Jantung berdegup kencang saat bus yang kami tumpangi dari jarak 100 M sudah dapat melihat menara Masjidil haram yang bermandikan cahaya di tengah hiruk pikuknya malam yang menyergap Kota mekah. Tak sabar saya ingin segera masuk Ke Masjidil Haram, tempat penuh berkah,tempat yang dirindukan jutaan umat muslim seluruh dunia. Tempat didalamnya terdapat rukun bagi yang melaksanakan umroh ataupun haji, tempat di dalamnya terdapat beberapa titik dikabulnya doa.

Saat memasuki serambi masjid kaki ini terasa gemetar dan tampaklah Sosok bangunan anggun berwibawa berbentuk kubus berselubung kain hitam berukuran panjang-lebar-tinggi: 13,16 m X 11,53 m X 12,03 m. Ya…bagunan itu bernama Ka’bah.

Hampir semua area masjid dipenuhi jutaan orang yang beribadah, terutama tempat-tempat yang mustajab. Tempat-tempat itu antara lain; (1) Hijir Ismail, area ini ditandai bangunan setengah lingakaran mengemutari Ka’bah setinggi dada. Keutamaan Shoalat Sunah di Hijir Ismail sama dengan sholat di dalam Ka’bah. (2) Hajar aswad, ya sebuah batu hitam yang dipasang disudut dekat pintu Ka’bah, tempat Star / mulainya Thawaf. Tempat ini sangat favorit menjadi rebutan orang untuk dapat meraih dan menciumnya,(3) di belakang Maqam Ibrahim, awalnya saya berpikir makamnya Nabi Ibrahim. Ternyata bangunan yang berbentuk sangkar burung dilapisi kaca didalamnya terdapat batu yang ada bekas telapak kaki Nabi Ibrahim AS. (4) talang Emas, persis dibawah talang emas Ka’bah ini dulu merupakan bangunan rumah istri Nabi Ibrahim, yaitu Siti hajar dan Putranya Nabi Ismail AS. (5) Bukit Shafa dan (6) Bukit Marwa, tempat sai. Yang dulu Siti Hajar, berlari-lari kecil sebanyak 7 kali bolak-balik mencari sumber air, dan yang terakhir , (7) Multazam, tempatnya berada diantara sudut hajar aswad dan pintu Ka’bah.

Multazam adalah bagian dinding Kabah antara batu hitam dan pintu Kabah. Multazam dalam bahasa Arab berarti bersandar atau menempel. Pada saat Nabi Muhammad SAW menaklukkan Mekah, Rasulullah bersama para sahabatnya masuk ke Kabah. Di antara batu hitam (hajar aswad) dan pintu masuk Kabah, Nabi menempelkan badan, wajah, tangan dan jari-jarinya ke dinding Kabah. Di sana Nabi dan para sahabat berdoa.

Bagi penulis sendiri, dari tempat –tempat yang mustajab tersebut yang paling favorit adalah Multazam. Seperti yang pernah dijelaskan oleh Pembimbing haji kami, bahwa berdoa di Multazam tidak ada doa khusus seperti di tempat mustajab lainnya. Sebagaimana bunyi hadist sebagai berikut:

“Multazam adalah tempat dikabulkannya doa. Tak ada satu pun doa seorang hamba di Multazam kecuali akan dikabulkan “ (HR.Ahmad)

Namun untuk dapat sampai ke Multazam butuh penrjuangn ekstra sabar dan keras , karena banyak orang yang berebut untuk berdoa di situ, dsamping lokasinya sempit juga harus berdesakan dengan orang yang akan meraih hajar aswad. Perjuangan penulis berhasil begitu sampai di Multazam kedua tangan, dada, dan wajah saya lekatkan pada dingding Ka’bah seraya berdoa dan dan bermunajat apa saja yang menjadi hajat saya, sampai tak terasa air mata mangalir deras...begitu berkesan berdoa di Multazam.