(Tantangan Menulis Hari Ke-80) Srikandi Tiga Dimensi (Part 5)
Aku terkejut mendengar teriakan Ummi dari dapur. Ayam goreng yang siap meluncur ke mulutku terpaksa harus kutinggalkan. Dengan tergopoh-gopoh aku berlari ke dapur. Aku melihat Ummi yang sedang ketakutan berdiri di atas kursi.
"Silva! To..to..tolong Ummi. Tadi di sana ada yang menjalar ke kaki Ummi."
Ummi terlihat sangat ketakutan. Mukanya pucat.
"Oke, Ummi tenang ya. Jangan panik. Tarik nafas...buang. Tarik nafas lagi...buang."
Setelah menenangkan Ummi, aku segera mencari sesuatu yang bisa digunakan. Untung saja ada tongkat kayu besar di balik pintu. Dengan hati-hati aku mulai mengendap-endap seperti kucing mengintai tikus. Aku singkirkan semua perabotan yang menghalangi pemandanganku.
Tiba-tiba aku melihat di pojok lemari rak piring ada seekor ular kecil berwarna hitam. Loh kok bisa? Mungkin habitatnya mulai terganggu dengan adanya pembangunan real estate di desaku. Sambil memberanikan diri aku langsung memukul ular itu. Ular hitam itu sangat lincah mempermainkanku. Dia merayap dan menghilang dari pandanganku.
"Awas Silva, hati-hati! Itu... Itu...dia lari ke dekat pintu. Ayo Silva pukul!"
Ummi berteriak sambil jarinya menunjuk ke pintu.
Aku bergerak mengikuti perintah Ummi.
"Eits..mau lari kemana kamu ular. Sini kamu..!"
Ummi berteriak memberi semangat kepadaku.
"Pukul Silva..pukul..!"
Aku pun mengayunkan tongkat mautku bertubi-tubi. Tapi dasar ular pintar, dia masuk ke celah lubang pintu besar yang keropos karena umur. Kemudian merayap pergi ke kebun belakang. Ular hitam itu pun selamat dari ancaman maut Silva.
"Yaaah...lolos Ummi. Ularnya pintar. Mungkin dia sekolah kali ya Ummi. Jadi bisa meloloskan diri. Hahaha...
Aku berusaha menghibur diri dan juga Ummi yang sedari tadi tegang dengan ular hitam itu. Ummi hanya tersenyum.
Aku bantu Ummi turun dari atas bangku dan mendudukkannya. Tubuhnya masih gemetaran. Aku ambilkan air minum dan menyodorkannya ke Ummi.
"Ummi minum dulu ya biar tenang. Sekarang Ummi tarik nafas lagi, pelan-pelan. Yah bagus. Ambil nafas lagi, buang. Buangnya lewat mulut Ummi, jangan dari belakang. Hahaha..."
Ummi tertawa mendengar celotehanku itu. Akhirnya kami pun tertawa bersama. Aku senang bisa melihat Ummi tertawa.
"Silva, sudah sana. Kamu ganti baju dan salat asar. Ummi juga sudah beres ini masaknya."
"Baik Ummi. Ummi sudah baikkan kan?"
"Sudah. Ummi sudah tidak apa-apa kok. Sana, kamu ke air dulu."
Aku pun berlalu meninggalkan Ummi yang masih duduk menenangkan diri.
"Ahh..ada-ada saja. Dasar ular. Aku jadi gagal deh nyomot ayam gorengnya,"gumamku dalam hati.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masih ada ayamnya, Mbak?
Masih ada Bunda...hehehe
Lucu... sayang pak Blangkon blm bisa nulis cerita.
Terimakasih Pak Blangkon sudah singgah, senangnya. Pasti Bisa. Mungkin lebih hebat dari saya.
O ini rupanya pas mau makan ayam umminya teriak oho good Jeng Edit
Iya..berarti tebakan Bunda salah ya. Hehehe..
Keren, lah. Barakallah
Terimakasih Pak sudah singgah
Saya jadi kasihan sama ularnya... mau numpang berteduh, malah diusir.... he he...
Ularnya bikin Ummi takut..kasihan kan Ummi
Berasa jd Silva, ikut gereget pingin mukul ularnya, hii.. keren bunda..
Terimakasih Bunda..benarkah. alhahamdulillah
Ularnya sembunyi di kebun, waah jadi seruuu, ditunggu kelanjutannya.
Wah...ibu..seakan - akan saya ikut tegang juga lihat silva msu mukul ularnya..Keren deh bu...
Alhamdulillah benarkah Bunda..terimakasih sudah berkunjung
Seru.. ular apaan ya namanya..Keren
Terimakasih..Iya ya..ular apa ya..ular hitam saja deh. Hehehe..
Seruu cerpennya mb. Aku bisa bayangkan ketakutan yang dialami tokoh ummi. Gemetaran dan nafas ngos-ngosan.
Terimakasih Bunda..iya Bunda. Salam..
Ha ha ha..ternyata buk guru ini kalah.pintar dari ular kecil..kira kira kuliahnya dimana ya ular kecil ini...
Di kebon...hahaha. terimakasih Bunda