Edi Sumardi

Guru di SMPN 88 Jakarta semenjak tahun 1997,sejak tahun 2018 guru di SMPN 130 Jakarta, Lulus Jurusan Pendidikan Sejarah IKIP Jakarta/UNJ tahun 1995, Lulus...

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar IPS Asyik Dengan  Model Terpadu Tipe Connected

Belajar IPS Asyik Dengan Model Terpadu Tipe Connected

Mengahadapi siswa baru peralihan dari jenjang SD menginjak ke jenjang SMP kelas 7 memerlukan penanganan khusus dalam menerapkan strategi pembelajaran.  Menurut para psikolog masa SMP merupakan fase remaja awal, peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Selain itu masa ini sudah mulai berpikir kausatif (hubungan sebab akibat), mampu berpikir abstrak dan memikirkan beberapa alternatif pemecahannya.

Pinsip pembelajaran IPS, jika mengacu pada kurikulum 2013 diantaranya; siswa difasilitasi untuk mencari tahu, siswa belajar dari berbagai sumber menggunakan pendekatan ilmiah, berbasis keterampilan aplikatif, dan terpadu. Adapun proses pembelajaran IPS di SMP tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuan, melainkan lebih menekankan segi praktis mempelajari, menelaah, serta mengkaji gejala dan masalah sosial.

Pada pembelajaran IPS, Kelas 7, materi pertama, Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang. Materi ini bertitik tolak dari geografi. Jika guru IPS masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar maka apa yang dilakukan pada KBM materi yang disampaikan hanya kajian geografi, padahal tuntutan dari kurikulum hendaknya disampaikan secara terpadu. Pada Kurikulum 2013 untuk SMP, Materi IPS dari kelas 7 sampai kelas 9 masing-masing 4 Kompetensi Dasar (KD). setiap  KD mewakili karakteristik dari ilmu-ilmu sosial, adapun sebarannya dari KD 1, kajian geografi, KD 2, kajian sosiologi, KD 3, kajian ekonomi, dan KD 4, kajian sejarah. Disinilah peran guru untuk meramu agar pembelajan menjadi terpadu, kalau diibaratkan seperti jus bukan seperti es campur. Maksudnya seperti jus yaitu menyajikan materi KD 1, yang kajian geografi tetap memasukkan unsur sosiologi, ekonomi, dan sejarah yang utuh sehingga tidak berdiri sendiri, sedangkan yang mirip seperti es jus artinya, masing-masing dari ilmu-ilmu sosial yaitu geografi, sosiologi, ekonomi, dan sejarah  seolah berdiri sendiri.

Untuk itu penulis mengambil sisi praktis  materi pelajaran tentang Pengertian dan Interaksi antarruang, tidak jauh dari lingkungan tempat tinggal siswa. Pendekatan pembelajaran ini menggunkan pendekatan kontekstual, yaitu  dengan mengaitkan materi pelajaran dengan konteks sehari-hari (baik pribadi, sosial, dan budaya). Langkah-langkah yang dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa, berdasarkan unsur-unsur keilmuan IPS,

Unsur Geografi, Siswa diberi tugas individu dengan waktu satu minggu,  membuat peta sederhana lokasi tempat tinggalnya, kemudian menuliskan batas-batasnya. Di sebelah Utara batasanya kelurahan / desa apa, batas sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan/desa apa, batas sebelah barat berbatasan dengan kelurahan/ desa apa, dan sebelah timur berbatasan dengan kelurahan/desa apa. Tujuannya sederhana, siswa mengetahui letak geogafi lingkungan tedekatnya sebelum mengenal lingkungan lebih luas, misalnya letak geogafis Indonesia.

Unsur Sejarah, siswa diminta mencari tahu bisa bertanya pada keluarganya atau mencari (browsing) di internet tentang asal usul nama kelurahan/desa mereka. Tujuannya mengetahui makna dari dari nama kelurahan/desa, sehingga lebih bijak dalam kehidupannya.

Unsur Ekonomi, Siswa diminta mencari informasi tentang mata pencaharian warga tempat tinggalnya bisa dari pengamatan, bertanya pada keluarganya, atau  datang ke kelurahan /desa. Tujuannya megetahui mayoritas mata pencaharian warga setempat, pada saatnya siswa dapat melihat potensi apa yang dapat dikembangkan, dan kendala apa yang harus diperbaiki dalam meningkatkan kesejahteraan diri dan keluarganya.

Unsur Sosiologi, siswa diminta berkunjung/ bertamu ke ketua RT atau RW melakukan interaksi sosial, dengan membawa buku tugas IPS sebgai bukti kunjungaan siswa meminta ketua RT atau ketua RW membubuhkan tanda tangan dan cap stempel pada buku tugasnya.Tujuannya siswa memperkenalkan diri pada ketua RT atau RW kalau ia adalah sebagai bagian warga setempat. Siswa juga dilatih mentalnya  cara berbertamu, bertutur kata dengan orang yang lebih tua.

Penerapan pembelajaran IPS tersebut ternyata lebih efektif untuk mengetahui, menggali kompetensi siswa dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal yang mengejutkan penulis ternyata 2 jam pelajaran untuk pemaparan tugas oleh siswa  dilakukan dengan senang sampai bel pelajaran habis masih belum selesai.

Jika kita mau kreatif sedikit, masih banyak model pembelajaran IPS terpadu.  Apa yang dilakukan penulis mengembangkan model pembelajaran IPS tipe Connected. Tipe Connected digunakan untuk menghubungkan bebrapa materi atau kompetensi tertentu yang memiliki karakteristik yang saling terkait dengan tetap berpedoman pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar. Adapun cara menghubungkan materi-materi yang saling terkait tersebut ialah dengan membuat “jembatan pengetahuan”.Pembelajaran terpadu itu sendiri menurut Forgaty, dibagi ke dalam sepuluh tipe, yaitu; (1) fragmented, (2)  connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, (10) networked.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisannya keren Kang, izin akan ibu posting di grup, ini sangat informatif

18 Mar
Balas

Hatur nuhun piasn Bunda,mangga...ini karena bimbingan bunda

18 Mar



search

New Post