Edi Sumardi

Guru di SMPN 88 Jakarta semenjak tahun 1997,sejak tahun 2018 guru di SMPN 130 Jakarta, Lulus Jurusan Pendidikan Sejarah IKIP Jakarta/UNJ tahun 1995, Lulus...

Selengkapnya
Navigasi Web

SAGUSABU Yang Bikin Menggebu (Sagusabu DKI VIII)  

Setelah dua tahun memendam rasa ingin mengikuti pelatihan menulis satu guru satu buku (Sagusabu) yang diadakan Media Guru akhirnya kesampaian juga meskipun cuma sempat satu hari dari dua hari yang diagendakan. Kegiatan ini diprakarsai MGMP Bahasa Indonesia, Provinsi DKI dengan menggadeng Media Guru sebagai pelaksana kegiatan bertempat di Apartemen Belleza, Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta.

Ada hal yang menarik dari pelatihan Sagusabu yang saya ikuti pertama, lazimnya yang rajin menulis adalah guru yang berlatar belakang Bahasa namun dalam kegiatan ini tidak hanya guru bahasa namun cukup beragam ada guru dari mata pelajaran IPS, IPA, matematika, bahkan di luar kalangan guru pun ada seperti peserta dari karyawan RRI, dokter, kemenkumham ternyata mereka punya semangat menulis luar biasa jadi semacam virus yang masif yang melanda semua kalangan terutama guru, hal yang positif sebagai gerakan literasi. Kedua, dari usia peserta yang ikut pelatihan terbilang banyak sudah di atas lima puluh tahun.Ketiga, untuk guru DKI Jakarta hari sabtu dan minggu adalah hari libur namun kenyataannya yang hadir dalam pelatihan Sagusabu ternyata 100%.

Bagi saya pribadi mengikuti pelatihan satu guru satu buku merupakan ajang berbagi informasi, dan mengasah kreativitas, menambah sahabat, dan menuangkan gagasan, yang konstruktif, sesuai dengan kaidah juranilistik. Untuk yang terakhir inilah yang menjadi titik point mengapa saya ikut pelatihan tersebut. Hal ini penting karena lompatan teknologi inforamsi begitu cepat dan dampaknya bagi masyarakat dapat menikmati kemudahan informasi dengan hadirnya media sosial facebook, twitter, Instagram, dan lain-lain. Jika dulu seseorang hanya menjadi obyek dari berita sekarang obyek sekaligus subyek. Jika dulu untuk jadi wartawan harus melewati proses yang ketat bahkan milik mereka yang berlatar belakang Pendidikan jurnalistik, kini masyarakat begitu mudahnya menposting berita, gambar dan video ke media sosial, dampak negatifnya adalah beredarnya berita hoax, adegan kekerasan dan sadistis yang merjalela di jagat maya.

Sebagai seorang guru saya punya kewajiban moral untuk ikut mejaga hal-hal tercela ditengah gencarnya Gerakan revolusi mental dan penguatan Pendidikan karakter. Infomasi yang tersaji dari media sosial seringkali ditelan mentah-mentah oleh masyarakat termasuk oleh peserta didik. Jika dibarkan bukan tidak mungkin akan menggoyahkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa. Semoga keinginan yang menggebu disertai keterampilan menulis merupakan bagian dari solusi pembelajaran abad 21 yang kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Terima kasih Media Guru

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak

03 Nov
Balas



search

New Post