Edwart Sarja Boesra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
RAMBO

RAMBO

RAMBO

Edwart Sarja B.SMPN 13 Batanghari

Namanya Rambo. Dia ayam kampung Suka Maju yang terkenal. Suaranya sangat keras dapat mengalahkan suara ayam-ayam jantan yang ada di sekitarnya. Keperkasaan Rambo dan kegagahan tubuhnya tak diragukan lagi. Apalagi suaranya, mengelegar seluruh kampung, namanya sudah sampai ke desa tetangga . Rambo sudah beberapa kali menjuarai lomba berkokok antar ayam di kampung.

“Kemana kamu Rembo sapa ?”. Sapa si Kurik ayam jantan tetangganya, ketika berlari kesana kemari. Suaranya riuh-redah

“Tidak kah kamu tahu bahwa besok akan ada lomba ,” jawab Rembo lantang

Si Kurik hanya menatap bisu, sambil mengela napas. Dia merasa sebegitu kecil apabila berhadapan dengan si Rembo.

“Apa kamu sudah tahu siapa juaranya?’ seru Rambo.

Belum sempat si Kurik berpikir untuk menjawab,

”Akulah juaranya” jawab Rembo dengan lantang sambil meninggalkan si kurik yang kebinggungan.

Pagi-pagi sekali lomba kontes suara ayam di mulai. Gelanggang sudah di kerumuni banyak orang. Satu persatu ayam- ayam dari desa tetangga menamilkan kebolehanya berkokok. Bahkan ada pula peserta dari ayam manca negara. Semakin siang suanasa semakin ramai. Anak ayampun berlari kesana- kemari. Menambah ramai suasana keketika itu.

Setelah masing-masing peserta memperagakan kebolehanya, si Rambo yang di tunggu-tunggu di dalam arena tidak juga menampangkan sosoknya. Bahkan tidak juga ada di sekitar arena. Si Kurik, si Hitam dan Si Emas menanti penamilan Si Rembo. Lama mereka mencari dan melihat di sekitar arena, namun wajah Rambo pun tak mereka jumpai.

“Juara mungkin datang belakangan “ komen si Hitam sambil melirik kedua temanya.

“Mudah- mudahan begitu ” jawab mereka serentak.

Lombapun sudah berakhir, pemenangnya tahun ini di peroleh oleh si Surya, ayam muda yang penuh enerjik dari desa Beringin.

“ Jadi, dimana Rembo?, mereka saling bertanya. Masing - masing menggeleng kepala tidak mengetahui keberadaanya.

“ Kalau begitu kita akan adakan pencarian,’ kata Kurik

“ Setuju” Jawab mereka serentak.

Maka di putuskanlah untuk mencari Rembo .Si Hitam mencari Keujung desa. Si Kurik mencari di sekitar kampung. Si Emas mencari di sekitar rumah. Setelah beberapa lama mencari, merekapun kembali dengan tangan hampa.

“Bagaimana kita cari kedalam rumah” usul si Emas.

“ayok !” jawab si Kurik dan si Hitam melangkak kebelakang rumah.

Berlahan mereka mengendap-endap ke pintu dapur. Mereka merlihat di atas meja makan. Terlihat sepotongan paha dan kepala.

“Rambo!, “Rembo!” “Rembo!” teriak mereka. Terlihat si Rembo yang tegolek tak berdaya di atas piring meja makan.

Muarabulian,09-09-2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat Pak, ditunggu cerita barunya

09 Sep
Balas

Ok.. Trims kasih.

09 Sep

Ok.. Trims kasih.

09 Sep

Ok.. Trims kasih.

09 Sep

Keren fabelnya pak.

09 Sep
Balas

Terima kasih buk. Masih belajar. Tunjukin buk ya

09 Sep

Sapo yg tega makannya? Pingin kayak Rambo kali, ha..ha

09 Sep
Balas

Trima kasih sudah singah kw.. Kw. Kw

09 Sep
Balas

Trima kasih sudah singah kw.. Kw. Kw

09 Sep
Balas



search

New Post