Edy Siswanto

Dr. Edy Siswanto, S.Pd., M.Pd. adalah Doktor Bidang Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes), Pemerhati Politik dan Pendidikan, Lulus ter...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengawal Mejalis Kajian Lebih Tsiqah

Mengawal Mejalis Kajian Lebih Tsiqah

Mengawal Mejalis Kajian Lebih Tsiqah

Edy Siswanto

Ada masukan bagimana jika Majelis Pengkajian Alqur'an Husnul Khatimah ; baca majelis. Dalam menyusun strukutur kepengurusan memasukan dewan pengarah atau dewan pakar.

Dewan pengarah atau bisa bisa disebut dewan pakar. Berfungsi memberikan masukan, nasehat dan pertimbangan. Keberadaan dewan pakar dalam kepengurusan majelis kajian bisa ada bisa tidak ada. Sekalipun sudah ada dalam dewan penasihat, maupun dewan pembina. Tugasnya hampir sama atau bisa dibilang sama. Tergantung seberapa besar kondisi majelis sudah berkembang. Yang perlu diketahui adalah struktur tersebut mesti in grup. Artinya orang yang masuk bukan orang dari luar. Dalam arti orang yang bisa memajukan dan bukan malah "bisa dikhawatirkan membuyarkan" jalannya organisasi. Bisa ada. Atau tidak ada. Juga tidak masalah. Namun apabila ada dewan pakar. Ada beberapa syaratnya :

Pertama, sejalan dengan visi-misi Husnul Khatimah, sebagaimana yang diwariskan mendiang Mbah Duki. Kajian kita bukan "melulu" mencukupkan ingin dan menarik masa sebanyaknya anggota atau jamaah. Yang selalu disampaikan Mbah Duki, majelis lebih menarik. Mempunyai keunikan sendiri. Berbeda dengan lainnya. Diantara perbedaan itu bisa dilihat dari adanya struktur kurikulum kajian dan judul materi yang akan dikaji. Terjadwal dan sistematis, ada narasumber sebagai rujukan. Sekalipun semua bisa menjadi narasumber namun tetap ada rujukan utama. Kedepan hasil kajian beserta pertanyaan dan jawaban bisa dan akan dibukukan. Karenanya bisa dilihat narasumber yang beliau almarhum undang, ada bisa Professor, doktor, dokter maupun yang expert dibidangnya. Tidak hanya lulusan perguruan tinggi umum namun juga pesantren. Ketika membahas ayat alqur'an yang sedang dikaji. Semua dibahas dalam pandangan alqu'ran sesuai bidang keahlian, kecenderungan dan latar belakang masing-masing narasumber.

Majelis adalah kajian yang berbeda dan mempunyai nilai tersendiri bagi anggotanya. Kuantitas masa penting. Namun lebih dari sekedar itu adalah kajian dikemas dialogis, akademis, meningkatkan tsaqofah dan fiqrah islam (pengetahuan dan pemikiran islam), memperkuat nafsiyah islamiyah (kepribadian islam), menumbuhkan budaya islami yang kuat. Kajian menyejukan hati, menentramkan fikiran dan memuaskan akal. Dalam bahasa mbah Duki tak sekedar "ngaji kuping" (jiping). "Guyonan" memuaskan sesaat kajian namun lupa saat kembali kerumah. Atau kembali lagi tak diterapkan hanya sebagai pengetahuan belaka. Dogmatis mendengarkan searah tanpa ada timbal balik (feed back). Tapi ada transfer knowledge dan dialogis.

Kedua, bukan jamaah partisan atau memihak orpol maupun ormas tertentu. "Merdeka dari kepentingan politik praktis". Semata kajian Dakwah dan Alquran. Li I'la li Kalimatillah Li Istinafil Hayatil Islamiyah. Anggota jamaah bisa dari semua segmen. Berlatar dari semua elemen masyarakat, maupun dari berbagai ormas dan orpol. Namun sekali lagi majelis membina mereka. Bukan sebaliknya.

Ketiga, kajian akademis artinya sumber kajian bisa dipertanggungjawabkan keilmuannya secara lmiah maupun alamiah. Alqur"an dan alhadist menjadi rujukan utama. Oleh dalam pandangan jumhur ulama. Kokoh dan konsisten dengan tuntunan Allah dan apa yang pernah dicontohkan Rasulullah SAW.

Dalam bahasa KH Nurhadi, sekretaris Mbah Duki. Majelis ini bertujuan menggali menggugah dan memberdayakan cerdik cendekiawan untuk membaca, mengartikan, menterjemahkan ayat AlQur'an serta mengaplikasikannya dalam amaliyah keseharian berupa bacaan secara jelas dan benar tajwid dan nahwu shorofnya serta menuangkannya dalam tulisan dan lisan.

Anggota kita mantan para pejabat dan berpendidikan namun dasar ilmu baca Al Qur'an belum dikuasai dan dibiasakan karena pekerjaan. Bukan menggali ilmu membaca tapi benar membacanya misal. ماشاءالله MAA SYAAAAAA. ALLAAH..bermula dari itu katanya

Keempat, hendaknya pengurus yang masuk, sekalipun dari berbagi unsur dan latar belakang. Mempunyai satu jiwa, satu ide, perasaan dan pemikiran. Semata ingin belajar kearah lebih baik. Husnul Khatimah konsisten tidak hanya mengajak belajar dan mengkaji Alqur'an. Namun juga meneladani, menerapkan Alqur'an dalam segala aspek kehidupan.

Kelima, memperkuat dan memperkokoh internal kelembagaan. Adanya struktur sebagaimana dimaksud hendaknya menguatkan bukan melemahkan. Hilang kekhawatiran. Jika jamaah diisi orang yang bukan tsiqah, seide, sejiwa dan sepola pikir. Apalagi menarik dan membawa jamaah dalam urusan kepentingan praktis sesaat. Sehingga lupa akan tujuan awal dibentuknya majelis yang sudah puluhan tahun berjalan. Ini yang perlu kita jaga dan kawal bersama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post