Edi Martani

Menulis itu membutuhkan tenaga ekstra, maka sebelum menulis siapkan cemilan secukupnya. Agar betah menulis sampai cemilan habis. Alumni...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kandasnya Harapan Menjelajah Negeri Jiran (Tantangan Menulis hari ke 28)
Sumber: Dokumen Pak Ihsan

Kandasnya Harapan Menjelajah Negeri Jiran (Tantangan Menulis hari ke 28)

Hari ini bagiku merupakan hari yang mendebarkan. Bukan karena aku akan bertemu dengan mantan kekasih gelapku waktu malam hari. Bukan pula karena didatangi tukang kredit jam tangan. Entahlah, yang pasti tidak di sekolah, tidak di rumah, bahkan tidak pula di sawah hatiku gelisah. Tidak seperti biasanya.

Berawal dari cerita inspitarif yang ditulis oleh peserta jelajah literasi Media Guru setahun yang lalu, aku bermaksud untuk mengikuti kegiatan serupa bilamana suatu saat nanti kegiatan serupa kembali digelar. Bukan karena hobi jalan-jalan, terlebih kegiatan dilaksanakan pada jam kerja. Bukan pula karena kurang piknik, namun lebih dari itu. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang negeri jiran, dan sebagai bahan pembelajaran untuk peserta didik.

Beberapa bulan lalu, saya mendengar adanya kegiatan jelajah literasi yang digelar Media Guru. Tujuan kali ini tidak cuma satu negara, seperti tahun 2019. Kunjungan dilakukan kedua negara, Singapura dan Malaysia. Duh senangnya apabila aku bisa ikut bergabung di dalamnya, batinku. berbagai upaya untuk mengetahui detail kegiatan aku lakukan. Termasuk inbox Mas Eko Prasetyo dan Pak Mohammad Ihsan. Dengan kemaluanku (rasa malu-ku, red), aku beranikan untuk bertanya.

Pelatihan Sagusabu Magelang bulan Januari 2020 merupakan ajang yang sangat tepat. Aku bisa bertemu langsung dengan beliau berdua, Mas Eko dan Pak Ihsan. Atas petunjuk dan saran Mas Eko, aku dipersilakan berbicara langsung dengan Pak Ihsan. Namun niat aku urungkan, melihat Pak Ihsan akan segera kembali ke Surabaya.

Dua minggu yang lalu, harapanku untuk menjelajah kedua negeri jiran bakal terwujud. Pasalnya, aku mendapat kabar dari Pak Ihsan, bahwa ada peserta yang mengundurkan diri karena sakit. Aku bisa menggantikan posisinya sebagai peserta jelajah literasi tersebut. Duh senangnya, posisiku sebagai peserta cadangan telah berubah menjadi peserta aktif. Dengan suka cita dan penuh harap, aku ikuti semua tahapan untuk bisa mewujudkan impianku.

Bahkan ketika rencana tersebut aku sampaikan kepada atasanku, beliau sangat mendukung rencanaku. Bahkan beliau senang sekali bila diajak sekalian pada kegiatan tersebut. Hem, munkinkah?

Hari ini, seiring dengan perkembangan situasi di Singapura. Terkait virus corona, ternyata berimbas pula pada rencana jelajah literasi. Dengan berbagai pertimbangan dan demi keselamatan semuanya, akhirnya rencana yang telah digagas beberapa bulan sebelumnya dibatalkan. Kemungkinan akan diundur sampai waktu yang tidak ditentukan. Entah aku harus senang, sedih, haru, tidak tahulah. Yang pasti semua bercampur menjadi satu.

Sedih, karena impianku untuk berfoto dengan patung singa yang menyemprotkan air batal. Sedih juga karena tidak jadi memegang bola dunia di taman Singapura. Tetapi kesehatan adalah segalanya, dan menjaga segala kemungkikan yang tidak baik adalah hal yang musti dilakukan. Bahkan kasihan juga teman-teman yang sudah menjual kambing kesayangannya untuk beli tiket pesawat. Aku juga, sudah dengan berat hati menjual si Emoy untuk bekal menjelajah ke negeri jiran. Walau sampai hari ini uang belum aku terima.

Senang, karena dengan pembatalan kegiatan tersebut, aku fokus menggunakan uang tersebut untuk daftar ulang anak keduaku yang akan masuk SMP. Senang yang dipaksakan tentunya, karena banyaknya kegiatan di akhir bulan ini. Tapi bagaimana dengan restu yang sudah aku terima dari atasanku? Semoga beliau tidak menagih oleh-olehnya, hahaha.

Haru, melihat teman-teman bakal hangus tiketnya. kalaupun bisa dikembalikan tentunya tidak bisa penuh. Itupun dengan mekamisme yang tidak mudah. Oh corona, ternyata membuyarkan semua impian manusia. Berbeda denganku, kalau teman-teman akan menerima refund dari maskapai yang menjual tiket yang sudah dipesan. Aku akan menjadi orang yang paling merana sedunia.

kalau mereka bisa menerima refund tidak 100%, namun aku tidak akan menerima sepeserpun. Tentu ini adalah kesedihan yang tak bisa ditolerir. Jangankan menerima kembalian, bukti pesanan tiketpun aku tak punya. Karena sampai saat ini aku belum memesan tiket dan mentransfer dana untuk kegiatan tersebut. Mungkin feeling atau apa, yang jelas seminggu kemarin bolak-balik mencari tiket pesawat belum ada yang pas dihati. Bukan cuma belum pas tentunya. Bagaimana aku harus pesan tiket, uang dari penjualan si Emoy pun belum aku terima. Emang bisa dibayar dengan daun.

Mungkin benar yang dikatakan Mas Eko, jangan panik dan tetap tenang ketika menghadapi suatu masalah. Karena semua masalah itu bisa diatasi bila kita mampu. dan kita tidak akan rugi apa-apa selama kita belum mengeluarkan apapun untuk itu.

Namun, semuanya pasti ada hikmahnya. Semoga semua bisa mengambil pelajaran dari keputusan dan keadaan ini. Semoga di lain waktu kegiatan tersebut bisa kembali dilaksanakan, dalam suasana yang lebih menyenangkan. Terima kasih Mas Pemred, Terima kasih Pak CEO. Salam buat semua peserta jelajah literasi Si-Ma-MG.

Magelang, 11 Februariu 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak...

21 Feb
Balas



search

New Post