Edyar Rahayu Malik

#1 Di sebuah akuarium terdapat 12 ikan. Lima ikan menghadap kanan, tiga ikan menghadap kanan, sisanya menghadap depan. Berapakah mata ikan? Jawaban: .... &nb...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ada Apa dengan Guru dan Murid?

Ada Apa dengan Guru dan Murid?

Guru dan murid. Bukan hanya sekadar status di sekolah, tetapi bisa menembus ruang. Bukan sekadar hubungan biasa. Mesti ada hubungan batin yang kuat. Keduanya saling rida, tanpa paksaan. Ada rasa mahabbah di sana. Mahabbah pada ilmu. Cinta pada ilmu.

Hubungan guru dan murid bukan hanya untuk sekadar setahun dua tahun. Hubungan itu akan berlaku menembus masa. Bahkan kematian sekalipun takkan mampu memutus rantai hubungan guru dengan murid. Sang murid bisa menyelamatkan sang guru dari api neraka. Sang guru bisa pula membawa sang murid ke surga. Konon ketika sang murid dalam sakaratul maut, setan bisa saja menyerupakan kawan-kawan, anak, istri/suami, atau orang tua sang murid guna menggoda dan memalingkannya dari kalimah syahadat. Hanya satu yang tidak bisa diserupakan setan, yaitu guru.

Ada sebuah fakta menarik dan tak terbantahkan di sekolah. Fakta ini akan membuktikan bahwa hubungan guru dan murid bisa menembus ruang dan waktu. Butuh sense tinggi untuk menangkap dan menerima fakta ini. Bagi murid, tidak semua guru yang masuk ke kelasnya akan otomatis menjadi gurunya. Bisa jadi ketika guru A masuk kelas menerangkan pelajaran, sang murid malah asyik ngobrol, main ponsel, atau mungkin tidur. Sang murid tidak menganggap guru A sebagai gurunya.

Akan tetapi, bisa jadi ketika guru B masuk, sang murid langsung antusias duduk rapi dengan penuh semangat, telinganya mendengarkan setiap perkataan guru dengan penuh antusias, matanya tetap fokus memperhatikan setiap gestur dari sang guru, kepalanya manggut tanda telah mengerti atau setuju dengan ucapan sang guru. Bahkan, sampai sang murid lulus dari sekolah, kuliah, menikah dan beranak-pinak, sang murid menganggap guru B sebagai gurunya, menanyakan kabarnya via telepon, mengunjunginya, atau menziarahi pusaranya jika sang guru telah meninggal dunia. Itu bisa terjadi karena sang murid telah menjadikan guru B sebagai gurunya.

Ada juga guru C yang tidak pernah mengajar di kelasnya karena memang bukan guru kelasnya atau karena memang bukan guru di sekolahnya, tetapi sang murid telah menganggap guru C sebagai gurunya. Mungkin karena pernah/ sering berinteraksi dengan guru C di luar kelas atau bahkan di luar sekolah, dan sang murid merasa terkesan.

Fakta tersebut ternyata berlaku pula bagi guru. Tidak semua murid yang ada di kelas yang ia ajar akan secara otomatis menjadi muridnya. Biasanya, hanya murid-murid yang memiliki kelakuan baik, rajin, atau yang di atas rata-rata saja yang akan diangkat sebagai muridnya. Sang guru akan lebih perhatian dan bersikap ramah kepada mereka. Lalu, bagaimana dengan nasib murid yang malas, nakal, dan di bawah rata-rata? Kasihan.

Dari fakta-fakta tersebut, kita bisa mengambil pelajaran bahwa fase utama dan pertama dari hubungan guru dan murid adalah kesan. Kesan baik akan berlanjut pada hubungan baik, dan kesan buruk akan berlanjut pada hubungan yang buruk. Kesan baik akan melahirkan rasa cinta dan penghormatan. Itu adalah modal utama dalam proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Dari sana akan lahirlah ilmu yang berkah dan bermanfaat.

Ada sebuah pernyataan yang menarik yang cukup familiar: "Tidak ada siswa nakal dan bodoh. Mungkin, ia belum menemukan guru yang cocok baginya." Jadi, mari kita saling mencocokkan diri. Dan, alangkah bijaknya kalau saya dan semua yang berprofesi sebagai guru menganggap seluruh siswa sebagai murid-muridnya dan terus berusaha memberikan kesan yang baik di setiap momentum pertemuan dengan murid-muridnya, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Mudah-mudahan setiap murid akan menjadikan kita sebagai gurunya yang akan selalu digugu dan ditiru.

NB: Ini sepertinya berlaku pula bagi hubungan anak dan orangtua. Hati-hati!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post