EDI SUTIONO,S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
 LEARNING  TO LIVE TOGETHER IN THE WORLD EDUCATION  ( Section 2  CONFLICT RESOLUTION)
LEARNING TO LIVE TOGETHER IN THE WORLD EDUCATION ( Section 2 : CONFLICT RESOLUTION)

LEARNING TO LIVE TOGETHER IN THE WORLD EDUCATION ( Section 2 CONFLICT RESOLUTION)

LEARNING TO LIVE TOGETHER IN THE WORLD EDUCATION

( Section 2 : CONFLICT RESOLUTION)

Bagian kedua dari “Learning to live together” adalah Conflict Resolution ( CR ). Seberapa pentingnya CR pada pendidikan, terutama peserta didik. Conflict bisa dimaknai problema,masalah, perselisihan, pertikaian, perbedaan,saling menyakiti, saling memukul. Resolution bermakna suatu jalan penyelesaian, solusi,keputusan, kebulatan tekad. Jadi CR dapat diartikan suatu jalan penyelesaian dari suatu pertikaian , suatu kebulatan tekad untuk menyelesaikan suatu problema. Kembali muncul tanya, sebeapa pentingnya CR bagi peserta didik. Bukankah mereka insan yang masih belum perlu CR. Mereka masih dalam bimbingan orang tua.

Peserta didik merupakan insan yang sedang dalam masa pubertas. Masa instabilitas emosional dan psikologisnya. Masa pencarian citra dan jati diri. Mas mengenal kelompok-kelompok dalam kehidupannya Artinya peserta didik juga memiliki konfik atau problema. Terkadang wali peserta didik dan guru be;um memahami atau kurang memahami konflik yang dialami peserta didik. Dalam komunikasi ada komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Hal ini akan mengarah pada konflik-konflik yang ada padanya , sehingga suatu resolusi atau jalan penyelesaian diperlukan.

Faktor intrapersonal, merupakan konflik atau problema yang ada dan berasal dari dalam diri peserta didik. Mengapa peserta didik lambat menerima suatu materi? Mengapa peserta didik yang aktif menjadi kurang konsentrasi? Atau mengapa seorang peserta didik itu menjadi pembuat gaduh di kelas? Atau problema-problema lain yang muncul.Ini sering kita jumpai di lingkungan pendidikan kita. Atau sebaliknya konflik yang positif. Seorang peserta didik yang semula nilainya rendah, sekarang menjadi naik semakin baik. Peserta didik yang semula kurang aktif , skarrang menjadi aktif pada kegiatan pembelajaran di kelas. Hal-hal tersebut perlu auatu perhatian. Baik yang negative atau positif. CR terutama fokus ke sikap peserta didik yang kurang baik atau negative. Faktor dari dalam diri siswa diantaranya, kesehatan yang kurang stabil, motivasi yang rendah, tujuan belajar mereka yang tidak jelas, merasa kurang penting suatu materi terhadap dirinya.

Faktor interpersonal adalah faktor dari luar, diantaranya keadaan ekonomi keluarga yang sedang turun, lingkungan sosial yang inkondusif, terlalu sering main game, sering kumpul dengan teman yang kurang baik dan lainnya. Secara langsung atau tidak langsung , akan berpengaruh pada sikap dan pola fikir mereka. Maka muncullah konflik-konflik dirinya dengan pihak lain.

Pendampingan, bimbingan, komunikasi dan konsultasi yang dilakukan oleh peserta didik dengan guru atau konselor akan memberikan pencerahan bagi peserta didik. Pemberian ruang dan kesempatan pada peserta didik untuk bercerita tentang keaadaan dirinya akan membuat mereka nyaman. Rasa nyaman akan memberikan mereka untuk membuata suatu penilaian, memberikan mereka untuk menyusun suatu keputusan. Suatu keputusan yang tentunya terarah dan terbimbing oleh orang-orang dewasa, misalnya guru, wali kelas, guru bimbingan konseling. Mereka di ajak untuk memahami suatu tindkan mereka yang kurang baik. Hak ini akan memebrikan pondasi kedewasaan mereka dalam berfikir. Memberikan jiwa yang positif. Jiwa yang dapat menghindarkanmereka dari konflik berkelanjutan .Tidak hanya dengan dirinya, bisa juga dengan orang lain. Artinya itu akan memberikan pengaruh yang kurang baik.

Berbagai problema , memunculkan berbagi CR. Tujuan lebih jauh adalah sebagai belak bagi peserta didik untuk mampu memebuat berbagai solusi pada kehidupannya di masa mendatang. Di masa mendatang mereka akan hdup bersama dengan individu yang heterogen di masyarakat. Resolution yang diambil bukan hanya untuk dirinya sendiri, juga untuk orang lain. Untuk secara makro menjaga kestabilan kehidupan suatu kelompok. Atau kestabilan antar kelompok.

Problema Base Learning, merupakan pembelajaran yang sekarang ini banyak digunakan. Hal ini secara tidak langsung sebagai pelatihan bagi peserta didik untuk CR. Problema yang disampaiakn guru merupakan problema-problema dalam kehidupan mereka. Tentunya ini untuk semua materi-materi di lembaga pendidikan. PBL mengarahkan siswa untuk berfikitr lebih kreatif dan positif untuk memberikan kesempatan mereka berfikir memberikan solusi. Memberikan pendapat mereka terhadap suatu problema. Bisa saja problema itu pernah mereka alami, sehingga problema akan mendapatkan solusi dari pengalaman peseta didik sendiri.

CR diperlukan untuk menata mental peserta didik dalam proses kehdupan mereka saat ini. Kehidupan kecil dikelas. Kehidupan dengan individu di lembaga pendidikan.Bahkan di keluarga dan masyarakat . CR akan membuat mental mereka tangguh. Membuat jiwa-jiwa tangguh yang penuh simpati dan empati.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

06 May
Balas

Pak Edi, makin keren. Sukses dan salam literasi

06 May
Balas



search

New Post