Edi Sumardi

Guru di SMPN 88 Jakarta semenjak tahun 1997,sejak tahun 2018 guru di SMPN 130 Jakarta, Lulus Jurusan Pendidikan Sejarah IKIP Jakarta/UNJ tahun 1995, Lulus...

Selengkapnya
Navigasi Web
Obrog: Tradisi masyarakat Pantura Membangunkan sahur

Obrog: Tradisi masyarakat Pantura Membangunkan sahur

Sudah satu pekan menjalani ibadah puasa terasa ada yang kurang saat bangun sahur. Ingatan saya melayang saat masih di kampung halaman, mejelang sahur ada group musik berserta penyanyi keliling kampung membangungkan orang untuk sahur antara pukul 02 sampai 03 dini hari, oleh masyarakat pantai utara/pantura (Indramayu, Cirebon, Majalengka, Kuningan, Brebes) di sebut ‘Obrog’.

Alat musik obrog berubah mengikuti jaman, Mulanya hanya berupa kentongan yang dipukul oleh dua atau tiga orang membawa obor karena suasana kampung yang masih sunyi dan gelap belum ada listrik sambil berteriak , “sahu…sahur’. Kemudian obrog berkembang menggunakan rebana dan bedug yang dipikul atau dinaikkan pada sepeda ontel, dengan perkembangan jaman obrog menggunakan alat musik (Tarling ) gitar dan suling bahkan sekarang lebih lengkap dengan tambahan giatar elektronik dengan , keyboard organ, gendang, pengeras suara, ditarik gerobak keliling kampung. Tradisi obrog mirip seperti ngamen, bedanya kalau ngamaen setiap rumah berhenti dan minta uang tips, kalau obrog memainkan musik diiringi lagu namun tidak berhenti kecuali ada permintaan dari yang punya rumah untuk pesan lagu dan tuan rumah memberikan uang tips sekedarnya tidak ada patokan tarif untuk setiap lagunya. Jika pada awalnya para penyanyi obrog melantunkan pantun yang dibuat seperti nyanyian, kini sesuai perkembangan jaman lebih variatif, tarling, kasidah, dan tentu saja dangdut. Group obrog dalam satu kampung atau desa terkadang bisa dua atau tiga group, meskipun demikian antar mereka mereka tidak ada persaingan karena tujuannya menghibur dan membangunkan orang untuk sahur.

Aksi musik obrog ini akan berlangsung sebulan penuh selama bulan puasa, dan hanya ada di bulan puasa yang di mainkan malam hari. Musik obrog dimainkan sore hari, satu hari menjelang lebaran bersamaan saat pembagian zakat fitrah, saat itulah group obrog berkeliling kampung mendatangi rumah-rumah penduduk untuk meminta tips ada yang memberi beras satu liter atau uang antara Rp.5000-10.000, aksi obrog akan dilanjutkan besok pagi setelah sholat Ied.

Tidak ada tahun yang pasti tentang asal mula tradisi maupun nama obrog. Menurut Budayawan Cirebon, TD Sudjana, nama oborog diambil dari nama suara yang dihasilkan dari bunyi rebana dan kentongan yang terdengar seperti suara obrok, obrok, obrok, makanya dinamai seni obrok-obrok,” tegasnya. “Dulu pada zaman Belanda, obrok-obrok menggunakan alat kentongan yang ditabuh beberapa orang. Setiap bulan Puasa, obrok kentongan ini keliling desa, bahkan sampai jauh ke berbagai desa dan jalannya gelap waktu itu, karena belum ada listrik. Makanya jalannya terkadang cepat sekali, takut dalam kegelapan kalau saja ada hewan galak atau harimau misalnya,” kata Sudjana.

Pada awalnya penyanyi obrog adalah seorang laki-laki yang berdandan mengenakan kebaya seperti perempuan, kini Penyanyi obrog umumnya perempuan yang terkesan glamour mengukiti trand penyanyi masa kini. Penggunaan pakaian perempuan oleh penyanyi obgrog erat kaintannya dengan Kerajaan Mataram Islam yang saat itu Cirebon merupakan bawahan kerajaan Mataram. seputar abad XVI-XVII, Ketika Cirebon sempat dikuasai Sultan Agung dari Mataram, banyak orang Cirebon yang dijadikan telik sandi (intelijen), untuk mematai-matai Belanda saat Sultan Agung hendak menyerang Batavia.

“Para telik sandi itu biasanya menyamar sebagai wanita, dan pura-pura ngamen. Inilah yang ditiru obrok-obrok sampai sekarang. Meskipun saat ini lelaki banci ini menjadi tontonan yang segar dan lucu bagi masyarakat, seni obrok-obrok setidaknya telah mencatat sebuah sejarah tentang keberadaan intelijen di masa silam”, tandas Sudjana.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post