Edi Sumardi

Guru di SMPN 88 Jakarta semenjak tahun 1997,sejak tahun 2018 guru di SMPN 130 Jakarta, Lulus Jurusan Pendidikan Sejarah IKIP Jakarta/UNJ tahun 1995, Lulus...

Selengkapnya
Navigasi Web
Merawat Kebhinekaan Dalam Pembelajaran Kontekstual

Merawat Kebhinekaan Dalam Pembelajaran Kontekstual

Menjadi guru di DKI Jakarta dengan latar belakang kehidupan anak didik yang kompleks dari segi adat, budaya, etnis, status sosial, dan agama  merupakan potensi  yang berbahaya sekaligus  berkah bagi guru IPS yang memerlukan ketrerampilan mengelolanya sebagai salah satu sumber bahan ajar IPS.

Hari itu pelajaran IPS  ada pada jam pelajaran terkahir. Sudah menjadi lumrah banyak sekolah menempatkan mata pelajarn IPS pada jadwal pelajaran srtelah istirahat sampai pulang, karena masih ada anggapan pelajarn IPS dianggap tidak penting, tidak masuk pelajaran yang di UN kan. Hal itu menjadi tantangan bagi guru, karena mengajar pada jam pelajaran treakhir konsentrasi anak didik sudah mulai ambyar. Ada yang pikirannya membayangkan sudah pulang sampai rumah, pikirannya ke makanan, karena sudah lapar, bercanda, karena ingin segera bermain.

Kesempatan untuk menggunakan pontensi latar belakang kehidupan anak didik yang kompleks itu, saya gunakan pada saat pembelajaran IPS kelas 7, materi Lembaga sosial. Dalam sub bab lembaga sosial, ada materi lembaga agama yang membahas arti, fungsi, dan macam-macam lembaga agama yang ada di Indonesia.

Sebelum pelajaran dimulai, saya menjelaskan tentang garis besar materi dan tujuan belajar tentang lembaga sosial. Selanjutnya saya jelaskan tata tertib pembelajan. Ada perwakilan satu orang dari tiga agama yang ada di kelas 7E, yaitu Islam, Kristen, dan Hindu untuk menjelaskan agama nya masing-masing berdasarkan pengalaman, pengetahuan yang dimiliki di depan teman-teman sekelasnya. Hal yang harus di jekaskan mencakup; hari-hari besar agama dan tata cara ibadahnya, adapun hal yang dilarang menjelaskan atau bertanya tentang mengapa ia memilih agama yang diyakininya serta menjelekkan agama temannya berbeda agama.

Kegiatan Pelajaran hari itu diluar dugaan, semua peserta didik masih antusias sampai bel pulang berbunyi, mereka masih mau mendengarkan dan bertanya ingin menegetahui pengetahuan agama dari temanya.

Ada beberapa hal yang dapat saya ambil dari kegiatan belajar pada materi lembaga agama. Pertama, anak didik menjadi berani menyampaikan pendapat dan bertanya. Kedua, penyampaikan pendapat berdasarkan pengalaman yang dimiliki lebih terasa asli  apa adanya tanpa rekayasa, sekaligus bisa belajar pengetahuan tentang agama lain langsung dari pemeluknya. Ketiga, adanya jiwa toleransi dan menghargai keyakinan agama temanya yang berbeda. Keempat, mengimplemnetasikan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.

Apa yang disampaikan perwakilan  anak didik  dari masing-masing tiga agama, Islam, Kristen, dan Hindu merupakan salah satu cara belajar berdasarkan pengalaman.  Pengalaman sendiri ada dua macam, ada yang cara mempelorehnya tidak disengaja dan disengaja. Mempelajari dan menyakiniajaran agama merupakan salah satu cara memperoleh pengalaman dengan sengaja. Menurut para pakar pendidikan, pengalaman merupakan inti dari proses belajar. Salah satu contoh pembelajaran yang berdasarkan pengalaman adalah pembelajaran kontekstual. Jika kita cermati dalam pendekatn kontekstual ada tujuh prinsip, yaitu; 1) konstruktivisme,  anak didik membangun pemahaman berdasarkan pengalaman sebelumnya. 2) penemuan, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan induktif. 3) bertanya, dalam hal ini anak didik aktif bertanya pada temanya. 4) masyarakat belajar, di sisni anak didik  saling menyimak, berbagi pengalaman. 5) Pemodelan, ada perwakilan dari anak didik menjadi model menjelaskan tentang pengetahuan agamanya. 6) Refleksi, para siswa/ peserta didik, melakukan respon, memeberi tanggapan atas peryataan temannya yang dirasa tidak sesuai. 7)penilaian sebenarnaya, selaku guru saya dapat mengetahui kemampuan dari masing-masing peserta didik dari sikap, pengetahuan dan keteramiplan saat pelajaran berlangsung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren

13 Mar
Balas

Tks Bu Fauziah

13 Mar

Kelas 7a ya pak?

13 Mar
Balas

Betul bu yanti

13 Mar



search

New Post