Edi Martani

Menulis itu membutuhkan tenaga ekstra, maka sebelum menulis siapkan cemilan secukupnya. Agar betah menulis sampai cemilan habis. Alumni...

Selengkapnya
Navigasi Web

Rindu Ini tak Bertepi (tantangan Menulis hari ke 10)

Hari Jumat ini serasa hari yang berat bagi saya untuk melaluinya. Betapa tidak, setiap azan berkumandang hatiku selalu berdetak kencang. Antara rindu dan berharap menyatu, meluluhkan segala rasa dalam jiwaku.

Teringat ketika saya akan mengikuti salat Jumat pertama di Masjidil Haram. Betapa beratnya watu itu, bukan berat hati, atau pun berat untuk melangkah. Namun berat karena harus berpacu dengan waktu, dan berlomba dengan jutaan jamaah calon haji dari berbagai negara yang akan melaksanakan salat jumat di Masjidil Haram.

Jumat waktu itu adalah Jumat terakhir, sebelum pelaksanaan ibadah haji berlangsung. Seluruh jamaah calon haji sudah berkumpul di kota Makah. karena tiga hari lagi pelaksanaan ibadah haji dimulai. Saya tidak bisa membayangkan, betapa ramainya kawasan seputar Masjidil haram waktu itu.

Jarak 5 kilo meter dari hotel Taiseer ke Masjidil Haram terasa begitu dekat. Biasanya sebelum mendekati pelaksanaan ibadah haji, saya menikmati perjalanan pulang pergi dari hotel ke masjidil haram dengan bus salawat. Armada gratis yang disiapkan pemerintah untuk jamaah haji yang tinggal di hotel jauh dari Masjidil Haram. 

Lima hari menjelang pelaksanaan ibadah haji, semua bus salawat dihentikan. sehingga jamaah yang tinggal di hotel yang jauh harus berjalan kami. Meskipun cuaca cukup panas, namun bukanlah halangan untuk tidak berangkat ke Masjidil Haram. Bahkan rugi rasanya bila melakukan salat berjaaah di mushola hotel.

Pukul 09.30 saya dan rombongan bersiap melaksanakan salat jumat tersebut di Masjidil Haram. kagetnya bukan main, ketika saya dan rombongan keluar dari hotel meuju jalan raya. Jamaah berjalan menyemut menuju Masjidil Haram, padahal masih jam segini.  Kalau biasanya saya melintasi jalan raya dengan bis, dan berhenti di terminal Shib Ameer, kini sebaliknya. saya harus berjalan kaki menyusuri lorong dan jalan gang yang melintas di kawasan Jarwal.

Keheranan saya kemudian berubah menjadi kekaguman dan takjub, betapa tidak. Pemandangan memutih di depan saya merayam menuju bangunan Masjidil Haram. tidak hanya melalui satu pintu, namun bari semua pintu yang dibuka dari berbagai penjuru mata angin. Andai saja saya datang pukul 10.00 atau pukul 11.00 maka saya tidak akan dapat tempat salat, kecuali di jalan raya dengan cuaca yang sangat panas.

Kenangan saya kembali ke waktu sebelumnya, ketika pertama kali menginjakkan kaki di Madinah. Bahkan salat Jumat pertama kali di Masjid Nabawi. Dengan penuh kesyukuran saya salat sembagi tak hentinya bersujud sukur atas segala nikmat yang aku dapatkan. Dulu, berandai-andai pun aku enggan dan takut. Tapi kini semua menjadi nyata. Benar, Allah telah menjawab doaku yang aku panjatkan meskipun dengan rasa malu.

Ya Allah, kini.. Setiap Jumat, aku hanya bisa mengenang waktu-waktu seperti itu lewat video yang aku rekam waktu itu. namun hati ini selalu menjerit dan ingin mengulang masa-masa seperti saat itu. namun mungkinkah? Aku semakin rindu, setiap melihat dan mendengar suasana di dua kota suci tersebut. Ingin aku berlari utnuk segera menuju tempat suci itu.

Ya Tuhan, berikan saya kesehatan, kekuatan dan keteguhan untuk bisa datang kembali ke Kota Suci-Mu. Jadikan saya tamu-Mu lagi, Aamiin.

Allahummaj'al hajjana hajjan mabruran, ya 'umrotana 'umrotan mabruran. wa dzambana, dzamban maghfuran, wa amalana amalan maqbulan, wa tijarotan lan tabur. 

Ya Allah, sampaikanlah keluargaku, orang tuaku, saudaraku, guru-guruku, murid-muridku, dan teman-temanku ke Baitullah sebagai tahu-Mu, yang pertama kali, kedua atau seterusnya. Dan sampaikanlah mereka ke Kota Nabi, untuk menziarahi masjid Nabawi dan menziarahi makam Nabi-Mu. Mudahkanlah segala urusan mereka. Kabulkanlah do'a hamba ini. AAmiin

 

Magelang, 24 Januari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post