Edi Prasetyo

Tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah. Sejak masih kuliah di IKIP Yogyakarta gemar menulis. Pernah menjadi guru di SMAN 1 Sokaraja, Banyumas 18 tahun, KS SMAN 1 S...

Selengkapnya
Navigasi Web
Batik Ciprat: Batik Inovasi Karya Siswa SMAN 1 Sokaraja
Hasil ujicoba Batik Ciprat karya siswa SMAN 1 Sokaraja

Batik Ciprat: Batik Inovasi Karya Siswa SMAN 1 Sokaraja

Siswa SMA Negeri 1 Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah kembali beraksi dengan karya inovasinya. Benar, inovasi di bidang perbatikan! Ini sesuai dengan ciri khas sekolah tersebut sebagai 'Sekolah Batik'. Inovasi yang dicoba untuk dikembangkan kali ini adalah apa yang disebut dengan 'Batik Ciprat'.

Sebagai sekolah penyelenggara Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) Batik, SMA Negeri 1 Sokaraja memang dituntut untuk terus melakukan inovasi perbatikan agar batik bisa lestari dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

Guru-guru membatik di sekolah ini menyadari betul, bahwa untuk melestarikan dan mengembangkan batik, tidak cukup hanya dengan cara mengajari siswa membatik dengan motif-motif konvensional dan cara-cara tradisional. Langkah-langkah 'berani keluar dari pakem' perlu dilakukan dalam membatik. Karena itulah perlu inovasi dalam pembelajaran membatik.

Tahun-tahun sebelumnya, SMA Negeri 1 Sokaraja mengembangkan Batik Gradasi dan Batik Tiga Dimensi.Tidak puas dengan kedua pola membatik tersebut, pada tahun ini sekolah ini mencoba untuk mengembangkan Batik Ciprat.

Berbeda dengan Batik Gradasi, yang merupakan pola membatik dengan pewarnaan pelangi atau aneka warna dan Batik Tiga Dimensi, yang dalam satu kain motif batiknya berbeda-beda, maka pada Batik Ciprat ini hampir semua proses membatik dilakukan dengan cara menciprat.

Pola dasar mencanting batik tulis sebagai identitas batik murni pada langkah-langkah awal membatik memang masih diperlukan. Tetapi setelah itu, semuanya dilakukan dengan menciprat. Malam dicipratkan ke kain yang masih kosong atau belum ada motifnya secara merata ke semua bagian kain dengan menggunakan alat tertentu, misalnya kuas. Pola cipratan bebas, sesuai dengan keinginan si pembatik.

Pewarnaan pun dilakukan dengan cara menciprat warna batik secara merata, sampai semua bagian kain tertutup rapat oleh cipratan pewarna.

Dengan cara seperti ini, jelas tidak akan dihasilnya batik dengan motif teratur dengan warna yang teratur pula. Batik yang dihasilkan adalah batik yang bermotif bercak-bercak , tidak teratur dan abstrak. Pewarnaannya pun terkesan aneh. Tapi justru di sinilah keunikan Batik Ciprat ini.

Karya inovasi ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk "mengingkari" pola-pola maupun motif-motif batik yang sudah ada selama ini. Karya inovasi ini didasari pada suatu keyakinan, bahwa untuk menghasilkan karya yang luar biasa maka diperlukan upaya-upaya yang juga luar biasa. Jika kita hanya melakukan hal-hal yang biasa, maka jangan berharap akan menghasilkan karya yang luar biasa.

Direncanakan, sebagai batik inovasi baru, Batik Ciprat akan diperkenalkan kepada khalayak secara resmi pada 2 Oktober 2017 yang akan datang, bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional tingkat sekolah, yang rencananya akan dihadiri gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren sekali ....

11 Sep
Balas

Terima kasih sekali atas komentarnya, Pak.

11 Sep



search

New Post