Edy Siswanto

Dr. Edy Siswanto, S.Pd., M.Pd. adalah Doktor Bidang Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes), Pemerhati Politik dan Pendidikan, Lulus ter...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bisakah Mengemas Mapel PKK menjadi Produk Unggulan SMK?  (Tulisan pertama dari dua tulisan).

Bisakah Mengemas Mapel PKK menjadi Produk Unggulan SMK? (Tulisan pertama dari dua tulisan).

Bisakah Mengemas Mapel PKK menjadi Produk Unggulan SMK?

(Tulisan pertama dari dua tulisan).

Edy Siswanto

Mata pelajaran (mapel) kewirausahaan sejak tahun 2017 disingkat PKK (Produk Kreatif dan Kewirausahaan). Menjadi mapel yang masih mencari format "jati diri".

Seperti diketahui tahun 2045 Indonesia mendapat bonus demografi. Apa itu, suatu kondisi dimana komposisi jumlah penduduk yang berusia produktif rentang umur (15 sampai 64 tahun) lebih besar. Jika dibanding jumlah penduduk usia tidak produktif. BPS memprediksi bonus demografi Indonesia saat ini baru akan berakhir pada tahun 2036. Bonus demografi memiliki nilai positif dan negatif. Jika dikelola dengaan baik bisa menguntungkan. Sebaliknya bonus demografi juga memiliki dampak negatif ketika negara tidak mempersiapkan dengan baik.

Sebagai bagian masyarakat dunia. Globalisasi tak terhindarkan. Kawasan pasar bebas atau Free Trade Area (FTA) dan kemajuan di era revolusi industri 4.0 semakin mempercepat arus perubahan. Dibutuhkan adaptasi tinggi lulusan SMK masuki pasaran kerja.

Apa itu mapel PKK? adalah mapel produk kreatif dan kewirausahaan di mana mapel ini adalah mapel yang baru mulai tahun 2017. Mapel PKK mengharuskan ada produk yang didesain berdasarkan kreativitas siswa. Didukung dengan pembelajaran abad 21 seperti kreatif, critical thinking skill, komunikatif dan kolaboratif.

Seberapa penting mapel PKK? mapel PKK sekarang bukan seperti mapel yang lalu (KWU). Melainkan sudah masuk dalam mapel kompetensi keahlain (C3). Sebagai mapel baru, mempunyai implikasi sebagai Project Based Learning (PBL). Sebelum membuat silabus dan RPP tentukan dulu projectnya. Baru kemudian menyusun Silabus dan RPP berbasis proyek.

Adapun guru pengampu bisa diambil dari guru KWU yang lalu. Maupun guru produktif yang ada. Atau kolaborasi sebagai tim teaching. Perlakuan PKK seperti pada mapel produktif umumnya. Ada PSG dengan PKL dan Teaching Factory. Apabila diterapkan bisa menggunakan sistem blok lebih baik lagi ada uji kompetensinya. Pelajaran dikemas lebih dominan praktek. Karenanya diperlukan standar sarpras dan unit produksi atau unit usaha yang memenuhi.

Model yang bisa diterapkan Production Based Training (PBT) dengan siklus produksi. Dan Project Based Learning sebagai siklus usaha. Keduanya saling mendukung mengisi dan melengkapi.

Adapun langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek. Yang bisa diterapkan dalam mapel PKK. Ada enam langkah. Pertama, merancang. Penentuan proyek perancangan sebelum pelajaran dimulai. Kedua, penyusunan jadwal penyelesaian dengan fasilitas dan monitoring guru. Ketiga desain atau gambar produk. Keempat, penyusunan laporan dan presentasi dan kelima, evaluasi proses dan hasil proyek. Keenam, promosi dan pemasaran produk.

Sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan nasional berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Seperti dalam Undang-undang sisdiknas No 20 tahun 2003. Tujuan SMK adalah pertama, memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap professional. Kedua mampu memilih karier, mempunyai kompetensi dan mampu mengembangkan diri ketika menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan usaha dan industri. Baik pada saat ini maupun di masa yang akan datang. Keempat menjadi warga negara yang produktif adaptif dan kreatif.

Adapun tujuan revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pertama, mewujudkan link and match sekolah dengan dunia usaha dunia industri (DU/DI). Kedua, mengubah paradigma dari push (mendorong) menjadi pull (mencari). Artinya mengubah paradigma SMK yang dulunya hanya mendorong untuk mencetak lulusan saja tanpa memperhatikan kebutuhan pasar kerja berganti menjadi paradigma mencari segala sesuatu yang berhubungan dengan pasar kerja. Mulai dari budaya kerja dan kompetensi yang diperlukan dalam pasar kerja.

Karenanya kurikulum SMK diselaraskan dengan kurikulum industri. Ketika mengubah pembelajaran dari supply driven ke demand driven lulusan SMK. Terhadap perubahan dunia. Untuk menjadi lulusan yang dapat bekerja, melanjutkan atau berwirausaha. Alhasil lulusan hendaknya siap kerja. Mengurangi atau menghilangkan Kesenjangan antara pendidikan kejuruan dengan kebutuhan DU/DI. Baik dari aspek teknologi administratif maupun kompetensi.

Bicara ideal Standar Kompetensi Lulusan SMK meliputi sembilan area kompetensi. Pertama, keimanan dan ketaqwaan kepada sang Pencipta. Kedua, menjunjung tinggi dan cinta tanah air. Ketiga, karakter pribadi dan sosial. Keempat, sehat jasmani dan rohani. Kelima, literasi. Keenam, kreativitas ketujuh, estetika. Kedelapan, kemampuan teknis profesional dan kesembilan kemampuan wirausaha.

Mapel kewirausahaan ada tiga SKL. Ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Diharapkan lulusan memiliki kemampuan mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang usaha. Dengan mendayagunakan pengetahuan dan keterampilan dalam keahlian tertentu. Memiliki kemampuan memperhitungkan dan mengambil resiko dalam mengembangkan dan mengelola usaha. Memiliki keinginan kuat dan kemampuan mengelola usaha dengan mendayagunakan pengetahuan dan keterampilan dalam keahlian tertentu.

Berdasarkan data BPS pada Februari 2019 tingkat pengangguran terbuka Indonesia masih tinggi yaitu 5,01% atau sebanyak 6,82 juta orang. Dimana Jawa Barat menjadi provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi yakni 7,73%. Tingkat pengangguran tertinggi lulusan SMK paling tinggi dibanding lulusan dari jenjang pendidikan lainnya.

Pada Agustus 2018 mencapai 11,25% lebih tinggi daripada Februari 2018 sebesar 8,92%. Meski lebih rendah jika dibandingkan pada Agustus 2017 yang hampir 12%. SMK lebih banyak mencetak lulusan bukan mencetak Tenaga Kerja apa masalahnya? Bisakah dan bagimana mapel PKK bisa mencetak produk unggulan SMK?

Nantikan tulisan edisi berikutnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jangan hanya mau menerima follow orang lain Pak Edy, Follow back itu pengikut anda

23 Jul
Balas

Ulasan yang mantap menambah pengetahuan baru bagi diriku salam kenal, ijin follow dan follow back ya

19 Jul
Balas



search

New Post