutup atau kesimpulan. Akhir sebuah artikel, berupa rumusan persoalan atau masalah yang telah melalui dua tahap. Bagian ini merupakan hasil perpaduan antara pokok persoalan yang dirumuskan di pendahuan, dengan kajian dan atau pendekatan keilmuan yang tersurat dan tersirat dalam bagian dua. Intinya berupa pembuktian benar atau tidaknya suatu pandangan, menurut pendapat penulis.

Menurut Moch Djoko Yuwono, salah satu anggota jaringan informasi dan data grup Pos Kota, paling tidak ada tiga aspek penentu kualitas artikel. Pertama, isi. Karya tulis ilmiah popular yang baik, kaya dengan pemikiran – baik penulis maupun analisa pakar. Pemikiran pakar di bidang masing-masing, akan memperkuat dasar argumentasi kita terhadap suatu persoalan yang sedang dikomunikasikan kepada pembaca. Masih bagian isi, adalah pentingnya penyampainan data dan fakta yang akurat. Sebagai pijakan dalam mengelaborasi gagasan.

Kedua, berbahasa. Penguasaan bahasa yang benar dan baik, merupakan salah satu syarat mutlak penulisan artikel. Sebagus apapun sebuah gagasan, jika diutarakan dengan bahasa tulisan yang semerawut, tidak akan memberikan banyak manfaat apa-apa.

Kejelasan berbahasa, cermin kejelasan berfikir. Oleh sebab itu, penjabaran ide secara logis dan jelas akan berpengaruh pada mutu sebuah tulisan. Konsekwensinya penulis harus menguasai tata bahasa, mengerti ejaan serta memiliki perbendaharaan kata yang memadai.

Ketiga, berteknik saji. Agar menghasilkan tulisan yang baik, penulis tidak boleh abaikan penyajian. Karena berkaitan erat dengan konstruksi tulisan (pendahuluan, batang tubuh dan kesimpulan/penutup), struktur kalimat, pengaturan kalimat serta paragraph. Struktur kalimat, juga akan berpengaruh pada penuturan uraian secara teratur, jelas sekaligus logis.

Kunci berhasil tidaknya penulis, adalah “berlatih dan berkarya”. Artinya betapa pun kita telah menguasai pengetahuan praktis tetang bagaimana menulis yang baik, kalau jarang berlatih.

Jadi persoalannya bukan pada pertanyaan berbakat atau tidak dalam menulis ? tetapi maukah kita terus berlatih dan berlatih. Itu saja.

Belajar menulis hampir sama dengan belajar berbicara. Awalnya kita berbicara dengan kaku, sekarang kita mampu berbicara dengan cepat dengan ide yang mengalir bebas.

Penulis tidak pernah dilahirkan, tetapi dia diciptakan. Bakat menulis tidak selalu dibawa sejak lahir, tetapi tumbuh oleh satu motivasi dan gagasan. (Bambang Trimansyah)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Master...

16 Nov
Balas

Mantap Pak Edi.. Belajar menulis sama dengan belajar bicara.. awalnya kaku namun kalau sudah terbiasa akan mudah dan lancar..

22 May
Balas

Betul pak, harus banyak berlatih. Sukses Pak Edi

24 Oct
Balas

Harus banyak berlatih itulah kata yang paling tepat seperti saya sabagai pemula

28 Jan
Balas

Mantap pak

12 Apr
Balas



search

New Post