Edi Sunardi, S.Pd.,M.Pd

Guru SDN Jatibaru II Kecamatan Jatisari - Kabupaten Karawang...

Selengkapnya
Navigasi Web
ANTARA KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA

ANTARA KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA

Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang -orang yang didalamnya terdapat sejumlah kegiatan sekelompok orang yang bekerjasama dengan tata cara yang diatur sedemikian rupa, terarah, terkoordinir untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi sebagian besar tergantung pada sumber daya organisasi yang merupakan modal dan mempunyai peran serta kedudukan yang sangat penting dalam organisasi. Dengan demikian, sumber daya organisasi perlu dikelola sehingga mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam organisasi,karena manusia merupakan penggerak seluruh aktivitas di dalam organisasi. Dalam kehidupan organisasi, tingkat keefektifan dan keefisienan organisasi dalam mewujudkan tujuannya sangat ditentukan oleh keberadaan sumber daya manusia.

Sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi untuk sebuah kemajuan organisasi tersebut.Bagaimanapun suatu proses berlangsung, tidak akan terlepas dari campur tangan manusia. Dengan kata lain, berhasil tidaknya suatu organisasi sangat tergantung pada faktor manusianya. Faktor manusia adalah semua orang yang terlibat dalam seluruh kegiatan organisasi, baik yang berkedudukan sebagai pemimpin maupun bawahannya.

Suatu organisasi dituntut mampu mengkondisikan atau mempersiapkan sumber daya manusia yang ada secara menyeluruh, terarah dan terpadu guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Betapapun lengkap dan memadainya fasilitas yang dimiliki organisasi, jika sumber daya manusia (SDM) yang mengelolanya kurang cukup berkualitas, handal dan profesional, maka sudah jelas fasilitas tersebut tidak akan dapat diberdayakan secara optimal.

Oleh karena itu, sumber daya manusia yang dimiliki organisasi perlu diperhatikan sistem pemeliharaannya akantingkat kebutuhan dankesejahteraannyadalam mencapai tujuan yang telah direncanakan dan ditetapkan oleh organisasi.

Jika sistem pemeliharaan tersebut tidak sesuai dengan tujuan, maka dapat menimbulkan permasalahan baik bagi pegawai maupun organisasi itu sendiri. Sistem pemeliharaan yang tidak sesuai seperti kurangnya perhatian pada pegawai, rendahnya gaji dan lingkungan kerja yang tidak menunjang dapat mengakibatkan pada rendahnya kinerja pegawaidalam bekerja, bahkan dapat menurunkan kepuasan kerja pegawainya terhadap organisasi.

Menurunnya kepuasan kerja pegawai akan menghambat tercapainya tujuan organisasi, pegawai yang memiliki kepuasan kerja yang rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan, sehingga pegawai tersebutbekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi organisasi untuk mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat pegawai merasa puas bekerja di organisasi tersebut. Dengan tercapainya kepuasan kerja pegawai, maka produktivitas pun akan meningkat.

Namun pada hakikatnya, pegawai akan memberikan kontribusi yang baik

kepada pihak organisasi apabila kebutuhan-kebutuhan mereka terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan mereka tersebut dapat dituangkan kedalam sebuah sistem balas-jasa yang diberikan oleh pihak organisasi kepada para pegawainya yang mana hal itu disebut kompensasi. Kompensasi sangat penting bagi karyawan itu sendiri sebagai individu, karena besarnya kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan karyawan itu sendiri. Sebaliknya besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja pegawai. Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Akan tetapi, bila kompensasi itu diberikan tidak memadai atau kurang tepat, prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja pegawai justru akan menurun. Maka dari itu tidak dapat dihindari lagi bahwa kompensasi merupakan harapan utama bagi setiap pegawai terhadap organisasinya. Kompensasi yang diharapkan oleh pegawai terkait dengan kontribusi yang diberikan dalam pencapaian tujuan organisasi. Selain itu,kompensasi juga merupakans alah satu cara dominan bagi organisasi dalam mempertahankan para pegawainya.

Dengan demikian, kompensasi yang diberikan organisasi pada hakekatnya merupakan cara organisasi untuk mempertahankan keberadaan para pegawai. Bila organisasi tidak memperhatikan dengan baik tentang kompensasi bagi pegawainya, tidak mustahil organisasi itu lambat laun akan kehilangan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal ini berarti harus mengeluarkan biaya lagi untuk mencari tenaga baru, atau melatih tenaga yang sudah ada untuk menggantikan karyawan yang keluar.

Dengan demikian jelas bahwa ukuran kepuasan kerja yang dimiliki pegawai sebagian besar terletak pada besarnya kompensasi yang diterimanya. Namun keadaan tersebut dalam kenyataannya bersifat relatif, mengingat bahwa semakin besar penghasilan seseorang, maka akan semakin tinggi pula kebutuhannya. Oleh karena itu wajar apabila manusia dikatakan sebagai makhluk yang senantiasa merasa tidak puas terhadap segala sesuatu yang telah diterimanya, sehingga ingin mencari sesuatu yang lebih dan dapat mencapai titik puncak kebahagiaannya.

Kompensasi selalu dikaitkan dengan balas jasa organisasi terhadap kontribusi pegawai. Pemberian kompensasi yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar mempunyai kelemahan-kelemahan yang pada akhirnya dapat merugikan pegawai maupun organisasi. Kompensasi yang terlalu kecil akan diartikan bahwa pegawai tidak memberi kontribusi yang baik kepada organisasi, sehingga akan menurunkan kepuasan kerja yang dapat menurunkan produktivitas kerja pegawai.

Sebaliknya, kompensasi yang terlalu besar akan memberatkan organisasi, sehingga dapat menurunkan tingkat kompetisi organisasi, mengakibatkan kecemasan, rasa bersalah dan ketidaknyamanan diantara pegawainya.

Dengan demikian sistem kompensasi yang baik adalah sistem kompensasi yang dapat menjamin kepentingan organisasi sekaligus kepentingan pegawai. Dengan pemberian kompensasi yang baik, makapegawai akan merasa puas dan nyaman. Selain itu,mereka akan bekerja dengan produktif yang pada akhirnya akan membantu organisasi mencapai tujuannya. Pegawai negeri menurut ketentuan umum dalam pokok-pokok kepegawaian adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pemberian kompensasi yang didasarkan pada pangkat, golongan, dan lamanya kerja sedikit banyaknya akan berpengaruh terhadap sikap kerja para pegawai. Pegawai yang mendapatkan kompensasi (financialmaupun non financial) lebih besar cenderung merasa dirinya diaku dan dihargai. Lain dari pada itu, adanya perbedaan jumlah kompensasi serta pemberlakukan pemotongan jumlah kompensasi (insentif) berdasarkan hasil dari ketidaktaatan pegawai terhadap peraturan yang berlakupun sering kali menjadi sumber ketidakpuasan pegawai,

Kepuasan kerja dan imbalan menjadi suatu kesatuan yang bolak balik saling membutuhkan. Apabila imbalan pegawai dipandang pantas dan adil, maka akan timbul kepuasan yang lebih besar karena pegawai merasa bahwa mereka menerima imbalan yang sesuai dengan prestasinya.

Jika itu aktivitas bekerja berada pada tingkat pendidikan tertentu, di Sekolah Dasar misalnya, maka kinerja akan berkaitan dengan bagaimana guru mengajar baik di kelas maupun diluar kelas.

Proses belajar mengajar tidak sesederhana seperti yang terlihat pada saat guru menyampaikan materi pelajaran di kelas, tetapi dalam melaksanakan pembelajaran yang baik seorang guru harus mengadakan persiapan yang baik agar pada saat melaksanakan pembelajaran dapat terarah sesuai tujuan pembelajaran yang terdapat pada indikator keberhasilan pembelajaran. Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada tahap akhir pembelajaran yaitu pelaksanaan evaluasi dan perbaikan untuk siswa yang belum berhasil pada saat dilakukan evaluasi.

Faktor mendasar yang terkait erat dengan kinerja profesional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan kesejahteraan guru. Kepuasan ini dilaterbelakangi oleh faktor-faktor:

- imbalan jasa,

- rasa aman,

- hubungan antar pribadi,

- kondisi lingkungan kerja,

- kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri.

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan diatas, faktor-faktor yang menentukan tingkat kinerja guru dapat disimpulkan antara lain:

1). tingkat kesejahteraan (reward system);

2). lingkungan atau iklim kerja guru;

3). desain karir dan jabatan guru;

4). kesempatan untuk berkembang dan meningkatkan diri;

5). motivasi atau semangat kerja;

6). pengetahuan;

7). keterampilan dan;

8). karakter pribadi guru.

Menurut UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menjelaskan tentang guru:“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan menengah”. Kemudian menurut Sardiman (2006: 125), “guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang turut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang mempunyai keahlian khusus dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik serta mempunyai jabatan profesional di mana dia mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap peserta didiknya.

Oleh karena itu banyaknya beban yang harus di capai guru Sekolah Dasar dan rendahnya gaji yang diterima, maka hasil belajar siswa akan rendah, namun asumsi itu berbeda dengan kenyataan siswa Sekolah Dasar di kecmatan Jatisari, hasil belajar siswa sangat baik. Hal itu menunjukan bahwa kompensasi tidak banyak berpengaruh terhadap kinerja guru, diasumsikan hal itu dikarenakan faktor kepuasan guru sangat baik dan mereka sangat menikmati profesinya walaupun kompensasi yang diterima dianggap rendah.

Kinerja guru merupakan proses pembelajaran sebagai upaya mengembangkan kegiatan yang ada menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dicapai dengan baik melalui suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target dan tujuan.

Asumsi ini didasarkan pada alasan bahwa umumnya guru yang religius dengan prinsip bahwa belajar itu ibadah, mereka menerima bayaran yang rendah tetapi kinerja mereka tetap karena kepuasan menjadi dasar untuk mencapai target dan tujuan yang diharapkan. Walaupun demikian semoga pemerintah dapat mempertimbangkan kompensasi yang seiring dengan perkembangan jaman, agar dapat berkompetensi dan bersinergi sesuai dengan harapan bersama demi anak bangsa.

“SEMANGAT DAN JAYA TERUS GURU INDONESIAKU”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Benar, Pak. Menginspirasi, bahwa keikhlasan itu sangat penting.....

12 Oct
Balas



search

New Post